Tu quoque

Tu quoque (/tjˈkwkw/, juga dibaca /tˈkwkw/;[1] dalam bahasa Latin berarti "kamu juga") adalah kesesatan logika tidak resmi yang dilakukan untuk mendiskreditkan argumen lawan dengan menegaskan bahwa ia telah gagal bertindak sesuai dengan apa yang ia sampaikan.

Kesesatan Tu quoque mengikuti pola berikut:

  1. A membuat klaim X.
  2. B menyatakan bahwa tindakan atau masa lalu A tidak sejalan dengan X.
  3. Maka X salah.[2]

Contohnya adalah

Joko: "Menurut saya, membunuh hewan untuk dimakan atau untuk membuat pakaian itu salah."
Hesti: "Tapi kamu memakai jaket kulit dan kamu memegang roti daging di tanganmu! Bagaimana mungkin kamu bisa berkata bahwa membunuh hewan untuk dimakan dan membuat pakaian itu salah?"[2]

Contoh lain di panggung perpolitikan internasional adalah negara A telah melakukan kejahatan perang, lalu ketika negara B mengkritiknya negara A akan mengatakan bahwa negara B juga pernah melakukan hal yang sama 50 tahun yang lalu.

Tu quoque dianggap sebagai kesesatan karena karakter moral atau tindakan masa lalu lawan tidak relevan dengan logika suatu argumentasi.[3] Taktik ini sering digunakan sebagai "hering merah" untuk mengalihkan subjek perbincangan dan juga dapat dianggap sebagai kesesatan ad hominem karena malah menyerang orangnya daripada isi argumennya.[4]

Catatan kaki

Bacaan lanjut

Pranala luar

🔥 Top keywords: Halaman UtamaIstimewa:PencarianDuckDuckGoKleopatraVoice of AmericaDonald TrumpKejuaraan Eropa UEFA 2024KecubungKejuaraan Eropa UEFALamine YamalYazid bin Abdul Qadir JawasDaftar final Kejuaraan Eropa UEFADaftar presiden Amerika SerikatJepangMukesh AmbaniPartai KasihIndonesiaMikel OyarzabalIsraelTim nasional sepak bola SpanyolThe Da Vinci Code (film)Pembunuhan Muhamad Rizky Rudiana dan Vina Dewi ArsitaCopa AméricaSekawan LimoKejuaraan Eropa UEFA 2020YandexJusuf HamkaJoe BidenSembilan NagaDani OlmoKereta BerdarahShannen DohertyCopa América 2024PemerintahCarlos AlcarazPancasilaRodri HernándezDaftar final Piala Dunia FIFAÁlvaro Morata