Pankreatitis

Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis.[1] Pankreas adalah organ besar di belakang perut yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan sejumlah hormon.[1] Gejala-gejalanya adalah sakit perut, mual dan muntah.[1] Rasa sakitnya sering kali terasa hingga ke belakang dan sangat menyakitkan.[1] Dalam kasus pankreatitis akut, demam juga bisa terjadi dan gejalanya biasanya hilang dalam beberapa hari.[1] Dalam kasus pankreatitis kronis, kelebihan lemak tinja dan diare juga bisa terjadi.[1] Komplikasi yang dapat muncul adalah infeksi, pendarahan, diabetes melitus atau permasalahan organ lainnya.[1]

Pankreatitis
Pankreas dan organ-organ di sekitarnya
Informasi umum
SpesialisasiGastroenterologi, operasi umum
PenyebabBatu empedu, konsumsi alkohol dalam jumlah besar, trauma langsung, obat-obatan tertentu, beguk[1]
Faktor risikoMerokok[2][3]
Aspek klinis
Gejala dan tandaSakit perut, mual, muntah, demam, kelebihan lemak tinja
KomplikasiInfeksi, pendarahan, diabates melitus[1]
DurasiJangka pendek atau panjang[1]
DiagnosisAmilase atau lipase darah[1]
Distribusi dan frekuensi
Prevalensi8.9 juta (2015)[5]
Kematian132.700 (2015)[4]

Penyebab pankreatitis akut yang paling umum adalah batu empedu dan konsumsi alkohol dalam jumlah yang besar.[1] Penyebab lainnya adalah trauma, obat-obatan tertentu, infeksi dan tumor.[1] Pankreatitis kronis dapat terjadi akibat pankreatitis akut.[1] Penyebab pankreatitis kronis yang paling umum adalah konsumsi alkohol dalam jumlah besar selama bertahun-tahun.[1] Penyebab lainnya adalah tingkat lemak darah dan kalsium darah yang tinggi, beberapa obat-obatan, dan penyakit genetik tertentu, seperti fibrosis sistik.[1] Merokok dapat meningkatkan risiko pankreatitis akut dan kronis.[2][3] Diagnosis pankreatitis akut didasarkan pada peningkatan amilase atau lipase di dalam darah sebanyak tiga kali lipat.[1] Dalam kasus pankreatitis kronis, hasil tes amilase atau lipase mungkin akan tampak normal.[1] Ultrasound dan CT scan juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini.[1]

Pankreatitis akut biasanya ditangani dengan memberikan cairan intravena, pengurang rasa sakit dan kadang-kadang juga diberi antibiotik.[1] Biasanya pasien tidak boleh makan atau minum dan tabung dimasukkan ke dalam perut.[1] Prosedur endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dapat dilakukan untuk membuka saluran pankreas yang terhambat.[1] Untuk pasien yang memiliki batu empedu, kantung empedunya juga dapat dikeluarkan.[1] Untuk jangka panjang diperlukan perubahan gaya makan dan penggantian enzim pankreatik.[1] Kadang-kadang operasi tambahan diperlukan untuk mengeluarkan salah satu bagian dari pankreas.[1]

Pada tahun 2015, terdapat 8,9 juta kasus pankreatitis di seluruh dunia[5] yang mengakibatkan 132.700 kematian, sementara pada tahun 1990 jumlahnya hanya 83.000.[4][6] Pankreatitis akut dapat terjadi dalam 30 dari 100.000 orang setiap tahunnya.[2] Kasus pankreatitis kronis yang baru dapat muncul dalam 8 dari 100.000 orang setiap tahunnya dan saat ini menyerang 50 dari 100.000 orang di Amerika Serikat.[7] Penyakit ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.[1] Seringkali pankreatitis kronis mulai muncul pada umur 30 hingga 40, sementara penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak.[1]

Pankreatitis akut pertama kali dideskripsikan dalam proses otopsi pada tahun 1882, sementara pankreatitis kronis pertama kali dideskripsikan pada tahun 1946.[7]

Pankreatitis akut

Radang akut terjadi setelah simtoma iskemia dan gangguan sirkulasi mikro pada pankreas.[8] Meskipun injeksi etanol menginduksi iskemia pada pankreas di dalam percobaan laborat, hanya 10% pecandu alkohol menderita radang akut pankreas. Sekresi enzim fosfolipase A2 selama masa akut akan menimbulkan kerusakan pada sel sentroasinar di dalam pankreas, memantik lintasan nekrosis dan meningkatkan kadar plasma amilase dan lipase.[9]

Pankreatitis kronis

Radang kronis pada pankreas ditandai dengan atrofi grandular, perubahan duktular dan fibrosis yang ekstensif.[10]

Terapi dengan Vitamin C diketahui dapat meringankan stres oksidatif dan kerusakan sel pada pankreas, dengan meningkatkan aktivitas superoksida dismutase dan menurunkan aktivitas malondialdehid.[10] Pada beberapa kasus juga terjadi penurunan asam hialuronat dan laminin.

Lihat pula

Rujukan

🔥 Top keywords: Halaman UtamaIstimewa:PencarianKejuaraan Eropa UEFA 2024KleopatraDuckDuckGoIduladhaTaqabbalallahu minna wa minkumJepangMinal 'Aidin wal-FaizinPeringkat Dunia FIFAKejuaraan Eropa UEFADavina KaramoyAhmad LuthfiTijjani ReijndersIndonesiaSunjaya Purwadi SastraRumaniaKurban (Islam)Dompet elektronikFacebookKejuaraan Eropa UEFA 2020Hari TasyrikYouTubeDaftar film Indonesia tahun 2024Joko AnwarTino KarnoAurélie MoeremansKualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 (AFC)Hati SuhitaPembunuhan Muhammad Rizky Rudiana dan Vina Dewi ArsitaSapiKevin DiksCopa América 2024Lempar jamrahXNXXYandexMichelle ZiudithGoogle TerjemahanBen Sumadiwiria