Kabupaten Nganjuk

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa


Kabupaten Nganjuk (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀, Pegon: ڠانجوك; pengucapan bahasa Jawa: [ŋand͡ʒʊk̚]) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk dikenal dengan nama Bhumi Anjuk Ladang yaitu Tanah Kemenangan. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.

Kabupaten Nganjuk
Bumi Anjuk Ladang
Transkripsi bahasa daerah
 • JawaNganjuk (Gêdrig)
ڠانجوك (Pégon)
ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀ (Hånåcåråkå)
Searah jarum jam: Pertunjukan jaranan, Prasasti Anjuk Ladang, Air Terjun Sedudo, dan Air Terjun Singokromo
Lambang resmi Kabupaten Nganjuk
Julukan: 
  • Bumi Anjuk Ladang
  • Kota Angin
  • Prabu Singo Barong
Motto: 
Baswara Yudhia Karana
(Jawa Kuno) Cemerlang Karena Perjuangan
Peta
Peta
Kabupaten Nganjuk di Jawa
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk
Peta
Kabupaten Nganjuk di Indonesia
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk (Indonesia)
Koordinat: 7°36′00″S 111°56′00″E / 7.6°S 111.9333°E / -7.6; 111.9333
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri10 April 937
Dasar hukumUU No. 12/1950
Hari jadi9 April 937; 1087 tahun lalu (937-04-09)
Ibu kotaNganjuk
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 20
  • Kelurahan: 73
  • Desa: 364
Pemerintahan
 • BupatiSri Handoko Taruna (Pj.)
 • Wakil Bupatilowong
 • Sekretaris DaerahNur Solekan
 • Ketua DPRDTatit Heru Tjahjono
Luas
 • Total1.224,33 km2 (472,72 sq mi)
Populasi
 • Total1.928.972
 • Kepadatan1,600/km2 (4,100/sq mi)
Demonim- Wong Nganjuk
- Cah Nganjuk
Demografi
 • Agama
  • 99,10% Islam
  • 0,03% Hindu
  • 0,02% Buddha
  • 0,02% Kepercayaan[1]
 • BahasaIndonesia (resmi),
Jawa (dominan)
- Jawa Mataraman,
Lainnya
 • IPMKenaikan 74,32 (0.936)
Tinggi (2021)[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3518 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 358
Pelat kendaraanAG xxxx U*/V*/W*/X*
Kode Kemendagri35.18 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023NJK
DAURp 1.120.545.177.000,- (2020)[3]
Semboyan daerahNganjuk Nyawiji
Flora resmiNangka genjah
Fauna resmiAyam hutan hijau
Situs webwww.nganjukkab.go.id

Geografi

Kabupaten Nganjuk terletak antara 111o5' sampai dengan 112o13' BT dan 7o20' sampai dengan 7o59' LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau setara dengan 122.433 Ha terdiri dari atas:

  • Tanah sawah 43.052 Ha
  • Tanah kering 32.373 Ha
  • Tanah hutan 47.007 Ha

Topografi

Secara topografi wilayah kabupaten ini terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.

Kabupaten Nganjuk identik dengan keberadaan Gunung Wilis sebab 2 puncak tertinggi pegunungan Wilis berada di Nganjuk tepatnya Puncak Liman di Desa Ngliman, Sawahan dan Puncak Limas di Desa Bajulan, Loceret. Terdapat 3 Kecamatan yang berada di lereng gunung wilis yakni Loceret, Ngetos dan Sawahan.

Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu daerah fokus pemerintah untuk menyerap bawang merah dan menjadi stok pemerintah tiap tahunnya. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi fokus penyerapan bawang merah adalah, Nganjuk, Brebes, Bima dan Solok.

Sebagai sentra penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur dan salah satu fokus penyerapan bawang merah oleh pemerintah, bukan hal yang mengherankan bila di sebagian besar wilayah Nganjuk terutama Kecamatan Sukomoro ke Barat meliputi Kecamatan Gondang, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan banyak dijumpai orang menanam, memanen, menjemur, atau memperjualbelikan bawang merah.

Bila mengunjungi Nganjuk atau bermaksud membeli bawang merah, pasar Sukomoro dapat menjadi pilihan utama, selain tentunya dengan berinteraksi langsung dengan petani lokal. Pasar Sukomoro yang terletak di Jalan Surabaya–Madiun, Kecamatan Sukomoro ini dikenal sebagai pasar yang fokus pada transaksi jual-beli bawang merah. Beberapa kecamatan yang menjadi penyuplai stok bawang merah di Pasar Sukomoro diantaranya adalah Kecamatan Rejoso, Kecamatan Gondang, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan.

Iklim

Wilayah Kabupaten Nganjuk beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Oleh karena iklimnya yang dipengaruhi angin muson, wilayah kabupaten ini mempunyai dua musim, yaitu musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat–barat laut dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara. Periode musim kemarau di wilayah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan JuniSeptember yang ditandai dengan rata-rata curah hujan di bawah 100 mm per bulannya. Sementara itu, periode musim penghujan di daerah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan DesemberMaret dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm per bulan. Jumlah curah hujan di wilayah Kabupaten Nganjuk berada pada angka 1400–1900 mm per tahun dengan hari hujan ≥90 hari hujan per tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Nganjuk berada pada angka 21 °C–32 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun cukup tinggi yakni berkisar antara 67–84% per tahunnya.

Data iklim Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rata-rata tertinggi °C (°F)29.5
(85.1)
29.9
(85.8)
30.2
(86.4)
30.7
(87.3)
31
(88)
31.1
(88)
31.2
(88.2)
31.8
(89.2)
32.8
(91)
32.8
(91)
32
(90)
30.2
(86.4)
31.1
(88.03)
Rata-rata harian °C (°F)25.6
(78.1)
25.7
(78.3)
26.4
(79.5)
27
(81)
26.3
(79.3)
25.9
(78.6)
25.6
(78.1)
25.9
(78.6)
26.8
(80.2)
27.1
(80.8)
27
(81)
26.5
(79.7)
26.32
(79.43)
Rata-rata terendah °C (°F)21.7
(71.1)
21.8
(71.2)
22.8
(73)
23
(73)
21.9
(71.4)
20.8
(69.4)
20.1
(68.2)
21.1
(70)
21.9
(71.4)
22.7
(72.9)
23
(73)
21.9
(71.4)
21.89
(71.33)
Presipitasi mm (inci)306
(12.05)
270
(10.63)
243
(9.57)
154
(6.06)
112
(4.41)
43
(1.69)
36
(1.42)
31
(1.22)
35
(1.38)
106
(4.17)
142
(5.59)
264
(10.39)
1.742
(68,58)
Rata-rata hari hujan 181614127433371215114
% kelembapan84838280797369676871758176
Rata-rata sinar matahari bulanan1731491852232362432792842682652211862.712
Sumber #1: Climate-Data.org [4]
Sumber #2: Weatherbase [5]

Sejarah

Kediaman bupati Nganjuk antara tahun 1860 dan 1900
Pabrik gula Nganjuk tahun 1920

Nganjuk berdasarkan Prasasti Anjuk Ladang dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.[6]

Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul: ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta kecuali Nganjuk yang merupakan mancanegara kasunanan Surakarta.

Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 Juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment.Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek di bawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1.Di mana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibu kota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.

Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibu kota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan:III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs:de Chineeshe Wijkde kampong Mangoendikarande kampong Pajamande kampong Kaoeman.Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibu kota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

Peninggalan Bersejarah

Gapura masuk wilayah Nganjuk pada tahun 1935 di daerah Wilangan

Pemerintahan

Daftar Bupati

NoBupatiMulai JabatanAkhir JabatanWakil BupatiKet.
1.K. R. T. Sosrokoesoemo I (Kanjeng Jimat)1760
2.K. R. T. Sosrodirjo1760
3.K. R. T. Sosrokoesoemo II18311852
4.R. Ng. Pringgodigdo18521866
5.K. R. T. Soemowilojo18661878
6.K. R. T. Sosrokoesoemo III18781901
7.R. M. A. A. Sosrohadikoesoemo19011936
8.R. T. A. Prawirowidjojo19361943
9.R. Mochtar Praboe Mangkoenegoro19431947
10.Mr. R. Iskandar Gondowardojo19471949
11.R. M. Djojokoesoemo19491951
12.K. I. Soeroso Atmohadiredjo19511955
13M. Abdoel Sjoekoer Djojodiprodjo19551958
14M. Poegoeh Tjokrosoemarto19581960
15.Soendoro Hardjoamidjojo, SH19601968
16Soeprapto, BA19681978
17Drs. Soemari19781983
18.Drs. Ibnu Salam19831993
19.Drs. Soetrisno Rachmadi19932003
20.Ir. Siti Nurhayati20032008Djaelani Iskak
21Drs. H. Taufiqurrahman200816 April 2013K. H. Abdul Wahid Badrus, M.Pd.I
16 April 20132018
22. Novi Rahman Hidayat, S.Sos., M.M.24 September 201810 Mei 2021Dr. drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.H., MBA.
23. Dr. drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.H., MBA.11 Mei 202110 April 2023Pelaksana Tugas
24
Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.M., M.B.A.10 April 2023Sekarang


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Nganjuk dalam dua periode terakhir.

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-2019[7]2019-2024[8]
PKB6 9
Gerindra7 6
PDI-P11 13
Golkar6 5
NasDem(baru) 4 3
PKS1 2
Perindo(baru) 1
PPP2 2
PAN1 0
Hanura3 6
Demokrat4 3
Jumlah Anggota45 50
Jumlah Partai10 10


Kecamatan

Kabupaten Nganjuk terdiri dari 20 kecamatan, 20 kelurahan, dan 264 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.096.944 jiwa dengan luas wilayah 1.224,25 km² dan sebaran penduduk 896 jiwa/km².[9][10]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Nganjuk, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
StatusDaftar
Desa/Kelurahan
35.18.14Bagor219Desa
Kelurahan
35.18.10Baron11Desa
35.18.03Berbek19Desa
35.18.17Gondang17Desa
35.18.20Jatikalen11Desa
35.18.08Kertosono113Desa
Kelurahan
35.18.19Lengkong16Desa
35.18.04Loceret22Desa
35.18.13Nganjuk132Desa
Kelurahan
35.18.02Ngetos9Desa
35.18.18Ngluyu6Desa
35.18.07Ngronggot13Desa
35.18.05Pace18Desa
35.18.09Patianrowo11Desa
35.18.06Prambon14Desa
35.18.16Rejoso24Desa
35.18.01Sawahan9Desa
35.18.12Sukomoro210Desa
Kelurahan
35.18.11Tanjunganom214Desa
Kelurahan
35.18.15Wilangan6Desa
TOTAL20264

Kependudukan

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan dan sisanya 64% tinggal di pedesaan.[11]

Agama

Mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk memeluk agama Islam dan sisanya menganut agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu.[11] Tokoh agama Islam dari Nganjuk yang terkenal yaitu Kiai Muzajjad atau dipanggil Mbah Jad.[12] Ia adalah pengasuh Pesantren Tirakat. Kabupaten Nganjuk seperti tak pernah absen melahirkan orang-orang alim di setiap zaman.

Etnis dan Bahasa

Penduduk Nganjuk pada umumnya adalah etnis Jawa. Namun, terdapat minoritas etnis Tionghoa dan Arab yang cukup signifikan, Khususnya di kecamatan Nganjuk dan kecamatan Kertosono. Etnis Tionghoa, dan Arab umumnya tinggal di kawasan perkotaan, dan bergerak di sektor perdagangan dan jasa.

Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Nganjuk. Pada sebagian besar wilayah Nganjuk, masyarakatnya merupakan penutur Dialek Mataraman dan dapat dikatakan bahwa Nganjuk adalah salah satu daerah paling timur yang masyarakatnya adalah penutur dialek Mataraman, namun ada sedikit perbedaan untuk beberapa wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, seperti Kecamatan Kertosono, Kecamatan Patianrowo, dan Kecamatan Jatikalen. Beberapa masyarakat di sana biasa menggunakan campuran antara Dialek Mataraman dan Jombang. Dialek ini merupakan dialek Bahasa Jawa yang mendapat pengaruh campuran antara Dialek Mataraman dan Arekan Jombang

Pendidikan

Terdapat beberapa perguruan tinggi di Nganjuk,[13] antara lain:

Negeri

Swasta

  • Institut Teknologi Mojosari (ITM) dan Sekolah Tinggi Agama Islam KH. Zainuddin Mojosari (STAIZ) di kompleks pondok pesantren Mojosari, Desa Ngepeh, Kecamatan Loceret
  • Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk (IAI PD)
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Nganjuk yang dikelola Yayasan PGRI Nganjuk
  • Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Pomosda
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul 'Ula Kertosono (STAIM)
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Krempyang (STAIDA)
  • STIKES Satria Bhakti Nganjuk
  • Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada (AKBID Wimisada)
  • Sekolah Tinggi Teologi Abdi Gusti - sekolah kekristenan di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret

Transportasi

Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta dengan kode Jalan Nasional 15, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri.

Kereta Api

Terdapat dua stasiun kereta api utama di Kabupaten Nganjuk, yakni Stasiun Kertosono dan Nganjuk yang terletak di jalur kereta api utama seperti lintas selatan dan tengah Pulau Jawa serta beberapa stasiun kecil seperti Stasiun Baron, Stasiun Sukomoro, Stasiun Bagor dan Stasiun Wilangan yang keseluruhan berada di bawah naungan Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun. Stasiun Kertosono merupakan satu-satunya stasiun di kabupaten Nganjuk yang memiliki kereta api lokal Commuter Line Dhoho dan Penataran yang melintas setiap hari menuju Kota Surabaya maupun sebaliknya.

Bus Antar Kota

"TERMINAL TIPE A ANJUK LADANG NGANJUK"Terminal Anjuk LadangUntuk Akses Transportasi Bus, terdapat Terminal Bus Utama yakni Terminal Bus Anjuk Ladang yang terletak di Kecamatan Nganjuk yang dapat diakses sekitar 1 Km dari Alun-Alun Nganjuk, Terminal Anjuk Ladang biasa melayani jalur bus jurusan Surabaya–Ngawi–Solo–Yogyakarta, Ponorogo, maupun tujuan Kediri / Blitar, dan Bojonegoro.

Pariwisata

Pariwisata Kabupaten Nganjuk (dari kiri–Grojokan Sumbermiri, Embung Estumulyo, Air Terjun Sedudo)
* Tempat Rekreasi Keluarga (Taman Wisata Anjuk Ladang dan Waterpark Kertosono)
[Wisata Religi] 
  • Masjid Yoni Al-Mubarok, Berbek
  • Kompleks Makam Kanjeng Jimat, Berbek
  • Masjid Kagungan Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Pakuncen, Patianrowo
  • Kompleks makam Tumenggung Kopek di Pakuncen, Patianrowo
  • Makam Raden Tumenggung Sosrodiningrat Bupati Bojonegoro ke 12 di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngluyu
  • Makam Syekh Sulukhi di Wilangan
  • Makam Ki Ageng Ngaliman di Ngliman, Sawahan
  • Kompleks makam Sentono Kocek di Pace

Tokoh Penting

Tokoh-tokoh yang lahir di Nganjuk adalah:

Kesenian Tradisional

Kuliner

  • Nasi becek, sejenis gulai kambing yang memiliki rasa khas dengan penambahan irisan daun jeruk nipis.
  • Dumbleg, sejenis dodol yang terbuat dari tepung ketan. Makanan ini hanya ada pada hari-hari tertentu di Pasar Gondang (tiap Pasaran Pon) dan Pasar Rejoso (tiap pasaran kliwon). Produsennya terletak di Dusun Ngemplak, Desa Gondangkulon, Kecamatan Gondang
  • KALANAK Merupakan jajanan khas Desa Gondangkulon selain dumbleg. Cara pembuatan yang masih alami tanpa bahan pengawet dan dibungkus menggunakan pelepah pisang yang dikeringkan sehingga membuat daya tarik tersendiri dari jajanan ini. Kalanak terdiri dari dua varian rasa antara lain Kacang Hijau dan Kacang Kedelai.
  • Onde-onde Njeblos, semacam onde-onde tetapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen.
  • Nasi Pecel: menu nasi dengan sayur (kulup) kangkung, toge, kacang panjang, kembang turi dll disiram dengan kuah sambal kacang dengan ciri khas pedas dan disertai tempe, tahu goreng serta rempeyek yang renyah.
  • Nasi Pecel Tumpang, seperti halnya nasi pecel namun ada menu tambahan berupa sayur (sambal) tumpang, yg terbuat dari tempe "busuk" (tempe difermentasikan) yang dimasak dengan bumbu lain yang rasanya gurih dan pedas. Jika di Kediri khasnya sambal tumpang, dan di Madiun khasnya pecel. Maka di Nganjuk memadupadankan kedua makanan tersebut menjadi Nasi Pecel Tumpang.
  • Kerupuk Upil, adalah kerupuk yang digoreng tanpa minyak tetapi menggunakan pasir.
  • Tepo Mbah Umbruk, seperti lontong bungkusnya dari daun pisang bentuknya kerucut dan agak miring dengan sayur kacang panjang tetapi di ambil isinya atau disebut kacang tolo dan bumbu dan bahan bahan lain. Sampai saat ini pun, Tepo Mbah Umbruk bisa dinikmati.
  • Kerupuk pecel adalah kerupuk bakar pasir / Kerupuk Upil yang dicampur dengan sayuran,yang terdiri dari capar (toge), bayam, bung (rebung), kenikir, mbayung (daun kacang) dan kacang panjang yang kemudian di siram dengan bumbu pecel dan minumnya adalah es rujak.
  • Asem-asem Kambing Daun Kedondong Ngluyu. Sepintas mirip dengan gulai kambing, tapi ada beberapa jenis bumbu yang membedakannya, salah satunya adalah daun kedondong untuk membuat rasa asam, asem-asem khas Ngluyu memang tidak menggunakan buah asam, tetapi memakai daun kedondong. Selain itu, cara memasaknya juga menggunakan kayu bakar.

Referensi

Pranala luar