Sosialisme demokratis
Bagian dari seri |
Sosialisme |
---|
![]() |
Bagian dari seri tentang |
Marxisme |
---|
![]() |
Sosialisme demokrasi adalah filosofi politik yang menganjurkan demokrasi yang dilaksanakan bersamaan dengan kepemilikan sosial langsung atas alat produksi,[1] dengan penekanan pada manajemen mandiri dan manajemen demokrasi institusi ekonomi dalam suatu pasar atau suatu bentuk ekonomi sosialis terencana yang terdesentralisasi.[2] Sosialis demokratis menganut bahwa kapitalisme secara inheren tidak sesuai dengan apa yang mereka percaya sebagai nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, kesetaraan dan solidaritas. Mereka percaya juga bahwa cita-cita tersebut hanya dapat dicapai melalui realisasi masyarakat sosialis. Sosialisme demokratis dapat mendukung politik revolusioner maupun reformis sebagai sarana untuk membangun sosialisme.[3]
Dalam istilah sosialisme demokratis, kata sifat demokratis digunakan untuk membedakan sosialis demokratis dengan sosialisme yang terilhami Marxisme-Leninisme, yang dipandang banyak orang dalam praktiknya sebagai tidak demokratis atau otoriter.[4][5] Sosialis demokrat menentang sistem politik Stalinis dan perencanaan ekonomi tipe Soviet, menolak bentuk pemerintahan yang dianggap otoriter dan ekonomi komando yang sangat tersentralisasi seperti di Uni Soviet dan negara Marxis-Leninis lainnya pada awal abad ke-20.[6] Sosialisme demokratis dibedakan dengan konsep demokrasi sosial abad ke-20 atas dasar bahwa sosialis demokrat lebih berkomitmen pada transformasi ekonomi dari kapitalisme menuju sosialisme dengan menggunakan sarana pemerintahan; sedangkan demokrat sosial modern menentang penghapusan total kapitalisme dan sebaliknya mendukung reformasi progresif dari kapitalisme.[7]
Berbeda dengan demokrat sosial modern, kaum sosialis demokrat percaya bahwa reformasi yang bertujuan mengatasi kesenjangan sosial dan intervensi negara yang ditujukan untuk menekan kontradiksi ekonomi kapitalisme hanya akan membuat kapitalisme muncul di lain tempat dengan kedok yang berbeda. Sosialis demokrat percaya bahwa permasalahan sistemik kapitalisme hanya dapat diselesaikan dengan mengganti sistem ekonomi kapitalis dengan sosialisme — yaitu dengan mengganti kepemilikan pribadi dengan kepemilikan kolektif atas alat produksi dan memperluas demokrasi ke ranah ekonomi.[3][8] Asal-usul sosialisme demokratis dapat ditelusuri ke pemikir sosialis utopis abad ke-19 dan gerakan Chartisme Britania. Meski berbeda dalam detailnya, tetapi sama dalam esensi pengambilan keputusan demokratis dan kepemilikan publik atas alat produksi sebagai karakteristik positif dari masyarakat yang mereka anjurkan. Pada awal abad ke-20, reformisme gradualis demokrat sosial yang dianjurkan oleh Masyarakat Fabian Britania dan sosialisme revolusionernya Eduard Bernstein[9] di Jerman juga mempengaruhi perkembangan sosialisme demokratis.[10]
Definisi
Demokrasi sosial |
---|
![]() |
Bagian dari seri Politik |
Demokrasi |
---|
![]() |
Sosialisme demokratis didefinisikan dengan memiliki ekonomi sosialis di mana alat produksi (termasuk kekayaan) dimiliki atau dikendalikan secara sosial dan kolektif, bersamaan dengan sistem pemerintahan yang secara politik demokratis. Sosialisme demokratis menolak Marxisme-Leninisme dan turunannya seperti Stalinisme, Maoisme dan lainnya.[11] Peter Hain mengklasifikasikan sosialisme demokratis bersama dengan sosialisme liberal sebagai bentuk sosialisme dari bawah antiotoritarian (menggunakan istilah yang dipopulerkan Hal Draper), berbeda dengan Stalinisme, sebuah varian dari sosialisme negara. Bagi Hain, kesenjangan demokratis/otoriter ini lebih penting daripada kesenjangan revolusioner/reformis.[12] Partisipasi aktif penduduk secara keseluruhan dan pekerja secara khusus dalam pengelolaan ekonomi merupakan ciri sosialisme demokratis, sementara nasionalisasi dan perencanaan ekonomi tersentralisasi (dikendalikan oleh pemerintahan terpilih atau tidak) adalah ciri dari sosialisme negara. Argumen serupa yang lebih kompleks dikemukakan oleh Nicos Poulantzas.[13] Draper sendiri menggunakan istilah sosialisme revolusioner-demokratis sebagai tipe sosialisme dari bawah dalam The Two Souls of Socialism, dia menulis: "Pembicara utama di Internasional Kedua tentang Sosialisme-dari-Bawah revolusioner-demokratis [...] adalah Rosa Luxemburg, yang dengan tegas menempatkan kepercayaan dan harapannya pada perjuangan spontan kelas pekerja bebas sehingga pembuat mitos menciptakan "teori spontanitas".[14] Demikian pula, dia juga menulis tentang Eugene V. Debs: "sosialisme Debsian" membangkitkan respon luar biasa dari hati rakyat, tetapi Debs tidak memiliki penerus sebagai mimbar sosialisme revolusioner-demokratis".[15]
Sejarah
Abad ke-21
Progressive Alliance adalah internasional politik yang didirikan pada 22 Mei 2013 oleh partai-partai politik, yang sebagian besar di antaranya merupakan anggota dan mantan anggota Sosialis Internasional. Organisasi ini menyatakan tujuannya untuk menjadi jaringan global "gerakan progresif, demokratis, demokratis-sosial, sosialis dan buruh".[16][17] Sebagai sebuah istilah, sosialisme demokratis menjadi sinonim dengan demokrasi sosial dalam politik Amerika baru-baru ini akibat kebijakan demokrat sosial yang diadopsi oleh kaum progresif dan reformis liberal seperti presiden dari Demokrat, Woodrow Wilson dan Franklin D. Roosevelt, yang mengarah pada koalisi New Deal untuk mereformasi kapitalisme, tidak seperti sosialis di Eropa Barat dan tetap seperti itu meski keliru.[18] Pada 30 November 2018, The Sanders Institute dari Bernie Sanders[19] dan Gerakan Demokrasi di Eropa 2025 dari Yanis Varoufakis[20] mendirikan Progresif Internasional, sebuah organisasi politik internasional yang menyatukan sosialis demokratis dengan aktivis buruh, sayap kiri, progresif dan demokrat sosial.[21]
Afrika
Sosialisme Afrika telah dan terus menjadi ideologi utama di seluruh benua. Di Afrika Selatan, Kongres Nasional Afrika, meski tetap berafiliasi dengan Sosialis Internasional, meninggalkan kesetiaan sosialisnya setelah mendapatkan kekuasaan pada 1994 dan mengikuti jalan neoliberal.[butuh rujukan] Pada periode 2005-2007, negara ini didera oleh banyak protes dari komunitas miskin. Salah satunya memunculkan gerakan massa penghuni gubuk bernama Abahlali baseMjondolo yang terus berjuang untuk perencanaan rakyat banyak dan melawan melawan pembentukkan ekonomi pasar pada tanah dan perumahan meskipun mendapat penindasan besar-besaran dari polisi. Pada 2013, Serikat Nasional Pekerja Metal Seluruh Afrika, serikat pekerja terbesar di negara ini, memilih untuk menarik dukungan dari Kongres Nasional Afrika dan Partai Komunis Afrika Selatan dan membentuk partai sosialis untuk melindungi kepentingan kelas pekerja.[22] Partai ini bernama Front Bersatu.
Amerika
Amerika Utara
Di Kanada, sosialis demokratis Federasi Persemakmuran Koperasi (CCF), pendahulu demokrat sosial Partai Demokratis Baru (NDP), memiliki keberhasilan yang signifikan dalam perpolitikan provinsi. Pada 1944, CCF Saskatchewan membentuk pemerintahan sosialis pertama di Amerika Utara. Di tingkat federal, NDP menjadi Oposisi Resmi pada 2011-2015.
Amerika Selatan
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/66/F%C3%B3rum_Social_Mundial_2008_-_AL.jpg/220px-F%C3%B3rum_Social_Mundial_2008_-_AL.jpg)
Gelombang merah jambu adalah istilah yang digunakan dalam analisis politik kontemporer abad ke-21 di media dan tempat lain untuk menggambarkan persepsi bahwa politik sayap kiri semakin berpengaruh di Amerika Latin.[23][24][25] Foro de São Paulo adalah konferensi partai dan organisasi politik kiri dari Amerika Latin dan Karibia. Konferensi ini diluncurkan oleh Partai Pekerja pada 1990 di kota São Paulo. Forum São Paulo dibentuk pada 1990 ketika Partai Pekerja mendekati partai dan gerakan sosial Amerika Latin dan Karibia dengan tujuan untuk memperdebatkan skenario internasional baru setelah jatuhnya Tembok Berlin dan konsekuensi implementasi dari kebijakan neoliberal yang diadopsi pemerintahan berhaluan kanan di kawasan itu. Tujuan utamanya adalah untuk berdebat tentang alternatif dari neoliberalisme.[26] Anggotanya termasuk partai sosialis dan demokrat sosial yang saat ini berada dalam pemerintahan di kawasan, seperti Gerakan untuk Sosialisme Bolivia, Partai Pekerja Brasil, Aliansi PAIS Ekuador, Partai Sosialis Bersatu Venezuela, Partai Sosialis Chile, Front Luas Uruguay, Front Pembebasan Nasional Sandinista Nikaragua, dan Front Pembebasan Nasional Farabundo Martí El Salvador.
Asia
Di Jepang, Partai Komunis Jepang tidak menganjurkan revolusi kekerasan, melainkan mengusulkan revolusi demokratis untuk mencapai "perubahan demokratis dalam politik dan ekonomi". Ada minat yang muncul kembali terhadap Partai Komunis Jepang di antara kalangan pekerja dan anak muda karena krisis finansial pada akhir 2000-an.[27][28]
Setelah pemilihan umum 2008, Partai Sosialis Malaysia menempatkan anggota parlemen pertamanya, Michael Jeyakumar Devaraj.
Di Filipina, partai utama yang berkampanye untuk sosialisme demokratis adalah Partai Aksi Warganegara Akbayan. Partai ini didirikan oleh Joel Rocamora pada Januari 1998 sebagai partai sosialis demokratis[29] dan progresif[30] yang secara konsisten memenangkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, dengan Etta Rosales sebagai perwakilan pertamanya. Partai ini mendapat kursi Senat pertamanya pada 2016 ketika ketuanya, senator dan nominee Penghargaan Nobel Perdamaian, Risa Hontiveros terpilih.[31]
Pada 2010, terdapat 270 kibbutz di Israel. Pabrik dan pertaniannya menyumbang 9% dari hasil industri Israel, yang bernilai 8 miliar dollar AS; dan 40% keluaran agrikultur Israel, bernilai lebih dari 1,7 miliar dollar AS.[32] Beberapa kibbutz juga mengembangkan industri besar berteknologi tinggi dan industri militer. Juga pada tahun 2010, Kibbutz Sasa yang beranggotakan 200 orang, menghasilkan pendapatan 850 juta dollar AS dari industri plastik-militernya.[33]
Partai sosialis demokratis lainnya di Asia termasuk Partai Persatuan Nasional Afghanistan; Aksi Lima April di Hong Kong; Kongres Trinamool Seluruh India, Partai Samajwadi, Partai Samta, dan Front Demokratis Sikkim di India; Partai Sosialis Progresif di Lebanon; Forum Sosialis Federal dan Partai Naya Shakti di Nepal; Partai Buruh di Korea Selatan; serta Partai Rakyat Demokratis Suriah dan Uni Sosialis Arab Demokratis di Suriah.
Eropa
Laporan Kebahagiaan Dunia PBB menunjukkan bahwa negara-negara paling bahagia terkonsentrasi di Eropa Utara, di mana model Nordik dilaksanakan. Peringkat pertama ditempati oleh Denmark, di mana Demokrat Sosial memerintah pertama kali pada 1924, kemudian selama 1930-an dan 1940-an sampai 1947, dilanjutkan pada 1953-1966, 1971, 1975-1981, 1994-2001 dan akhirnya pada 2011-2015. Periode tersebut dikaitkan dengan keberhasilan model Nordik di kawasan ini, ketika sosialis demokrat serupa mendominasi panggung politik dan meletakan dasar bagi negara kesejahteraan universal pada abad ke-20. Negara-negara Nordik termasuk Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, Swedia, serta Greenland dan Kepulauan Faroe juga menempati peringkat tertinggi berdasarkan metrik PDB per kapita, harapan hidup sehat, memiliki seseorang yang dapat diandalkan, persepsi kebebasan untuk membuat pilihan kehidupan, kemurahan hati dan kebebasan dari korupsi.[34] Mereka juga berada di peringkat atas Indeks Persepsi Korupsi. Freedom in the World dari Freedom House menempatkan negara Skandinavia di peringkat atas pada indikator seperti kebebasan pers dan ekonomi, selain dari kebebasan sipil dan kerja.
Oseania
Beberapa tahun terakhir Australia mengalami peningkatan dalam minat sosialisme, khususnya di kalangan anak muda.[35] Paling kuat ada di Victoria, di mana tiga partai sosialis bergabung menjadi Sosialis Victoria, bertujuan untuk mengatasi permasalahan perumahan dan transportasi. Selandia Baru juga memiliki iklim sosialis, meski sebagian besar didominasi oleh kelompok Trotskyis.Di Melanesia, sosialisme Melanesia berkembang pada 1980-an, terinspirasi dari sosialisme Afrika. Bertujuan untuk mencapai kemerdekaan penuh dari Britania dan Prancis di wilayah Melanesia dan membentuk uni federal Melanesia. Gerakan ini populer dengan gerakan kemerdekaan Kaledonia Baru.[butuh rujukan][36]
Posisi ekonomi
Sosialis demokrat menganjurkan berbagai model sosialisme mulai dari sosialisme pasar di mana badan usaha dimiliki secara sosial dalam pasar kompetitif dan dalam beberapa kasus dikelola sendiri oleh pekerjanya; sampai dengan sosialisme partisipatoris berdasarkan pada perencanaan ekonomi terdesentralisasi.[37]
Secara historis, sosialisme demokratis telah berkomitmen pada perencanaan ekonomi di mana unit-unit produksi diintegrasikan ke dalam suatu organisasi tunggal dan diorganisir berdasarkan manajemen mandiri, bertentangan dengan perencanaan komando tipe Soviet.[38] Misalnya, Eugene V. Debs dan Norman Thomas, keduanya adalah kandidat presiden AS dari Partai Sosialis Amerika, memahami sosialisme sebagai sistem ekonomi yang disusun berdasarkan produksi untuk penggunaan dan kepemilikan sosial sebagai pengganti sistem profit dan kepemilikan pribadi.[39][40]
Pendukung kontemporer sosialisme pasar berpendapat bahwa alasan utama kekurangan ekonomi dari ekonomi terencana tipe Soviet adalah kegagalan mereka untuk membuat kriteria aturan dan operasional untuk operasi yang efisien bagi badan usaha negara, serta kombinasi dengan kurangnya demokrasi dalam sistem politik.[41]
Partai sosialis demokratis di parlemen
Di bawah ini merupakan daftar partai yang memiliki ideologi sosialisme demokratis atau sebagiannya, dan saat ini memiliki perwakilan di badan legislatif di negaranya.
- menunjukkan partai yang memerintah (termasuk sebagai mitra junior koalisi)
Partai | Negara | Dibentuk | % jumlah suara di pemilu terakhir | Kursi di majelis rendah (jika bikameral) |
---|---|---|---|---|
Front Pembebasan Nasional Sandinista | ![]() | 1961 | 65.86% (2016) | 71 / 92 (77%) |
Gerakan untuk Sosialisme | ![]() | 1998 | 61.36% (2014) | 88 / 130 (68%) |
Aliansi PAIS1 | ![]() | 2006 | 39.07% (2017) | 74 / 137 (54%) |
Front Luas | ![]() | 1971 | 49.45% (2014) | 50 / 99 (51%) |
Syriza | ![]() | 2004 | 35.46% (2015) | 145 / 300 (48%) |
Partai Buruh1 | ![]() | 1900 | 39.99% (2017) | 262 / 650 (40%) |
Partai Sosialis[42] | ![]() | 1997 | 31.15% (2019) | 34 / 101 (34%) |
Partai Sosialis Bersatu | ![]() | 2007 | 40.92% (2015) | 52 / 165 (32%) |
Sinn Féin[43][44] | ![]() | 1905 | 27.90% (2017) | 27 / 90 (30%) |
Inuit Ataqatigiit[45] | ![]() | 1976 | 25.78% (2018) | 8 / 31 (26%) |
Kiri Sosialis Demokratis[46] | ![]() | 2017[butuh rujukan] | 12.11% (2016) | 14 / 60 (23%) |
Unidos Podemos | ![]() | 2016 | 21.15% (2016) | 67 / 350 (19%) |
Plaid Cymru1[47][Verifikasi gagal][48][49][50] | ![]() | 1925 | 20.80% (2016) | 10 / 60 (17%) |
Gerakan Kiri-Hijau[51] | ![]() | 1999 | 16.89% (2017) | 11 / 63 (17%) |
Front Luas | ![]() | 2013 | 13.94% (2016) | 20 / 130 (15%) |
Sinn Féin[43] | ![]() | 1905 | 13.82% (2016) | 21 / 158 (13%) |
Partai Demokratis Baru1 | ![]() | 1961 | 19.71% (2015) | 41 / 338 (12%) |
Partai Demokratis Rakyat[52][53] | ![]() | 2012 | 11.70% (2018) | 67 / 550 (12%) |
Partai Pekerja | ![]() | 1980 | 10.30% (2018) | 56 / 513 (11%) |
Kiri[54] | ![]() | 2014 | 9.33% (2018) | 9 / 90 (10%) |
Die Linke[55] | ![]() | 2007 | 9.24% (2017) | 69 / 709 (10%) |
Partai Sosialis1 | ![]() | 1971 | 9.09% (2017) | 14 / 150 (9%) |
Partai Sosialis1 | ![]() | 1990 | 10.95% (2016) | 20 / 250 (8%) |
Partai Kiri | ![]() | 1917 | 8.02% (2018) | 28 / 349 (8%) |
Aliansi Merah-Hijau | ![]() | 1989 | 7.80% (2015) | 14 / 179 (8%) |
Rusia Berkeadilan1[56] | ![]() | 2006 | 6.34% (2016) | 16 / 225 (7%) |
Kiri Sosialis[57] | ![]() | 1975 | 6.02% (2017) | 11 / 169 (7%) |
Aliansi Kiri[58] | ![]() | 1990 | 7.13% (2015) | 12 / 200 (6%) |
Partai Sosialis dan Demokrat1[46] | ![]() | 2005 | 7.17% (2016) | 3 / 60 (5%) |
La France insoumise[59] | ![]() | 2016 | 11.03% (2017) | 17 / 577 (3%) |
Kiri[60] | ![]() | 1999 | 5.48% (2018) | 2 / 60 (3%) |
Bebas dan Setara1[61] | ![]() | 2017 | 3.39% (2018) | 14 / 630 (2%) |
Federasi Revolusioner Armenia[62][63] | ![]() | 1890 | 0.96% (2018) | 3 / 128 (2%) |
Gerakan Demokrat Sosialis | ![]() | 1978 | 0.17% (2014) | 1 / 217 (0%) |
Buruh – Partai Buruh1[64] | ![]() | 2010 | 0.26% (2016) | 0 / 151 (0%) |
- ^1Partai yang juga demokrat sosial.
Sosialis demokratis ternama
Politisi
Kepala pemerintahan
- Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru (2017–sekarang)[65]
- Salvador Allende, Presiden Chile (1970–1973)[66][67][68]
- Jacobo Árbenz, Presiden Guatemala (1951–1954)[69]
- Clement Attlee, Perdana Menteri Britania Raya (1945–1951)[70][71]
- Michelle Bachelet, Presiden Chile (2006–2010, 2014–2018)[72]
- David Ben-Gurion, Perdana Menteri Israel (1948–1954, 1955–1963)[73][74]
- Rómulo Betancourt, Presiden Venezuela (1945–1948, 1959–1964)[butuh rujukan]
- Zulfikar Ali Bhutto, Perdana Menteri Pakistan (1973–1977)[butuh rujukan]
- Léon Blum, Perdana Menteri Prancis (1936–1937, 1938)[75]
- Willy Brandt, Kanselir Jerman (1969–1974)[76][77]
- Hugo Chávez, Presiden Venezuela (1999–2013)[77][78][79] – diperdebatkan[80][81]
- Álvaro Colom, Presiden Guatemala (2008–2012)[77]
- Rafael Correa, Presiden Ekuador (2007–2017)[79] – diperdebatkan[81]
- António Costa, Perdana Menteri Portugal (2015–sekarang)[butuh rujukan]
- Alexander Dubček, pemimpin Marxis-Leninis Cekoslowakia (1968–1969)[82]
- Peter Fraser, Perdana Menteri Selandia Baru (1940–1949)[83]
- Mauricio Funes, Presiden El Salvador (2009–2014)[79]
- Mikhail Gorbachev, pemimpin Uni Soviet (1985–1991)[84][85]
- Norman Kirk, Perdana Menteri Selandia Baru (1972–1974)[86]
- Fernando Lugo, Presiden Paraguay (2008–2012)[79]
- Nelson Mandela, Presiden Afrika Selatan (1994–1999)[87][88]
- Michael Manley, Perdana Menteri Jamaika (1972–1980)[89]
- François Mitterrand, Presiden Prancis (1981–1995)[90][91]
- Evo Morales, Presiden Bolivia (2006–sekarang)[77][79]
- José Mujica, Presiden Uruguay (2010–2015)[79]
- Walter Nash, Perdana Menteri Selandia Baru (1957–1960)[92]
- Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India (1947–1964)[93][94]
- Andrés Manuel López Obrador, Presiden Meksiko (2018–sekarang)[butuh rujukan]
- Daniel Ortega, Presiden Nikaragua (1985–1990, 2007–sekarang)[79]
- Olof Palme, Perdana Menteri Swedia (1969–1976, 1982–1986)[77][82]
- Basdeo Panday, Perdana Menteri Trinidad dan Tobago (1995–2001)[butuh rujukan]
- José Ramos-Horta, Presiden Timor Timur (2007–2012)[95]
- Pedro Sánchez, Perdana Menteri Spanyol (2018–sekarang)[butuh rujukan]
- Salvador Sánchez Cerén, Presiden El Salvador (2014–sekarang)[butuh rujukan]
- Michael Joseph Savage, Perdana Menteri Selandia Baru (1935–1940)[96]
- Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Brasil (2003–2011)[77]
- Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia (1945–1947)[97]
- Kalevi Sorsa, Perdana Menteri Finlandia (1972–1975, 1977–1979, 1982–1987)[98]
- Alexis Tsipras, Perdana Menteri Yunani (2015)[99]
- Tabaré Vázquez, Presiden Uruguay (2005–2010, 2015–sekarang)[77]
Politisi lainnya
- Niki Ashton, Anggota Parlemen Kanada dari Churchill—Keewatinook Aski di Manitoba dan kandidat pemimpin pada Pemilihan ketua Partai Demokrasi Baru 2017[butuh rujukan][100]
- Obafemi Awolowo, Pendiri Action Group dan Perdana Menteri pertama Western State, Nigeria[101]
- Karl Barth, teolog Protestan Swiss (1886–1968)[102][103]
- Tony Benn, politisi terkemuka Partai Buruh Britania[104][105]
- Aneurin Bevan, pendiri National Health Service[106]
- Lee Carter, terpilih dalam Dewan Delegasi Virginia pada 2017[107]
- Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh Britania dan Pemimpin Oposisi (2015–sekarang)[108]
- James Connolly, revolusioner Irlandia[109][110]
- Eugene V. Debs, pemimpin serikat pekerja Amerika dan lima kali sebagai kandidat presiden dari Partai Sosialis Amerika[butuh rujukan][111]
- Tommy Douglas, politisi Kanada dan pendiri Medicare[112]
- Michael Harrington, pendiri Sosialis Demokratis Amerika[77]
- Denis Healey, politisi Partai Buruh Britania[113][114][115]
- Neil Kinnock, mengaku sosialis demokratis sebagai oposisi kepada pembelot Partai Demokrat Sosial[116]
- Ken Livingstone, Wali kota London 2000–2008[117]
- Alexandria Ocasio-Cortez, politisi dan aktivis politik Amerika[118]
- Bernie Sanders, Senator dari Vermont dan mengaku sosialis demokratis,[119] meski advokasi kebijakannya saat ini lebih sejalan dengan demokrasi sosial model Nordik[120][121][122][123][124]
- Kshama Sawant, anggota Dewan Kota Seattle[125]
- Dennis Skinner, politisi Buruh Britania[126][127]
- Norman Thomas, enam kali kandidat presiden dari Partai Sosialis Amerika[butuh rujukan][128]
- Rashida Tlaib, politisi, pengacara dan aktivis politik Amerika[129]
Intelektual dan aktivis
- Billy Bragg[130]
- Mario Bunge[butuh rujukan]
- John Dewey[butuh rujukan]
- Barbara Ehrenreich[butuh rujukan]
- Albert Einstein, fisikawan kelahiran Jerman yang menulis pandangan politiknya pada 1949 dalam artikel berjudul Why Socialism?[131][132]
- Erich Fromm[butuh rujukan]
- Mahatma Gandhi[butuh rujukan]
- Michael Harrington[butuh rujukan]
- Christopher Hitchens[133]
- Ben Jealous, kandidat Partai Demokrat untuk Pemilihan Gubernur Maryland 2018 dan mantan Presiden NAACP[butuh rujukan]
- Mary Harris Jones[butuh rujukan]
- Owen Jones[134]
- Helen Keller[butuh rujukan]
- Martin Luther King Jr., pemimpin pejuang hak sipil Afrika-Amerika[135][136][137]
- Naomi Klein[138]
- Rosa Luxemburg[139]
- Lawrence O'Donnell, analis politik Amerika.[140]
- George Orwell, novelis Inggris[141]
- Bertrand Russell, filsuf Britania[142]
- Andrei Sakharov, fisikawan, pembangkang, dan aktivis HAM Uni Soviet[143]
- Yanis Varoufakis, mantan Menteri Keuangan Yunani[butuh rujukan]
- Roger Waters[144]
- Harry S. Weeks IV, aktivis politik terkemuka dan pendiri Wheeling, Serikat Demokratis-Sosialis West-Virginia[butuh rujukan]
- Cornel West[butuh rujukan]
- Richard D. Wolff[145]
- Howard Zinn[146]
Lihat pula
- Komunisme dewan
- Demokrasi ekonomi
- Sosialisme gilda
- Sosialisme liberal
- Marxisme libertarian
- Sosialisme libertarian
- Daftar partai dan organisasi sosialis demokratis
- Sosialisme rakyat
- Demokrasi republik
- Demokrasi sosial
- Dewan pekerja
Referensi
Bibliografi
- Barrow, Logie; Bullock, Ian (1996). Democratic Ideas and the British Labour Movement, 1880–1914. ISBN 9780521560429.
- Busky, Donald F. (2000). Democratic Socialism: A Global Survey Greenwood Publishing. ISBN 0-275-96886-3.
- Draper, Hal (1966). "The Two Souls of Socialism". New Politics. 5 (1): 57–84.
- Hain, Peter (26 January 2015). Back to the Future of Socialism. Policy Press. ISBN 978-1-44732-166-8.
- Harrington, Michael (1989). Socialism: Past and Future. Arcade Publishing.
- Hatterlsey, Roy (1987). Choose Freedom: The Future of Democratic Socialism. Penguin. ISBN 0-14-010494-1.
- Miliband, Ralph (1994). Socialism for a Sceptical Age. London, United Kingdom: Polity Press.
- Reisman, Reidsman ed. (1996). Democratic Socialism in Britain: Classic Texts in Economic and Political Thought, 1825–1952. Chatto and Pickering. ISBN 978-1-85196-285-3. It includes texts by William Morris, George Bernard Shaw, G. D. H. Cole, Richard Crossman and Aneurin Bevan.
- Thomas, Norman (1953). Democratic Socialism: A New Appraisal. League for Industrial Democracy.
- Tomlinson, Jim (1997). Democratic Socialism and Economic Policy: The Attlee Years, 1945–1951. Cambridge University Press. ISBN 0-521-55095-5.
- Dorrien, Gary (2019). Social Democracy in the Making: The Political and Religious Roots of European Socialism. Yale University Press.
- Benn, Tony (1980). Arguments for Socialism. Penguin. ISBN 978-0140054897.
Pranala luar
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fa/Wikiquote-logo.svg/34px-Wikiquote-logo.svg.png)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Commons-logo.svg/30px-Commons-logo.svg.png)
- "What is Democratic Socialism? Q & A". Sosialis Demokratis Amerika.
- Schwartz, Joseph; Schulman, Jason (21 December 2012). "Towards Freedom: The Theory and Practice of Democratic Socialism". Sosialis Demokratis Amerika.
- Kamat, Vikas "Democratic Socialism in India". Kamat.
- Miliband, Ralph; Liebman, Marcel (1985). "Beyond Social Democracy". Marxists Internet Archive.
- Day, Megan (1 Agustus 2018). "Democratic socialism, explained by a democratic socialist". Vox.