Super-imperialisme

Super-imperialisme adalah istilah Marxis yang memiliki dua makna. Makna pertama adalah hegemoni negara imperialis atas negara-negara saingannya yang lebih lemah (sub-imperialisme). Makna kedua adalah suprastruktur komprehensif yang berada di atas kumpulan negara imperialis yang sejajar. Makna terakhir ini muncul lebih dulu dan semakin langka pada pertengahan abad ke-20.

Asal mula istilah

Istilah "super-imperialisme" pertama kali dipakai pada bulan November 1914 sebagai terjemahan (keliru) istilah aslinya dalam bahasa Jerman, Ultra-Imperialismus. William E. Bohn, penerjemah artikel Karl Kautsky berjudul "Der Imperialismus",[1] (= "Imperialisme") beranggapan bahwa istilah Kartell dan Ultra-Imperialismus tidak bisa dicerna oleh pembaca "International socialist review", jurnal Marxis Amerika Serikat.[2] Bohn menghadapi dua masalah: Kartel kurang terkenal daripada trust yang lebih teratur di Amerika Serikat; kata ultra yang dalam bahasa Inggris berarti exaggerated (berlebihan) atau extreme (ekstrem). Ia kemudian menata ulang gagasan Kautsky agar mudah dipahami pembaca di Amerika Serikat, tetapi malah mengaburkan makna yang dimaksud Kautsky.

Makna terkini

Seiring bangkitnya perdebatan soal imperialisme pada tahun 1970-an, istilah "super-imperialisme" kembali digunakan, tetapi isinya berubah. Istilah ini sekarang berarti dominasi oleh negara adidaya Amerika Serikat dalam sistem imperialisme, ketika negara-negara imperialis lain tidak terlalu maju dan menjadi imperialis kelas dua.[3] Sejak itu pula, kata Ultraimperialismus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris secara harafiah menjadi ultra-imperialism dan kini dipakai untuk menyebut kerja sama antar-imperialis yang sejajar.

Referensi

Bahan bacaan