Commuter Line Bandung Raya

jalur kereta api di Indonesia

Commuter Line Bandung Raya[a] merupakan layanan kereta api yang dioperasikan oleh KAI Commuter Wilayah II Bandung yang melayani relasi PurwakartaPadalarangCicalengka. Kereta api ini berhenti di setiap stasiun yang dilewatinya kecuali Stasiun Andir yang masih dalam tahap pembangunan.

Commuter Line Bandung Raya
B
Commuter Line Bandung Raya Ekonomi persiapan memasuki Stasiun Bandung (atas), Commuter Line Bandung Raya tiba di Stasiun Haurpugur (bawah)
Informasi umum
Jenis layananKereta api komuter
StatusBeroperasi
Operator saat iniKAI Commuter Wilayah II Bandung
Operator sebelumnyaKereta Api Indonesia
Daerah Operasi II Bandung
Jumlah penumpang harian35.256 (rerata hari biasa)
39.949 (rerata akhir pekan)
73.527 (puncak, 30 April 2023)[1]
Situs webhttps://commuterline.id
Lintas pelayanan
Stasiun awalPadalarang
Stasiun akhirCicalengka
Jarak tempuh42 km
Waktu tempuh rerataRata-rata 2 jam
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEkonomi
Pengaturan tempat duduk106 tempat duduk disusun 3-2
kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan
Fasilitas restorasiTidak ada
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, lapisan laminasi isolator panas.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Kecepatan operasional10–90 km/h (10–30 km/h di petak BandungAndir)
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal385 (Purwakarta–Cicalengka)
342–347, 350–357, 361–368, 371–377, 380–384 (Padalarang–Cicalengka)
348, 358 (Padalarang–Kiaracondong)
360, 369-370 (Kiaracondong–Cicalengka)

Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian Bandung bersama dengan Pemerintah Kota Bandung akan segera merencanakan mengelektrifikasi jalur Commuter Line ini menjadi KRL Commuter Line. Rencana tersebut akan dimulai pada 2024 dengan fase pertama di petak PadalarangBandung dan dilanjutkan dengan fase kedua di petak Bandung–Cicalengka.[2][3][4] Rencana ini juga diharapkan dapat membantu konektivitas layanan kereta cepat Whoosh sebagai alternatif dari maupun menuju pusat Kota Bandung.

Sejarah

Pada awal pengoperasiannya, kereta ini menggunakan rangkaian kereta rel diesel MCW 302 (produksi tahun 1982) yang terdiri dari 6-7 kereta. Kemudian, rangkaian kereta ini mulai digantikan oleh KRD MCW 301 yang telah dimodifikasi dan ditarik lokomotif. Pada 2015, KA ini menggunakan K3 biasa bekas KA Patas AC dan KA Penataran Ekspres yang berhenti beroperasi. Per 1 April 2022, terdapat perubahan operator dan pengelolaan manajemen dari Kereta api Commuter Line Bandung Raya, yang sebelumnya dikelola oleh Kereta Api Indonesia, kemudian diserahkan ke KAI Commuter.

Saat ini, Kereta api Commuter Line Bandung Raya telah mengalami berbagai pengembangan, salah satunya pada infrastruktur stasiun. Stasiun-stasiun di jalur PadalarangBandung telah menjalani revitalisasi dalam mendukung proyek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung.[5][6][7] Saat ini pula, sedang dijalankan pembangunan jalur ganda KiaracondongCicalengka oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Dalam proyek tersebut, Stasiun Gedebage dan Stasiun Andir sedang diaktifkan untuk pelayanan penumpang.[8][9]

Terdapat wacana untuk mengonversi rangkaian kereta api ini menjadi kereta rel listrik. Pada 2023, Dinas Perhubungan Kota Bandung mengumumkan bahwa proyek konversi tersebut akan dibagi menjadi dua tahap, yakni PadalarangBandung dan BandungCicalengka. Rencananya, proyek tersebut akan selesai pada 2024.[10][11][12]

Mulai 1 Juli 2023, bersamaan dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api tahun 2023, nama layanan kereta api ini berubah dari "KA Bandung Raya Ekonomi" menjadi "Commuter Line Bandung Raya", sejalan dengan penyeragaman jenama kereta api lokal lainnya di Indonesia.[13]

Penamaan

Masyarakat umum, hingga saat ini, sering menyebut KA ini sebagai "KRD" karena sempat menggunakan rangkaian KRD. Selain itu, terdapat penyebutan "KRD Ekonomi" dan "Baraya" untuk membedakannya dengan KRD Patas yang saat itu merupakan KA kelas bisnis.[14]

Per 1 Juni 2023 seiring berlakunya grafik perjalanan kereta api (GAPEKA) Kereta api lokal Bandung Raya berganti jenama "Commuter Line Bandung Raya".

Kapasitas

Kapasitas dalam satu rangkaian kereta api ini adalah sekitar 742 kursi, tersebar dalam tujuh kereta kelas ekonomi. Dalam pengoperasiannya, tiket dijual dengan komposisi 100% tempat duduk dan 50% tiket berdiri dari kapasitas kursi yang tersedia dalam satu rangkaian kereta api. Dalam hal ini pun terdapat batasan jumlah tiket yang dijual pada setiap jadwal di stasiun keberangkatan maupun stasiun persinggahan, stasiun keberangkatan awal dibatasi kurang lebih sekitar 500 tiket dan stasiun persinggahan 50 hingga 100 tiket per jadwalnya, kebijakan ini diberlakukan dalam rangka memenuhi kenyamanan yang dibutuhkan oleh penumpang kereta api ini, serta secara hukum dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.[butuh rujukan]

Tarif

Mulai 7 Juli 2017, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung memberlakukan tarif flat "Rp 5.000,00" untuk Kereta api Commuter Line Bandung Raya.[15]

Serta pemesanan tiket Kereta api Commuter Line Bandung Raya bisa dengan aplikasi Access By KAI minimal 2 jam hingga 7 hari sebelum keberangkatan dan di loket beberapa jam setelah keberangkatan sebelumnya.

Rute dan pemberhentian

Rute kereta api lokal Bandung Raya

Kereta api Commuter Line Bandung Raya melintasi lima wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Rute utama kereta api ini menghubungkan wilayah barat ke timur, mulai dari Padalarang di Kabupaten Bandung Barat menuju Cicalengka di Kabupaten Bandung dan sebaliknya. Sepanjang perjalanannya, kereta api akan berhenti di pusat Kota Cimahi dan Kota Bandung. Terdapat pula rute yang lebih panjang, dari Cicalengka menuju Purwakarta, meskipun dengan frekuensi perjalanan yang lebih sedikit daripada rute Padalarang—Cicalengka.

Sesuai dengan GAPEKA 2023, Commuter Line Baraya memiliki 40 perjalanan dua arah dengan komposisi relasi:

  • Dari barat ke timur:
    • 17 perjalanan dari Padalarang hingga Cicalengka
    • 2 perjalanan dari Padalarang hingga Kiaracondong
    • 2 perjalanan dari Kiaracondong hingga Cicalengka
  • Dari timur ke barat:
    • 17 perjalanan dari Cicalengka hingga Padalarang
    • 1 perjalanan dari Cicalengka hingga Kiaracondong
    • 1 perjalanan dari Cicalengka hingga Purwakarta

Terdapat pula 6 perjalanan Commuter Line Garut yang mendukung Commuter Line Baraya

No. stasiunB Stasiun/halteAntarmoda penghubungKeteranganLokasi
LW10B01C01PurwakartaKabupaten PurwakartaJawa Barat
B02C02Ciganea
B03C03Sukatani
B04C04Plered
B05C05CikadongdongKabupaten Bandung Barat
B06C06Rendeh
B07C07Maswati
B08C08Sasaksaat
B09C09Cilame
B10C10KC01Padalarang
  • Stasiun terminus bagi seluruh kereta api lokal Bandung Raya dari Cicalengka, kecuali KA 385 tujuan Purwakarta, dan KA 369 yang hanya sampai Kiaracondong
  • Integrasi dengan Trans Metro Pasundan
  • Integrasi dengan Terminal Padalarang
B11C11Gadobangkong
B12C12KC02Cimahi
  • Integrasi dengan Terminal Pasar Antri Baru Cimahi
Kota Cimahi
B13C13CimindiKota Bandung
B14C14Andirrencana
B15C15Ciroyom
  • KA 350, 358, 348, 357, 347 tidak berhenti
  • Integrasi dengan Terminal Ciroyom
B16C16KC03Bandung
B17C17Cikudapateuh
B18C18Kiaracondong
  • Stasiun terminus bagi KA 348, KA 358, dan KA 369 dan stasiun pemberangkatan KA 360 dan KA 370
B19C19Gedebage
B20C20Cimekar
  • KA 370, 360, 369 tidak berhenti
B21C21RancaekekKabupaten Bandung
B22C22Haurpugur
  • KA 370, 360, 369 tidak berhenti
B23C23Cicalengka
  • Stasiun terminus bagi seluruh kereta api lokal Bandung Raya kecuali KA 348 dan KA 358 yang hanya sampai Kiaracondong
  • Integrasi dengan Terminal Cicalengka

Insiden

Pada 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB, Commuter Line Bandung Raya nomor 350 relasi Padalarang–Cicalengka mengalami kecelakaan antarkereta dengan kereta api Turangga nomor PLB 65A relasi Surabaya Gubeng–Bandung di Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kecelakaan ini terjadi di sinyal masuk Stasiun Cicalengka atau km181+700. Kejadian ini menyebabkan empat orang tewas, yaitu masinis KA Bandung Raya, asisten masinis KA Bandung Raya, pramugara KA Turangga, dan petugas pengamanan Stasiun Cimekar. Sementara itu dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan KA Commuter Line sebanyak 191 penumpang, sebanyak 37 penumpang mengalami luka ringan.[16] Imbas dari kejadian tersebut, lalu lintas kereta api lintas selatan Jawa di koridor BandungKroya terganggu.[17]

Galeri

Lihat pula

Catatan

Referensi

Pranala luar