Terminal Joyoboyo

terminal bus di Indonesia

Terminal Joyoboyo atau Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) merupakan terminal penumpang tipe B dan terminal intermoda yang terletak di kawasan selatan pusat Kota Surabaya, tepatnya di Sawunggaling, Wonokromo. Nama terminal ini diambil dari nama penguasa terkenal pada masa kejayaan Kerajaan Kadiri, yaitu Prabu Jayabaya. Terminal ini terletak di utara tepian Kali Mas dan terletak di jaringan jalan nasional (Jalan Daendels) yang melintasi Kota Surabaya. Bangunan terminal ini berdekatan dengan beberapa bangunan penting seperti Stasiun Wonokromo (WO), Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Darmo Trade Center (DTC). Terminal seluas 11.134 m2 ini berfungsi melayani moda transportasi umum seperti angkutan kota (bemo), mobil penumpang umum (MPU), bus kota, Suroboyo Bus dan bus antarkota.[1][2][3]

Terminal Joyoboyo
Terminal Penumpang Tipe C
Kantor Terminal Joyoboyo
Nama lainTerminal Intermoda Joyoboyo (TIJ)
Lokasi
Koordinat7°17′56″S 112°44′14″E / 7.298858°S 112.737194°E / -7.298858; 112.737194
Pemilik Pemerintah Kota Surabaya
Operator Dinas Perhubungan Kota Surabaya
JalurJalan Nasional Rute Nasional 1 di {{Rute/Kode daerah
Jumlah peron1
Jumlah jalur5
Rute bus
Layanan • Angkutan Kota (Bemo)
 • Suroboyo Bus
 • Bus Kota
 • Bus Antarkota
 • MPU Antarkota (Bison)
Sejarah
DibukaTahun 1970
Dibangun kembaliTahun 2010
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah dan Perkembangan

Sejarah & Perkembangan Terminal Joyoboyo
NoTahunCatatan PeristiwaCatatan
11890Perusahaan Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) membuka dan mengoperasikan Stasiun Wonokromo Kota sebagai stasiun trem listrik dengan rute awal Wonokromo - Jembatan Merah. OJS juga menyediakan armada bus sebagai angkutan umum penjemput penumpang trem dan para pekerja OJS yang tinggal di kawasan selatan kota Surabaya. Bus tersebut mengantarkan penumpang ke seluruh kota di Jawa Timur, sehingga disebut bus antarkota dalam provinsi (AKDP). Bus memiliki pangkalan tepat di selatan stasiun (lokasi terminal saat ini).[4][5]
21911Jaringan trem listrik diperluas ke seluruh penjuru kota Surabaya.
31923Trem uap mulai beroperasi beriringan dengan trem listrik.
41949Seiring diakuinya kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Djawatan Kereta Api (DKA) mengambilalih operasional stasiun dan trem dari OJS. Bus bekas OJS tetap difungsikan sebagai angkutan umum.
51960Becak motor beroda tiga (seperti helicak) mulai beroperasi sebagai angkutan umum. Becak motor ini dikenal sebagai oplet oleh warga setempat. Operasional oplet dikelola oleh perorangan atau perusahaan swasta.[6][7][8][9]
61969Pemerintah Kota Surabaya menghentikan operasional trem listrik sebagai angkutan umum dalam kota, seiring mulai meningkatnya volume kendaraan di jalan raya.[4][5]
71969Pemerintah Kota Surabaya membangun terminal penumpang menggantikan pangkalan oplet dan bus antarkota di lokasi tersebut. Terminal ini diberi nama Terminal Joyoboyo.[3][6][7][8][9]
81970Pemerintah Kota Surabaya meresmikan dan membuka Terminal Joyoboyo untuk umum.
91978Pemerintah Kota Surabaya menghentikan operasional trem uap sebagai angkutan umum dalam kota. Akibatnya fungsi Stasiun Wonokromo Kota turut berhenti berhenti. Pemerintah Kota Surabaya mengganti angkutan dalam kota dengan transportasi bus dalam kota (bus kota). Perum DAMRI adalah perusahaan pelopor bus kota di kota Surabaya.[4][5]
101979Pemerintah Kota Surabaya menghentikan peredaran dan operasional bemo roda tiga (oplet) sebagai angkutan umum dalam kota.[6][7][8][9]
111979 - 1986Beberapa badan usaha milik swasta mulai mengganti oplet dengan kendaraan roda empat dengan kendaraan seperti Suzuki Carry atau Toyota Kijang. Angkutan umum tersebut dikenal sebagai bemo atau mikrolet oleh warga setempat. Bemo mempunyai beberapa trayek tetap.
121982Pemerintah Provinsi Jawa Timur merencanakan pembangunan terminal penumpang tipe A di daerah selatan perbatasan kota Surabaya, yaitu Desa Bungurasih. Rencana tersebut bertujuan untuk merelokasi bus antarkota dari Terminal Joyoboyo yang sudah tidak representatif lagi.[10][11][12]
131988Kendaraan bermotor model wagon (bagian belakang terdapat bak terbuka) mulai beroperasi sebagai angkutan umum. Kendaraan tersebut dikenal sebagai angguna atau angkutan serbaguna oleh warga setempat. Operasional angguna dikelola oleh perorangan atau perusahaan swasta.[13][14]
141989Pemerintah Provinsi Jawa Timur membangun terminal bus di Desa Bungurasih. Terminal tersebut diberi nama Terminal Purabaya.[10][11][12]
151991Pemerintah Provinsi Jawa Timur meresmikan dan membuka Terminal Purabaya untuk umum. Seluruh trayek bus antarkota dilarang memasuki Terminal Joyoboyo, terkecuali trayek bus antarkota rute Joyoboyo - Mojokerto.
161995Terminal Joyoboyo mendapatkan status sebagai terminal penumpang tipe B berdasarkan Kepmenhub 31/1995 tentang Terminal Transportasi Jalan.[15][16]
172010Pemerintah Kota Surabaya merencanakan pembangunan megaproyek Terminal Intermoda Joyoboyo berkonsep green building.[17][18][19]
182018Pemerintah Kota Surabaya merevitalisasi bangunan lama Terminal Joyoboyo menjadi gedung multifungsi lima lantai. Proyek ini adalah langkah awal dari megaproyek Terminal Intermoda Joyoboyo.[20][21]
192019Gedung baru Terminal Intermoda Joyoboyo diujicobakan untuk aktivitas angkutan kota dan parkir kendaraan wisata Kebun Binatang Surabaya (KBS).[22][23]
202021Pemerintah Kota Surabaya meresmikan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dan Jembatan Sawunggaling. Berkenaan dengan itu, Suroboyo Bus diizinkan untuk memasuki lajur keberangkatan dari dalam terminal ini.[24]

Status Terminal

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 30 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, Terminal Joyoboyo diklasifikasikan sebagai terminal penumpang tipe B karena terdapatnya layanan angkutan umum seperti angkutan kota, angkutan pedesaan dan angkutan antar kota dalam provinsi. Penanganan terminal ini menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Tingkat II, yaitu Pemerintah Kota Surabaya. Namun setelah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, penanganan terminal penumpang tipe B menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Tingkat I, yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Timur.[25][26]

Tanggal 24 Januari 2017, Gubernur Jawa Timur menandatangani surat kepada Menteri Dalam Negeri terkait keinginan Pemerintah Kota Surabaya untuk mengelola tiga terminal tipe B di Surabaya, yaitu Terminal Joyoboyo, Terminal Bratang, dan Terminal Kedung Cowek. Upaya tersebut dinilai beberapa pihak tidak membuahkan hasil, karena bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. Tanggal 22 September 2016, Pemerintah Kota Surabaya menyerahkan surat rekomendasi/penyerahan wewenang pengelolaan Terminal Joyoboyo kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun sampai tanggal 1 Januari 2017, Pemerintah Kota Surabaya belum melakukan serah terima P3D (Personil, Pendanaan, Sarana/Prasarana dan Dokumen) kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.[27][28][29]

Dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2019 tentang LaIu Lintas dan Angkutan Jalan sebelum terbitnya Undang-Undang no 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah penggolongan tersebut sudah ditentukan secara jelas dalam Pasal 34, bahwa terminal penumpang menurut pelayanannya , dikelompokkan dalam tipe A, B dan C untuk setiap tipe dibagi dalam beberapa kelas berdasarkan intensitas kendaraan yang dilayani;

Penjelasan terkait type dari terminal sebagaimana tersebut di atas adalah terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang tercantum dalam Pasal 60 berbunyi terminal penumpang menurut pelayanannya dikelompokkan dalam tipe yang terdiri atas:

a. Terminal tipe A merupakan terminal yang fungsi utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau angkutan antar kota antar propinsi dipadukan dengan pelayanan angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan perkotaan, dan/atau angkutan perdesaan;

b. Terminal tipe B merupakan terminal yang fungsi utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi dipadukan dengan pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan perdesaan;

c. Terminal tipe C merupakan terminal yang fungsi utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau perdesaan.

Berdasarkan hal diatas maka Terminal Joyoboyo yang sebelumnya merupakan terminal tipe B diklasifikasikan sebagai terminal tipe C dan hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor : 188.45/278/436.1.2/2017 tentang penetapan Terminal Joyoboyo sebagai terminal tipe C.

Rute Angkutan Kota (Surabaya)

Terminal Joyoboyo merupakan titik simpul pertemuan dari 18 trayek angkutan kota (bemo) di Surabaya. Angkutan kota tersebut menjangkau sub terminal dan pangkalan atau area parkir kendaraan (APK) yang tersebar kawasan di penjuru barat, utara dan selatan kota Surabaya. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Surabaya tahun 2017, sebagian besar trayek bemo menjangkau kawasan timur Surabaya (10 trayek) seperti Rungkut, Medokan Ayu, Bratang, Karang Menjangan (Airlangga), Tambakrejo, Mulyorejo dan Kenjeran. Sedangkan bagian utara Surabaya seperti Sidorame (Pegirian), Endrosono (Wonokusumo), Jembatan Merah (Krembangan Selatan), Demak (Morokrembangan), Kalianak dan Pasar Loak (Asemrowo) dilayani oleh 7 trayek bemo. Selain itu, terdapat 2 trayek yang menjangkau kawasan barat Surabaya seperti Karangpilang, Lakarsantri, Balongsari dan Manukan Kulon. Berikut adalah trayek bemo Surabaya (disertai keterangan kode trayek dan warna kendaraan) yang beroperasi di Terminal Joyoboyo.[30][31][32][33]

  1. Joyoboyo - Pasar Kupang - Stasiun Pasar Turi - Sidorame
  2. Joyoboyo - Ngagel - Stasiun Gubeng - Endrosono
  3. Joyoboyo - Dr. Soetomo - Karang Menjangan
  4. Joyoboyo - Wiyung - Lakarsantri
  5. Joyoboyo - Kedurus - Karangpilang
  6. Gadung - Joyoboyo - Kedungdoro - Pasar Loak
  7. Joyoboyo - Pasar Kupang - Banyuurip - Kalianak
  8. Joyoboyo - Margorejo - Rungkut Industri - Medokan Ayu
  9. Joyoboyo - Dinoyo - Kayun - Jembatan Merah Plaza (JMP)
  10. Joyoboyo - Ngagel - Karang Menjangan - Kenjeran
  11. Joyoboyo - Bratang - Kejawan Gebang - Kenjeran
  12. Joyoboyo - Karang Menjangan - Galaxy Mall - Wisma Permai (Mulyosari)
  13. Joyoboyo - Karang Menjangan - Sutorejo - Kenjeran
  14. Joyoboyo - Citra Raya - Balongsari
  15. Joyoboyo - Citra Raya - Manukan Kulon
  16. Joyoboyo - Panjang Jiwo - Rungkut
  17. Joyoboyo - Balai Pemuda - Kapas Krampung - Tambakrejo
  18. Joyoboyo - Pasar Kupang - Banyuurip - Demak

Rute Angkutan Kota (Perbatasan)

Moda transportasi angkutan kota selain menghubungkan Terminal Joyoboyo dengan kawasan di dalam Kota Surabaya, juga menghubungkan terminal ini dengan kawasan di luar perbatasan Kota Surabaya seperti kabupaten Gresik dan kabupaten Sidoarjo. Angkutan dengan rute tersebut disebut sebagai angkutan perbatasan. Angkutan perbatasan Gresik menjangkau kawasan di barat perbatasan kota seperti Menganti dan Kota Baru Driyorejo. Sedangkan angkutan perbatasan Sidoarjo menjangkau kawasan di selatan perbatasan kota seperti Gedongan (Wadungasri), Sedati dan ibukota Sidoarjo. Berikut adalah lima trayek angkutan kota (perbatasan) (disertai keterangan kode trayek dan warna kendaraan) yang beroperasi di Terminal Joyoboyo.[33][34][35][36][37][38]

  1. Joyoboyo - Wiyung - Lakarsantri - Kota Baru Driyorejo
  2. Joyoboyo - Wiyung - Lakarsantri - Menganti
  3. Joyoboyo - Jemursari - Rungkut - Wadungasri - Sedati
  4. Joyoboyo - Pabrik Paku (Kedungrejo) - Gedongan (Wadungasri)
  5. Joyoboyo - Waru - Gedangan - Sidoarjo

Rute Suroboyo Bus

Semenjak diresmikannya Jembatan Sawunggaling, moda transportasi Suroboyo Bus mulai masuk di Terminal Joyoboyo per tanggal 6 Februari 2021. Terminal ini menjadi halte lintasan dari koridor rute Terminal Purabaya - Halte Rajawali (Krembangan Selatan). Bus mulai melintasi lajur 8 terminal ini mulai pukul 06.23 WIB s/d 21.23 WIB dengan interval antar kedatangan setiap 15 menit. Sedangkan bus tumpuk koridor SBT rute Terminal Purabaya - Halte Tembaan (Tugu Pahlawan) tetap melintasi Halte Joyoboyo 1 (tidak masuk terminal) yang terletak di depan Polsek Wonokromo pada pukul 07.29 WIB, 09.29 WIB, 15.15 WIB dan 17.42 WIB. Sistem pembayaran bus ini menggunakan sampah botol plastik dan tidak menerima pembayaran tunai dalam bentuk lainnya.[39][40][41][42]

Rute Bus Kota

Terminal Joyoboyo merupakan halte lintasan dari beberapa trayek bus kota, yang menghubungkan terminal ini dengan beberapa titik di dalam kota Surabaya seperti Terminal Purabaya (Bungurasih), Terminal Tambak Osowilangon, Halte Jembatan Merah dan Pelabuhan Tanjung Perak. Armada yang digunakan adalah bigbus dengan kapasitas sampai dengan 60 penumpang. Per tahun 2017, terdapat 10 operator perusahaan otobus (PO) lokal yang melayani trayek bus kota di terminal ini. Berikut adalah daftar trayek bus kota yang melintasi Terminal Joyoboyo.[31][32][33][43]

  1. Terminal Joyoboyo - Terminal Purabaya (nonaktif)
  2. Terminal Purabaya - Terminal Joyoboyo - Pasar Kupang - Pasar Turi - Jembatan Merah
  3. Terminal Purabaya - Terminal Joyoboyo - Pasar Kupang - Pasar Loak - Terminal Tambak Osowilangon
  4. Terminal Purabaya - Terminal Joyoboyo - Darmo - Pelabuhan Tanjung Perak (nonaktif)
Perusahaan Otobus Operator Bus Kota di Terminal Joyoboyo
NoPerusahaan Otobus (PO)Kode Trayek
1PO Arjuna Muda
2PO Akas NR
3PO Mandiri Putra Baruna (MPB)
4PO Robana
5PO Rodta
6PO Indrapura
7PO Ladju
8PO Pemudi
9Perum DAMRI (Cabang Surabaya)
10PO Estraa Mandiri

Rute Bus Antarkota

Satu-satunya trayek moda transportasi bus antarkota dalam provinsi (AKDP) di Terminal Joyoboyo adalah trayek Joyoboyo - Mojokerto. Armada yang digunakan berupa medium bus dengan ciri livery berwarna hijau tua, sehingga sering disebut bus hijau (bis ijo) oleh warga setempat. Armada bus hijau mempunyai kapasitas sebesar 26 penumpang serta berfasilitas kelas ekonomi. Rute lintasan bus hijau dengan panjang trayek 49 km ini dimulai dari terminal ini menuju Darmo Trade Center (DTC) (Jagir), Taman Pelangi (Gayungan), Halte Medaeng, Halte Sepanjang (Geluran), Halte Kletek, Simpang Tiga Pokphan (Ponokawan), Simpang Lima Krian, Simpang Tiga Polsek Balongbendo, Halte Bakalan, halte Tjiwi Kimia (Kramat Temenggung) dan mengakhiri perjalanan di Terminal Kertajaya (Mojokerto).[44][45][46]

Bus hijau tidak masuk area terminal, namun bus ini mempunyai shelter yang terpisah di utara bangunan terminal ini, tepatnya di depan bangunan Eks Stasiun Trem Wonokromo. Jadwal keberangkatan bus hijau tersedia mulai pukul 04.30 s.d. 20.00 WIB, dengan interval antar keberangkatan 10 menit sekali. Metode pembayaran dilayani di atas kendaraan (oleh kondektur), tanpa melalui agen/loket bus. Tarif yang berlaku adalah Rp. 12.000 dan berlaku tarif kawasan (tahun 2019). Berikut merupakan beberapa perusahaan otobus (PO) penyedia layanan trayek antarkota Joyoboyo - Mojokerto di Terminal Joyoboyo.[47][48][49]

  1. PO Amoedi Putra
  2. PO Bina Wahana Mandiri
  3. PO Djoko Kendil
  4. PO Guntur
  5. PO Hikmah Trans Jaya
  6. PO Karya Bintang Mandiri
  7. PO Lina
  8. PO Mitra Jaya
  9. PO Sejati Indah

Rute Lintasan MPU Antarkota (Bison)

Moda transportasi Mobil Penumpang Umum (MPU) di Terminal Joyoboyo merupakan angkutan antarkota non bus menggunakan kendaraan bermerk Isuzu Elf berkapasitas 16 penumpang, atau biasa disebut Bison oleh warga setempat. Bison menghubungkan terminal ini dengan beberapa kawasan di luar kota Surabaya seperti Sidoarjo, Pasuruan, Malang dan Mojokerto. Terdapat dua trayek bison yang seluruhnya mempunyai titik awal dan akhir dari Taman Ngagel Tirto di Jalan Lumumba (Ngagel). Bison akan melintasi kawasan sekitar terminal ini sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir. Berikut adalah lintasan trayek bison yang melintasi Terminal Joyoboyo.[50][51][52][53]

  1. Surabaya (Joyoboyo) - Waru - Sidoarjo - Gempol - Pandaan - Purwosari - Malang (Arjosari)
  2. Surabaya (Joyoboyo) - Medaeng - Sepanjang - Krian - Balongbendo - Mojokerto (Lespadangan)

Bison pada kedua trayek tersebut mempunyai jalur lintasan yang beririsan dengan lintasan medium bus trayek Joyoboyo - Mojokerto. Seringkali terjadi konflik antara para pengemudi pada trayek tersebut. Hal ini disebabkan oleh ketidaktertiban beberapa oknum supir bison yang tidak bertanggungjawab serta perbedaan jenis izin trayek bison itu sendiri. Armada bison yang di Surabaya secara legal mengantongi izin trayek dari salah satu lembaga berbeda. Bison pemegang surat izin trayek dari Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo hanya diizinkan mengangkut penumpang hingga Terminal Purabaya. Sedangkan bison pemegang surat izin trayek dari Dinas Perhubungan LLAJ Provinsi Jawa Timur diizinkan mengangkut penumpang hingga Terminal Joyoboyo. Setelah melalui beberapa kali mediasi, diperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak, salah satunya mengenai penentuan halte naik-turun penumpang pada trayek-trayek bersangkutan.[4][54][55]

Galeri

Referensi

Pranala luar

  1. Website Resmi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur
  2. Website Resmi Dinas Perhubungan Kota Surabaya
  3. Akun Instagram Resmi Dinas Perhubungan Kota Surabaya
  4. Akun Instagram Resmi Seksi Pengelolaan Terminal Bidang Prasarana Transportasi Dinas Perhubungan Kota Surabaya