Prapaskah

hari raya keagamaan Kristen
(Dialihkan dari Pra-Paskah)

Prapaskah (bahasa Latin: Quadragesima, "masa 40 hari"[1]) adalah masa tirakat umat Kristen menjelang hari raya Paskah. Masa Prapaskah bermula pada hari Rabu Abu dan berakhir kira-kira enam pekan kemudian, sesudah matahari terbenam pada hari Kamis Putih[2] atau Sabtu Suci (Malam Paskah),[3] berpulang kepada denominasi atau adat-istiadat setempat. Bagaimanapun juga, amalan-amalan masa Prapaskah terus dijalankan sampai matahari terbenam pada hari Sabtu Suci. Di Gereja-Gereja Timur, baik Ortodoks Timur, Lutheran Timur, maupun Katolik Timur, masa Prapaskah berakhir pada tengah hari Sabtu Suci.[4][5]

  • Prapaskah
  • Quadragesima
Krusifiks dan patung-patung di gereja diselubungi kain ungu, warna liturgis masa Prapaskah
JenisKekristenan
Perayaan
  • Penghilangan Gloria dan Haleluya pada pelbagai kidung
  • Penutupan gambar dan ikon kudus
Kegiatan
Mulai
Berakhir
Tanggalberagam mengikuti tanggal dan hari Paskah
Tahun 2024
  • 14 Februari – 28 Maret atau 30 Maret (Barat)
  • 18 Maret – 26 April (Timur)
Tahun 2025
  • 5 Maret – 17 April atau 19 April (Barat)
  • 3 Maret – 11 April (Timur)
Tahun 2026
  • 18 Februari – 2 April atau 4 April (Barat)
  • 23 Februari – 3 April (Timur)
Frekuensitahunan
Terkait denganPeristiwa Keluaran, Pencobaan Yesus
Tahun Liturgi
Gereja Ritus Barat
Gereja Ritus Timur

Masa Prapaskah adalah waktunya umat beriman mempersiapkan diri menyambut Paskah dengan doa, matiraga, pertobatan, amal kasih, hidup sederhana, dan penyangkalan diri.[6] Umat Kristen Katolik, Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Anglikan, Lutheran, Kalvinis (termasuk Presbiterian dan Kongregasional), Metodis, Moravian, Persatuan Protestan memberlakukan masa Prapaskah.[7][8][9] Beberapa jemaat Anabaptis, Baptis, dan Kristen Nondenominasi juga memberlakukan masa Prapaskah.[10][11]

Pada masa Prapaskah, banyak umat Kristen mengamalkan laku puasa dan berpantang kemewahan tertentu dalam rangka meneladani laku tirakat Yesus Kristus saat berkhalwat di padang gurun selama 40 hari.[12][13][14] Tindakan ini disebut pengorbanan Prapaskah.[15] Banyak umat Kristen juga menjalankan disiplin rohani Prapaskah, misalnya membaca renungan harian atau berdoa dengan berpedoman kepada kalender Prapaskah, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.[16][17] Ibadat Jalan Salib, devosi mengenang penderitaan Kristus memanggul salib sepanjang jalan sampai wafat disalib, juga kerap dilaksanakan. Untuk menghormati masa Prapaskah, banyak gereja Katolik, Lutheran, Anglikan, maupun Metodis tidak menghiasi altar dengan karangan bunga, serta menyelubungi krusifiks, arca-arca gereja, dan lambang-lambang religius lainnya dengan kain lembayung.

Sepanjang sejarah Dunia Kristen, beberapa kelompok umat menandai masa Prapaskah dengan berpantang daging, terutama di kalangan umat Lutheran, umat Katolik, dan umat Anglikan.[18][19][20]

Sesuai tradisi, masa Prapaskah bergulir selama 40 hari, untuk memperingati 40 hari Yesus bertirakat dan dicobai Iblis di padang gurun sebelum berkarya secara terbuka, sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Injil Matius, Injil Markus, dan Injil Lukas.[21][22] Pekan terakhir masa Prapaskah adalah Pekan Suci, yang berawal pada hari Minggu Palma. Seturut riwayat Perjanjian Baru, peristiwa penyaliban diperingati pada hari Jumat Agung, sementara peristiwa kebangkitan Yesus dirayakan dengan meriah pada permulaan hari Minggu Paskah, hari pertama masa Paskah.

Etimologi

Umat bersama rombongan rukun petobat berpawai memperingati Pekan Suci di Granada, Nikaragua. Warna lembayung kerap dikaitkan dengan laku silih dan wairagya. Amalan serupa juga terdapat di negara-negara Kristen lainnya, dan kadang-kadang dikaitkan dengan puasa.[23]

Istilah "prapaskah" (sebelum paskah) mula-mula dipakai umat Katolik Indonesia sebagai pengganti frasa "masa puasa", istilah lama yang merupakan terjemahan kata vastentijd dari bahasa Belanda. Istilah "masa puasa" menonjolkan amalan yang dikerjakan. Istilah di negara-negara lain yang searti dengan "masa puasa" adalah postní doba dalam bahasa Ceko, Fastenzeit dalam bahasa Jerman, dan fasten atau fastetid dalam bahasa Norwegia. Bahasa-bahasa lain menggunakan istilah yang dapat diterjemahkan menjadi "puasa besar" dalam bahasa Indonesia, misalnya الصوم الكبير (assaumul kabir) dalam bahasa Arab, wielki post dalam bahasa Polandia, великий пост (vieliki post) dalam bahasa Rusia, dan великий піст (velyky pist) dalam bahasa Ukraina.

Istilah Yunani dan Latin untuk masa Prapaskah lebih menonjolkan jangka waktunya. Dalam bahasa Yunani modern, masa Prapaskah disebut Σαρακοστή (Sarakostí), turunan dari istilah lama Τεσσαρακοστή (Tesarakostí), yang berarti "masa 40 hari". Padanan Latinnya adalah quadragesima. Kata latin ini menjadi cikal bakal istilah prapaskah di dalam bahasa-bahasa rumpun Romawi (quaresma dalam bahasa Katala, Ositan, dan Portugis, carême dalam bahasa Prancis, coresma dalam bahasa Galisia, quaresima dalam bahasa Italia, păresimi dalam bahasa Rumania, caresima dalam bahasa Sardinia, cuaresma dalam bahasa Spanyol, cwareme dalam bahasa Walon) maupun bahasa-bahasa di luar rumpun Romawi (kreshma dalam bahasa Albania, garizuma dalam bahasa Basko, korizma dalam bahasa Kroasia, carghas dalam bahasa Gael Irlandia dan Skotlandia, kwaresima dalam bahasa Swahili, kuwaresma dalam bahasa Tagalog, c(a)rawys dalam bahasa Wales).

Bahasa Rumania juga memiliki istilah postul mare yang berarti "puasa besar", sementara bahasa Belanda juga memiliki istilah veertigdagentijd dan quadragesima yang berarti "masa 40 hari".

Jangka waktu

Kebanyakan penganut agama Kristen memperingati Prapaskah sejak hari Rabu Abu dan berakhir pada hari Kamis Putih.[22][24]Enam hari Minggu di antaranya tidak dihitung, karena masing-masing merupakan "Paskah kecil", yaitu peringatan kemenangan Yesus atas dosa dan kematian.[21]Salah satu perkecualian terkenal adalah di Keuskupan Agung Milan yang mengamalkan Ritus Ambrosian, di mana Prapaskah dimulai pada hari Minggu 6 minggu sebelum Paskah.[25]

Sejak Konsili Vatikan Kedua, gereja Katolik Roma menetapkan hari Jumat Agung sampai Sabtu Suci sebagai dua hari pertama "Easter Triduum" dan bukan lagi sebagai dua hari terakhir Prapaskah, meskipun peringatan Prapaskah tetap dilanjutkan sampai "Easter Vigil".

Di gereja-gereja yang mengikuti "Ritus Bizantium" (misalnya gereja Ortodoks Timur dan gereja Katolik Timur), 40 hari Prapaskah dihitung berbeda, sebagaimana perbedaan perhitungan tanggal untuk hari Paskah. Puasa dimulai pada hari Senin Bersih ("Clean Monday"), dengan memasukkan setiap hari Minggu, sampai berakhir pada hari Jumat sebelum Minggu Palem. Hari-hari khusus Sabtu Lazarus ("Lazarus Saturday"), Minggu Palem dan Pekan Suci dianggap masa puasa yang terpisah. Seluruh masa Prapaskah ini disebut "Great Lent" atau Puasa Besar.

Dalam gereja Ortodoks Oriental, ada sejumlah tradisi setempat selama Prapaskah. Gereja Ortodoks Koptik, gereja Ortodoks Etiopia dan gereja Ortodoks Eritrea memperingati 8 minggu Prapaskah, di mana tanpa menyertakan hari Sabtu dan Minggu, merupakan 40 hari puasa.[25]

Perayaan sebelum Prapaskah

Peringatan Karnaval Prapaskah. Bagian dari lukisan tahun 1559 "The Battle between Carnival and Lent" ("Perang antara Karnaval dan Prapaskah") oleh Pieter Bruegel the Elder
Tumpukan jerami dengan pohon fir dan boneka "penyihir" diikat di sana, untuk acara tradisional "Funken" bonfire pada hari Minggu pertama Prapaskah di Herdwangen, Baden-Württemberg, Jerman
Pembakaran "Funken"

Perayaan karnaval tradisional yang mendahului masa Prapaskah diadakan sebelum memasuki masa puasa. Yang paling terkenal adalah di Rio de Janeiro; di samping karnaval di Trinidad & Tobago, Venice, Cologne, Mobile di Alabama dan New Orleans di Louisiana. Acara ini terkenal dengan nama Mardi Gras atau "Shrove Tuesday" atau "Fat Tuesday" (hari "Selasa Gemuk").

Puasa dan pantang

Puasa pada masa Prapaskah lebih berat pada zaman dulu daripada zaman sekarang. Socrates Scholasticus mencatat bahwa di beberapa tempat, semua bahan makanan dari binatang dilarang, sementara di tempat lain ikan dan burung boleh dimakan, buah-buahan dan telur dilarang, dan di tempat lain hanya makan roti. Ada tempat di mana umat berpantang makan selama satu hari penuh; di tempat lain hanya makan sekali sehari, atau berpantang makan sampai jam 3 siang. Di banyak tempat, kebiasaan puasa ini diakhiri di waktu petang, di mana umat hanya makan makanan kecil tanpa sayur maupun alkohol.

Di awal Abad Pertengahan, bahan makanan mengandung daging, telur dan susu umumnya dilarang. Thomas Aquinas berpendapat bahwa "bahan-bahan itu memberi kesukaan lebih banyak (daripada ikan), dan banyak nutrisi bagi tubuh, sehingga dengan memakannya memberi lebih banyak kelebihan untuk proses seminal, yang jika berlebihan memberi dorongan kepada hawa nafsu."[26] Namun, dispensasi untuk bahan dari susu diberikan sebagai donasi untuk pembangunan sejumlah gereja, termasuk "Menara Mentega" di gereja Katedral Rouen. Di Spanyol, peraturan untuk "Holy Crusade" (diperbarui secara teratur setelah tahun 1492) mengizinkan makan bahan dari susu[27] dan telur selama Prapaskah sebagai ganti kontribusi kepada konflik. Giraldus Cambrensis dalam tulisannya Itinerary of Archbishop Baldwin through Wales melaporkan bahwa "di Jerman dan daerah arktik," "orang-orang saleh," makan ekor berang-berang (beaver) sebagai "ikan" karena bentuknya mirip dengan ikan dan mudah didapat.[28]

Di masyarakat barat kebiasaan ini sekarang lebih kendor, meskipun di gereja Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental dan Gereja Katolik Timur, masih berlaku pantangan untuk semua bahan binatang termasuk ikan, telur, burung dan susu yang dari binatang (kambing atau sapi, bukan dari kacang kedelai atau kelapa), sehingga hanya makanan dari tumbuhan (vegetarian/vegan) yang dimakan selama 44 hari Prapaskah mereka.Dalam gereja Katolik Roma diharapkan untuk pantang makan daging atau makanan lain setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan bertepatan dengan hari raya. Pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung diwajibkan untuk melakukan pantang dan puasa; sementara rincian ketentuannya ditetapkan oleh masing-masing uskup. (Kan. 1251-1253)[29]

Hari-hari Raya

Sejumlah hari penting selama Prapaskah:

  • Rabu Abu, hari pertama masa Prapaskah di gereja barat.
  • Clean Monday (atau "Senin Abu"), hari pertama Prapaskah di gereja timur.
  • Hari Minggu Prapaskah ke-4, yang menandai titik tengah antara Rabu Abu dan Paskah, kadang disebut Laetare Sunday, di gereja Katolik Roma, atau "Mothering Sunday", yang menjadi sama dengan "Mother's Day" di Inggris. Namun, mulanya adalah perayaan pada abad ke-16 untuk "Mother Church" (gereja induk). Pada hari Laetare Sunday, pastor boleh memakai jubah berwarna merah muda, sebagai pengganti ungu.
  • Hari Minggu Prapaskah ke-5, juga disebut Passion Sunday (istilah ini juga dipakai untuk Minggu Palem), menandai permulaan Passiontide
  • Hari Minggu Prapaskah ke-6, umumnya disebut Minggu Palem, menandai permulaan Pekan Suci, minggu terakhir Prapaskah sebelum Minggu Paskah.
  • Hari Rabu dalam Pekan Suci disebut "Spy Wednesday" (Rabu Mata-mata atau Pengintai) untuk memperingati hari-hari Yudas Iskariot mengintai Yesus Kristus di taman Getsemani sebelum mengkhianati-Nya.
  • Hari Kamis dalam Pekan Suci disebut Kamis Putih (Maundy Thursday atau Holy Thursday), merupakan hari peringatan Perjamuan Terakhir yang dilakukan oleh Yesus Kristus dengan murid-murid-Nya.
  • Jumat Agung, hari peringatan Kematian Yesus dan penguburan-Nya
Salib ditutupi selama Passiontide dalam masa Prapaskah (Pfarrkirche St. Martin di Tannheim, Baden Württemberg, Jerman).

Dalam gereja Katolik Roma, Easter Triduum adalah peringatan tiga hari yang dimulai dengan nyanyian pembukaan Misa untuk Perjamuan Kudus. Setelah peringatan hari Kamis Putih sore, hosti kudus diambil dengan khusuk dari altar ke tempat penyimpanan di mana orang percaya diundang untuk menyembah "tubuh kudus Kristus". Pada hari berikutnya, diadakan liturgi peringatan penderitaan Kristus pada pukul 3 sore. Ibadah ini terdiri dari pembacaan Alkitab terutama dari Injil Yohanes tentang penderitaan Yesus Kristus, diikuti dengan doa, pemujaan salib Yesus dan kemudian Perjamuan Kudus di mana hosti, yang dikuduskan pada sore sebelumnya, dibagikan. Easter Vigil di waktu malam antara Sabtu Suci petang dan Minggu Paskah subuh dimulai dengan pemberkatan api dan lilin khusus dengan pembacaan Alkitab yang berhubungan dengan baptisan, lalu menyanyikan Gloria in Excelsis Deo, pemberkatan air, dilakukan baptisan dan konfirmasi untuk orang dewasa, kemudian jemaat diundang untuk memperbarui janji baptisan mereka; akhirnya Misa dilakukan seperti biasa mulai dari Persiapan Persembahan dan selanjutnya.

Pekan Suci dan masa Prapaskah, tergantung dari denominasi Kristen dan kebiasaan setempat, diakhiri dengan Easter Vigil pada Sabtu Suci sore atau subuh pada hari Minggu Paskah. Ada kebiasaan di sejumlah gereja untuk mengadakan ibadah subuh di lapangan terbuka.

Dalam gereja Katolik Roma, Lutheran, dan banyak gereja Anglikan, para pendeta berpakaian ungu selama Prapaskah. Pada hari Minggu ke-4 Prapaskah, boleh memakai warna merah muda. Di beberapa gereja Anglikan sejenis kain lenan yang tidak diputihkan atau muslin yang disebut "Lenten array", dipakai selama 3 minggu pertama Prapaskah, kemudian warna merah selama Passiontide.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar