Uchimura Kanzō

Uchimura Kanzō (内村 鑑三, 26 Maret 1861 – 28 Maret 1930) adalah seorang yang berasal dari keluarga Samurai di Jepang.[1] Ia menyelesaikan pendidikannya di Akademi Pertanian Sapporo.[1] Ia pernah menjadi dosen di sebuah akademi pemerintah di Tokyo.[1] Namun, setelah ia dipecat dari pekerjaannya sebagai dosen, ia bekerja sebagai wartawan dan penerbit bacaan Kristen.[1] Salah satu majalah terbitannya yang terkenal ialah The Christian Intelligencer.[1] Uchimura meninggal pada tahun 1930.[1]

Uchimura Kanzō
Uchimura Kanzō, 1918
KebangsaanJepang
Goodreads author: 559901 Find a Grave: 6201059 Edit nilai pada Wikidata

Awalnya, ia hidup dalam prinsip-prinsip agama Kong Hu Cu dan agama Budha.[1] Ia sangat berpegang teguh kepada kebiasaan-kebiasaan tradisional Jepang, seperti kepercayaan bahwa kaisar sebagai Dewa.[1] Namun, keyakinannya berubah, sejak ia bertemu dengan dosennya yang berasal dari Amerika, yakni W.S. Clark. Sebagai seorang Kristen, Clark terkenal saleh dan giat menyaksikan imannya.[1] Inilah yang akhirnya membuat Uchimura Kanzo memilih untuk dibaptis dan menjadi seorang Kristen.[1]

Uchimura memiliki konsep pemahaman teologisnya tersendiri.[1] Menurutnya, bangsa Jepang adalah juga bangsa Allah.[1] Cita-cita kekristenan tidaklah kurang mulia jika dibanding dengan cita-cita Kong Hu Cu dan Budha.[1] Ia juga katakan "apabila seorang Jepang secara sungguh-sungguh dan berdiri sendiri percaya kepada Kristus, maka ia adalah seorang Kristen Jepang dan agama Kristennya adalah agama Kristen Jepang; Seorang Jepang tidak berbuat seakan-akan seluruh agama Kristen adalah miliknya.[1] Ia juga tidak menciptakan suatu agama Kristen yang baru, apabila ia menjadi seorang Kristen.[1]

Dalam usahanya mencari bentuk kekristenan yang bebas dari pengaruh Barat, ia mendirikan Non-Church Movement, suatu gerakan orang-orang Kristen yang tidak mau menjadi anggota salah satu gereja yang dibawa dari Barat.[2] Ia bersama dengan orang-orang yang ada didalamnya mendirikan sebuah jemaat kecil yang mandiri.[1] Jemaat ini tidak memiliki gedung gereja dan pendeta sehingga kebaktian diadakan di suatu tempat tertentu dengan pemimpinnya bergilir dari antara mereka.[1] Jemaat ini juga tidak memakai mimbar dan bangku (kursi) untuk duduk.[1] Penggunaan mimbar diganti dengan sebuah tong kosong dengan ibadah dilakukan sambil duduk di lantai.[1]

Referensi

  • Howes, John F. Japan's Modern Prophet: Uchimura Kanzo, 1861–1930. UBC Press; New Edition (2006), ISBN 0-7748-1146-3.
  • Caldarola, Carlo Christianity, The Japanese Way. Leiden: E.J. Brill (1979)

Pranala luar



🔥 Top keywords: Halaman UtamaIstimewa:PencarianKejuaraan Eropa UEFA 2024KleopatraDuckDuckGoIduladhaTaqabbalallahu minna wa minkumJepangMinal 'Aidin wal-FaizinPeringkat Dunia FIFAKejuaraan Eropa UEFADavina KaramoyAhmad LuthfiTijjani ReijndersIndonesiaSunjaya Purwadi SastraRumaniaKurban (Islam)Dompet elektronikFacebookKejuaraan Eropa UEFA 2020Hari TasyrikYouTubeDaftar film Indonesia tahun 2024Joko AnwarTino KarnoAurélie MoeremansKualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 (AFC)Hati SuhitaPembunuhan Muhammad Rizky Rudiana dan Vina Dewi ArsitaSapiKevin DiksCopa América 2024Lempar jamrahXNXXYandexMichelle ZiudithGoogle TerjemahanBen Sumadiwiria