Ulak Kerbau Baru, Tanjung Raja, Ogan Ilir

desa di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan


Ulak Kerbau Baru adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia. Desa ini memiliki luas sekitar 2 km² dan dihuni oleh sekitar 1.755 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 877,50 jiwa/km²[1]. Mayoritas mata pencaharian penduduk desa ini adalah menjahit dan bertani.

Ulak Kerbau Baru
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Selatan
KabupatenOgan Ilir
KecamatanTanjung Raja
Kode pos
30663
Kode Kemendagri16.10.03.2019 Edit nilai pada Wikidata
Luas2 km²
Jumlah penduduk1.755 jiwa
Kepadatan877,50 jiwa/km²

Geografi

Desa Ulak Kerbau Baru terletak di Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini memiliki luas sekitar 2 km²[2]. Wilayah ini didominasi oleh dataran rendah dengan lahan pertanian dan perkebunan yang luas.

Iklim

Desa ini memiliki iklim tropis dengan dua musim utama yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan tinggi terjadi pada bulan Oktober hingga April, sementara musim kemarau berlangsung dari Mei hingga September. Suhu rata-rata berkisar antara 24°C hingga 32°C.

Demografi

Penduduk Desa Ulak Kerbau Baru berjumlah sekitar 1.755 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 877,50 jiwa/km²[3]. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan pengrajin pakaian[4]. Komposisi penduduk terdiri dari berbagai usia, dengan struktur masyarakat yang masih memegang erat adat dan budaya setempat.

Transportasi

Akses transportasi ke Desa Ulak Kerbau Baru umumnya melalui jalan darat, desa ini dilintasi oleh Jalan Lintas Timur Sumatera. Kondisi jalan yang menghubungkan desa ini dengan pusat Kecamatan Tanjung Raja dan wilayah lainnya bervariasi. Transportasi umum seperti angkutan desa juga tersedia, meskipun frekuensinya mungkin terbatas.

Ekonomi

Ekonomi desa ini didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. Tanaman utama yang dibudidayakan adalah padi dan karet[5]. Selain itu, terdapat banyak Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak di bidang pembuatan pakaian jadi, yang sangat berkontribusi terhadap perekonomian lokal[6]. Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan modal untuk pengembangan lebih lanjut.

Referensi