Pandangan Syi'ah mengenai Al-Qur'an

Pandangan Syi'ah mengenai Al-Qur'an memiliki pandangan yang banyak berbeda dengan pandangan Sunni, tetapi teks (naskah) Al-Qur'an tidak berbeda (persis). Terdapat perbedaan pendapat tentang Al-Qur'an bahwa Syi'ah memperselisihkan keabsahan Al-Qur'an menurut penyusunan Utsmaniyah,[1] Sejak abad ke-10, hanya satu dati total tujuh sarjana Syī‘ah yang mempercayai bahwa terdapat penghilangan naskah dalam penyusunan Utsmani.[2]

Sejarah

Syī‘ah menggunakan memfungsikan Al-Qur'an sama dengan Sunni, tetapi mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an pertama kali disusun oleh Utsman bin Affan.[3] Syi'ah percaya bahwa Qur'an telah dikumpulkan dan dilengkapi oleh Nabi Muhammad selama masa hidupnya.[4][5][6]

Sarjana Syi'ah yang mendukung adanya penyimpangan Al-Qur'an

  • Ahmad ibn Muhammad al-Sayyari (abad ke-9)[7]
  • Ali Ibn Ibrahim Qomi (d. 919)[8]
  • Al Ayyaashi (d. 932)
  • Muhammad ibn Ya'qub al-Kulayni (d. 941)
  • Al-Shaykh Al-Mufid (d. 1022) [9]
  • Mohsen Fayz Kashani (d. 1680)[8]
  • Ni'matullah Al Jazaa'iri (d. 1701)
  • Muhammad Baqir Behbahani (d. 1791)[10]
  • Mirza Husain Noori Tabarsi (d. 1902)
  • Agha Bozorg Tehrani (d. 1970)[11]

Perbedaan pandangan

Terdapat beberapa kesalahpahaman dan tuduhan yang sering diperdebatkan tentang Syiah terkait keyakinan mereka, seperti Muhibb-ud-Deen Al-Khatib,[12] mengklaim bahwa Syiah membantah versi saat ini, termasuk bahwa mereka menambahkan dua sūrah tambahan, Surah al-Wilayah dan al-Nurain.[13]

Lihat pula

Referensi