Shen Yinhao

Wasit sepak bola Tiongkok

Shen Yinhao (lahir 1986) adalah wasit sepak bola asal Tiongkok. Dia telah menjadi wasit internasional penuh untuk FIFA sejak 2018.[1] Yinhao juga terlibat dalam berbagai kasus kriminal. Pada tahun 2020, ia menjadi sorotan sepakbola Tiongkok karena tesisnya yang diduga plagiat.[2] [3]

Shen Yinhao
Nama lengkapShen Yinhao
Lahir1986 (umur 37–38)
Shanghai, Tiongkok
Pekerjaan lainWasit AFF
Domestik
TahunLigaPeranan
2016–Liga Super TiongkokWasit
Internasional
TahunLigaPeranan
2018berlisensi FIFAWasit
Shen Yinhao
Hanzi sederhana: 寅豪

Saat menjadi wasit semifinal Piala Asia AFC U-23 antara Indonesia U23 dan Uzbekistan U23 pada 29 April 2024, ia menuai kontroversi karena penggunaan sistem Video Assistant Referee (VAR atau Asisten wasit video).[4] Khususnya dalam penganuliran gol Muhammad Ferarri karena offside, yang menjadi perdebatan utama. Selain menganulir gol Muhammad Ferarri, Yinhao juga membatalkan pelanggaran di kotak penalti terhadap gelandang Witan Sulaeman[5] dan memberikan kartu merah kepada Rizky Ridho melalui video asisten wasit atau VAR [6][7], dengan beberapa ahli mengutip bahwa pemeriksaan VAR tidak sesuai dengan standar wasit FIFA.[4][8][9]

Investigasi kriminal terhadap plagiarisme

Yinhao telah terlibat dalam banyak kasus kriminal. Pada tahun 2020, ia menjadi sorotan sepakbola Tiongkok karena tesisnya yang diduga plagiat.[10]

Berdasarkan laporan dari surat kabar Hong Kong South China Morning Post[11], pada tahun 2017, Shen Yinhao menerbitkan tesis berjudul 'Penyebab dan Pengelolaan Stres di Kalangan Wasit Perguruan Tinggi'. Namun terungkap bahwa tesis dengan metode dan penelitian serupa telah diterbitkan pada tahun 2012 oleh Lu Yunfei.

Tesis doktoral Yinhao lainnya yang berjudul 'Penelitian tentang situasi terkini dan strategi pengembangan sekolah tradisional di Kota Shanghai' juga diduga menjiplak karya Xuan Haide yang berjudul 'Investigasi situasi terkini dan mengatasi perkembangan sepak bola tradisional di Provinsi Anhui'.[12]

Universitas Tongji, tempat Yinhao menyelesaikan gelar master dan doktoralnya, telah meluncurkan penyelidikan atas kasus ini sementara Shen Yinhao menjabat sebagai wakil dekan Akademi Sepak Bola perguruan tinggi tersebut.[13] Dampak dari kasus tersebut membuat Shen Yinhao terancam hukuman berat, termasuk potensi pencabutan statusnya sebagai wasit oleh otoritas sepak bola Tiongkok. Diketahui, pada tahun 2018 lalu, pemerintah dan Partai Komunis China memperketat aturan terkait plagiarisme . [14] [15] Dokumen dari Partai Komunis Tiongkok menegaskan bahwa siapa pun yang melanggar integritas akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum.[16] [14]

Namun, di tengah kontroversi dan tuduhan kriminal, Shen Yinhao memenangkan penghargaan Peluti Perunggu di Liga A Tiongkok pada tahun 2015.[17]

Referensi