KLM

perusahaan asal Belanda

KLM (lengkapnya: Koninklijke Luchtvaart Maatschappij, secara harafiah berarti Perusahaan Dirgantara Kerajaan. Bahasa Inggris: Royal Dutch Airlines) adalah maskapai penerbangan nasional Belanda.[6] KLM berkantor pusat di Amstelveen, dengan operasinya berpusat di Bandara Amsterdam Schipol pada bulan Mei 2004, KLM bergabung dengan Air France, untuk membentuk Air France-KLM. Namun, kedua maskapai penerbangan ini akan tetap terbang dengan merek mereka masing-masing. KLM juga merupakan anggota dari aliansi maskapai SkyTeam. KLM didirikan pada tahun 1919, sehingga KLM adalah maskapai penerbangan tertua yang masih beroperasi hingga saat ini dengan nama yang sama.

KLM
Koninklijke Luchtvaart Maatschappij
Royal Dutch Airlines
IATAICAOKode panggil
KLKLMKLM
Didirikan7 Oktober 1919; 104 tahun lalu (1919-10-07)
PenghubungBandar Udara Internasional Schiphol
Program penumpang setiaFlying Blue
Lounge bandara
  • KLM Crown Lounge
  • SkyTeam Lounge
Aliansi
Anak perusahaan
Armada107
Tujuan164
SloganJourneys of Inspiration
Perusahaan indukAir France–KLM
Kantor pusatAmstelveen, Belanda
Tokoh utama
Pendapatan€11,679 miliar (2022)[4]
Laba operasi€875 juta (2019)[4]
Karyawan35.410 (2019) [5]
Situs webklm.com

KLM mempunyai beberapa anak perusahaan, yakni KLM Cityhopper, KLM Cargo, KLM Flight Academy, KLM Engineering and Maintenance, Martinair, dan Transavia.com. KLM juga memegang 80% saham di Transavia Airlines, 50% di Martinair, dan 26% di Kenya Airways. KLM UK adalah anak perusahaan KLM lainnya, tetapi akhirnya digabung dengan KLM Cityhopper. KLM tercatat di bursa saham Amsterdam, New York, dan Paris.

KLM mengoperasikan penerbangan penumpang dan kargo terjadwal ke hampir 130 destinasi. KLM telah lama mendapat reputasi sebagai salah satu maskapai penerbangan teraman di dunia.[7] Program penumpang setia KLM diberi nama Flying Blue. KLM telah menjalin kerja sama dengan berbagai maskapai, baik dengan anggota SkyTeam yang lain ataupun bukan.

Sejarah

Pendirian dan tahun-tahun awal

Sebuah poster KLM, mungkin berasal dari akhir dekade 1920an, saat KLM baru saja membuka rute ke Batavia[8]

Pada tahun 1919, seorang letnan penerbang muda bernama Albert Plesman menyeponsori pameran dirgantara ELTA, yang diadakan di Amsterdam. Pameran ini menuai sukses, sehingga setelah menarik uangnya dari investasi lain, ia pun berniat mendirikan maskapai penerbangan.[9] Pada bulan September 1919, Ratu Wilhelmina menganugerahkan maskapai yang bahkan belum didirikan ini dengan gelar "Koninklijke" (Kerajaan).[10] Pada tanggal 7 Oktober 1919, delapan pebisnis asal Belanda, termasuk Frits Fentener van Vlissingen, pun resmi mendirikan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (disingkat KLM) sebagai salah satu maskapai penerbangan pertama di dunia. Plesman pun ditunjuk menjadi administratur dan direktur pertama KLM.[9]

KLM pun terbang pertama kali pada tanggal 17 Mei 1920, dari Bandara Croydon, London, ke Amsterdam, dengan Jerry Shaw bertindak sebagai penerbangnya.[10] Penerbangan ini menggunakan sebuah De Haviland DH-16 bekas milik Aircraft Transport and Travel,[10] dengan kode registrasi G-EALU, membawa serta dua orang jurnalis asal Inggris dan beberapa surat kabar. Selama tahun 1920, KLM berhasil mengangkut total 440 orang penumpang dan 22 ton kargo. Pada bulan April 1921, setelah libur musim dingin, KLM melanjutkan operasinya dengan penerbangnya sendiri, dan dengan pesawat Fokker F.II dan Fokker F.III miliknya sendiri.[10] Pada tahun 1921, KLM memulai penerbangan terjadwal.

Fokker F-XVIII milik KLM di Hindia Belanda, 1932.

Penerbangan antar benua pertama KLM resmi dibuka pada tanggal 1 Oktober 1924,[10] dengan tujuan ke Batavia, di Hindia Belanda. Penerbangan pertama ini menggunakan sebuah Fokker F.VII[10] dengan kode registrasi H-NACC, dan diterbangkan oleh Van der Hoop.[11] Pada bulan September 1929, penerbangan terjadwal antara Amsterdam dan Batavia pun resmi diumumkan. Hingga meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1939, penerbangan ini adalah penerbangan terjadwal terjauh di dunia.[10] Hingga tahun 1926, KLM telah melayani penerbangan ke Amsterdam, Rotterdam, Brussels, Paris, London, Bremen, Copenhagen, dan Malmö, menggunakan pesawat Fokker F.II dan Fokker F.III.[12]

Douglas DC-2 milik KLM bernama Uiver, sedang transit di Lapangan Udara Rambang, di pesisir timur Pulau Lombok, saat sedang mengikuti MacRobertson Air Race, dari Mildenhall, Inggris ke Melbourne pada tahun 1934.

Selama tahun 1930, KLM berhasil mengangkut total 15.143 penumpang. Douglas DC-2 pun mulai dipakai untuk penerbangan ke Batavia pada tahun 1934. KLM juga mulai melayani rute transatlantik antara Amsterdam dan Curaçao pada bulan Desember 1934, dengan menggunakan Fokker F.XVIII bernama "Snip".[10] Pada tahun 1936, KLM resmi menerima Douglas DC-3 pertamanya, DC-3 inipun digunakan untuk menggantikan DC-2 yang sebelumnya melayani rute ke Sydney via Batavia. KLM adalah maskapai pertama yang melayani rute ke bandara baru Manchester, mulai bulan Juni 1938. KLM adalah satu-satunya maskapai penerbangan sipil yang menerima Douglas DC-5, di mana KLM menjual dua diantaranya ke pemerintah lokal Hindia Belanda.

Perang Dunia II

Douglas DC-3 milik KLM di Bandara Manchester, pada tahun 1947

Ketika Perang Dunia II meletus pada tahun 1939, dan Belanda diduduki Jerman pada tahun 1940, sejumlah pesawat KLM (kebanyakan berjenis DC-3 dan beberapa DC-2) tetap terbang ke Timur Jauh dan Eropa. Lima unit DC-3 dan satu unit DC-2 pun diungsikan ke Inggris. Selama perang, pesawat-pesawat ini tetap melayani penerbangan berjadwal antara Bristol dan Lisbon di bawah nama BOAC.[13]

Satu unit Douglas DC-3 berkode registrasi PH-ALI "Ibis", yang lalu diubah kodenya menjadi G-AGBB, diserang beberapa kali oleh Luftwaffe pada tanggal 15 November 1942, 19 April 1943, dan akhirnya pada tanggal 1 Juni 1943 saat pesawat ini terbang sebagai BOAC Penerbangan 777, yang menyebabkan seluruh penumpang dan awaknya terbunuh.

Beberapa pesawat KLM lain juga beroperasi di wilayah Australia dan Hindia Belanda, di bawah bendera KNILM (dengan kode registrasi Hindia Belanda, PK-***), yang juga ikut mengangkut warga negara Belanda yang melarikan diri dari serangan Jepang tahun 1942.[14]

Pasca Perang Dunia II

Lockheed L-749A Constellation milik KLM pada tahun 1953.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada bulan Agustus 1945, KLM pun segera membangun ulang jaringannya. Prioritas Plesman adalah untuk membuka kembali rute ke Batavia, karena Hindia Belanda waktu itu tengah memberontak terhadap penjajahan Belanda. Rute ini akhirnya dibuka kembali pada akhir tahun 1945.[9] Penerbangan domestik dan Eropa juga dibuka kembali pada bulan September 1945, dengan menggunakan pesawat Douglas DC-3 dan Douglas DC-4.[10] Pada tanggal 21 Mei 946, KLM menjadi maskapai asal Eropa pertama yang membuka rute transatlantik dari Amsterdam ke New York City, dengan menggunakan Douglas DC-4.[10] Hingga tahun 1948, KLM juga telah berhasil membangun ulang jaringan dan pelayanannya ke Benua Afrika dan Amerika.[9]

Beberapa Lockheed Constellation[15] dan Douglas DC-6[16] pun dibeli oleh KLM pada akhir dekade 1940an, begitu juga Convair 240, yang digunakan oleh KLM untuk rute ke Eropa pada akhir tahun 1948.[17]

Pada periode ini, pemerintah Belanda juga menyatakan ketertarikannya untuk meningkatkan kepemilikan saham di KLM, sehingga KLM dapat dinasionalisasi. Tetapi, Plesman ingin agar KLM tetap menjadi swasta, sehingga ia hanya memberikan sedikit kepemilikan saham ke pemerintah Belanda.[9] Pada tahun 1950, KLM berhasil mengangkut total 356.069 penumpang. Ekspansi jaringan KLM tetap berlanjut pada dekade 1950an dengan menambah beberapa rute ke Amerika Utara.[9] Armada KLM pun bertambah dengan dibelinya versi terbaru dari Lockheed Constellation, dan juga Lockheed Electra, di mana KLM adalah maskapai pertama di Eropa yang menerbangkannya.[9]

Vickers Viscount 803, milik KLM

Pada tanggal 31 Desember 1953, pendiri dan presiden KLM, Albert Plesman, meninggal dunia pada usia 64 tahun.[1][2] Sehingga posisinya digantikan oleh Fons Aler.[18] Di bawah kepemimpinannya, KLM mengalami kesulitan finansial, akibat mahalnya peralihan ke pesawat jet. Pemerintah Belanda pun meningkatkan kepemilikan sahamnya di KLM ke 66.67%, dan lalu menasionalisasinya.[9]

Pada tanggal 25 Juli 1957, KLM memperkenalkan simulator penerbangan Douglas DC-7C miliknya. Hal ini karena KLM akan menggunakan DC-7C untuk melayani rute transpolar dari Amsterdam ke Tokyo via Anchorage pada tanggal 1 November 1958.[10] Tiap awak yang menerbangi rute ini juga dibekali dengan alat pertahanan hidup, termasuk sebuah senapan 7.62 mm AR-10 untuk melawan beruang kutub, jika tiba-tiba pesawat harus mendarat darurat di wilayah kutub.[19]

Era pesawat jet

Lockheed Electra milik KLM di Bandara Manchester, pada tahun 1963

Dimulai pada bulan September tahun 1959, maskapai ini memperkenalkan turboprop empat mesin Lockheed Electra ke beberapa rute Eropa dan Timur Tengah. Pada bulan Maret 1960, KLM memperkenalkan Douglas DC-8 pertama ke armadanya. Pada tahun 1961, KLM melaporkan kerugian tahunan pertamanya. Pada tahun yang sama, presiden KLM, Fons Aler, digantikan oleh Ernst van der Beugel. Tetapi perubahan pimpinan ini tidak menyebabkan kesulitan keuangan KLM berubah. Van der Beugel mengundurkan diri sebagai presiden pada tahun 1963 karena alasan kesehatan. Horatius Albarda ditunjuk untuk menggantikan Ernst van der Beugel sebagai presiden KLM pada tahun 1963. Alberda memulai reorganisasi perusahaan, termasuk pengurangan staf dan penerbangan. Pada tahun 1965, Alberda meninggal dalam sebuah kecelakaan udara. Kemudian Dr. Gerrit van der Wal menggantikan Alberda sebagai presiden KLM. Van der Wal menjalin kesepakatan dengan pemerintah Belanda bahwa KLM akan dijalankan sekali lagi sebagai perusahaan swasta tanpa campur tangan dari pemerintah. Pada 1966, saham dari pemerintah Belanda di KLM pun dikurangi menjadi 49,5% (saham minoritas). Pada tahun 1966, KLM memperkenalkan Douglas DC-9 untuk rute Eropa dan Timur Tengah.

KLM Boeing 737

Bangunan terminal baru di Bandara Schiphol Amsterdam dibuka pada bulan April 1967 dan pada tahun 1968, Douglas DC-8-63 masuk dalam armada KLM. Dengan kapasitas 244 kursi, pesawat tersebut adalah pesawat terbesar pada saat itu. KLM merupakan maskapai pertama untuk menempatkan Boeing 747-200B ke dalam layanan mulai Februari 1971. Pesawat ini bermesin Pratt & Whitney JT9D, sehingga KLM pun mengawali era pesawat jet berbadan lebar. Pada Maret 1971, KLM membuka kantor pusatnya di Amstelveen. Pada tahun 1972, KLM membeli Douglas DC-10 yang pertama. Pesawat ini adalah respon McDonnell Douglas untuk Boeing 747.

Pada tahun 1973, Sergio Orlandini ditunjuk untuk menggantikan Gerrit van der Wal sebagai presiden KLM. Pada saat KLM serta maskapai lainnya harus berurusan dengan kelebihan kapasitas. Orlandini mengusulkan untuk mengkonversi 747 menjadi 747 Combi yang bisa membawa kombinasi penumpang dan barang. Pada bulan November 1975, 747-200 Combi ditambahkan ke armada KLM

Krisis minyak tahun 1973 menyebabkan kondisi ekonomi menjadi sulit, sehingga KLM harus meminta bantuan pemerintah dalam mengatur utang. KLM pun menerbitkan saham tambahan kepada pemerintah. Pada akhir tahun 1970, saham pemerintah telah meningkat lagi menjadi saham mayoritas sebanyak 78%. Sehingga sekali lagi KLM dinasionalisasi.

1980-an dan 1990-an

McDonnell Douglas DC-10 milik Northwest Airlines (bernomor ekor N237NW) yang memakai livery Northwest-KLM. Tampak bagian kanan (di foto atas) dan bagian kiri (di foto bawah) pesawat tersebut

Pada tahun 1980, KLM berhasil mengangkut 9.715.069 penumpang. Pada tahun 1983, KLM berhasil mencapai kesepakatan dengan Boeing untuk mengonversi dek atas dari sepuluh unit Boeing 747-200 Combo miliknya menjadi lebih panjang. Konversi ini mulai dikerjakan pada tahun 1984 di pabrik Boeing di Everett, Washington, dan akhirnya selesai pada tahun 1986. Pesawat ini lalu diberi nama Boeing 747-200SUD atau 747-300, yang dioperasikan sebagai tambahan terhadap tiga unit Boeing 747-300 yang telah dimiliki KLM. Pada tahun 1983, KLM menerima sepuluh unit Airbus A310 baru, yang telah dipesan sebelumnya.[9] Sergio Orlandini mengundurkan diri pada tahun 1987 dan ia pun digantikan oleh Jan de Soet.[20] Pada tahun 1986, kepemilikan saham pemerintah Belanda di KLM dikurangi menjadi hanya 54.8%.[9] Diperkirakan, kepemilikan saham ini akan dikurangi lebih lanjut pada dekade tersebut.[9] Pada bulan Juni 1989, KLM memperkenalkan Boeing 747-400 terbarunya.[10]

Dengan adanya liberalisasi di pasar Eropa, KLM juga mulai mengembangkan penghubungnya di Amsterdam Schiphol dengan mengangkut penumpang dari maskapai yang bekerja sama dengannya.[9] Sebagai bagian dari pengembangan jaringannya ke luar negeri, KLM pun mengakuisisi 20% saham di Northwest Airlines pada bulan Juli 1989.[10] Pada tahun 1990, KLM berhasil mengangkut 16.000.000 penumpang. Presiden KLM, Jan de Soet mengundurkan diri pada akhir tahun 1990 dan ia pun digantikan oleh Pieter Bouw, pada tahun 1991.[21] Pada bulan Desember 1991, KLM menjadi maskapai Eropa pertama yang memperkenalkan program penumpang setia, yang diberi nama Flying Dutchman.[10]

Kerja sama

Kantor pusat KLM di Amstelveen

Pada bulan Januari 1993, Departemen Transportasi Amerika Serikat memberikan persetujuan atas kerja sama KLM dan Northwest Airlines, sehingga keduanya dapat makin mengintensifkan kerja sama.[10] Pada tahun 1994, kepemilikan saham KLM di Northwest Airlines ditingkatkan menjadi 25%.[9]

KLM memperkenalkan armada Boeing 767-300ER terbarunya pada bulan Juli 1995.[10] Pada bulan Januari 1996, KLM mengakuisisi 26% saham di Kenya Airways, maskapai penerbangan nasional Kenya.[10] Pada tahun 1997, Pieter Bouw mengundurkan diri, dan ia pun digantikan oleh Leo van Wijk.[22] Pada bulan Agustus 1998, KLM membeli kembali seluruh sahamnya yang dimiliki oleh pemerintah Belanda, sehingga KLM pun resmi kembali menjadi swasta.[10] Pada tanggal 1 November 1999, KLM mendirikan AirCares, sebuah yayasan pengumpulan dana untuk anak telantar.[10]

KLM memperbarui armada antar benuanya dengan mengganti Boeing 767, Boeing 747-300, dan McDonnell Douglas MD-11 miliknya, dengan Boeing 777-200ER dan Airbus A330-200. MD-11 tetap dioperasikan oleh KLM hingga bulan Oktober 2014.[23][24] Boeing 777 pertama KLM dikirim pada tanggal 25 Oktober 2003, sementara Airbus A330-200 pertama KLM diperkenalkan pada tanggal 25 Agustus 2005.[10]

Bergabung dengan Air France

KLM Cityhopper Fokker 70

Pada tanggal 30 September 2003, Air France dan KLM setuju untuk bergabung, dan juga membentuk sebuah perusahaan induk bernama Air France–KLM, di mana Air France dan KLM akan menjadi anak usahanya. Kedua maskapai akan tetap memakai nama mereka masing-masing, serta Bandara Charles de Gaulle di Paris dan Bandara Schiphol di Amsterdam akan tetap menjadi penghubung utama kedua maskapai ini.[25] Pada bulan Februari 2004, Komisi Eropa dan Departemen Kehakiman Amerika Serikat pun menyetujui rencana penggabungan ini.[26][27] Pada bulan April 2004, pemegang saham KLM menukar sahamnya di KLM dengan saham di Air France.[28] Penggabungan inipun disetujui oleh pemegang saham masing-masing maskapai pada bulan yang sama.[29] Pada tanggal 4 Mei 2004, diumumkan bahwa penukaran saham telah selesai dilaksanakan.[30] Pada tanggal 5 Mei 2004, penggabungan Air France dan KLM pun dinyatakan selesai.[31] Sejak tanggal yang sama, Air France–KLM juga mencatatkam sahamnya di Euronext di Paris, Amsterdam, dan New York.[29] Pada bulan September 2004, dibentuklah perusahaan induk bernama Air France–KLM, sehingga penggabungan telah resmi selesai.[29] Penggabungan ini menghasilkan grup maskapai terbesar di dunia dan seharusnya mampu menghemat biaya operasi sebesar €400 juta hingga €500 juta.[31]

Walaupun begitu, tidak tampak bahwa kerja sama antara KLM dan Northwest Airlines (yang juga bergabung dengan Delta Air Lines pada tahun 2008) merenggang. KLM dan Northwest pun bersama-sama bergabung ke aliansi SkyTeam pada bulan September 2004. Pada tahun 2004 juga, beberapa manajer senior KLM diberitakan menerima bonus dari penggabungan dengan Air France, saat 4.500 orang pegawai lainnya harus dirumahkan akibat penggabungan ini. Setelah beberapa desakan dari pihak eksternal, manajer-manajer tersebut pun mengembalikan bonus yang telah mereka terima.[32]

Pada bulan Maret 2007, KLM mulai menggunakan sistem reservasi Amadeus, bersama dengan Kenya Airways. Setelah menjabat 10 tahun sebagai presiden, Leo van Wijk mengundurkan diri dan ia pun digantikan oleh Peter Hartman.[33]

2010-an

KLM adalah maskapai terakhir yang mengoperasikan McDonnell Douglas MD-11 untuk mengangkut penumpang, KLM mempensiunkan MD-11 terakhir miliknya pada tahun 2014

Mulai bulan September 2010, KLM mengintegrasikan divisi angkutan penumpang milik Martinair ke dalam KLM, dengan memindahkan semua personel dan rutenya. Sehingga mulai bulan November 2011, Martinair hanya memiliki divisi kargo dan perawatan.[34] Pada bulan Maret 2011, KLM dan InselAir berhasil mencapai kesepakatan untuk melakukan kerja sama, sehingga mulai tanggal 27 Maret 2011, penumpang KLM dapat melanjutkan perjalanannya dengan InselAir, melalui penghubung InselAir di Curacao dan Sint Maarten.[35][36] Kerja sama ini diperkuat dengan diresmikannya perjanjian codeshare antara keduanya pada tahun 2012.[37]

Pada tanggal 20 Februari 2013, KLM mengumumkan bahwa Peter Hartman akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden dan CEO KLM pada tanggal 1 Juli 2013. Ia pun digantikan oleh Camiel Eurlings. Hartman tetap menjadi pegawai KLM, hingga ia pensiun pada tanggal 1 Januari 2014.[38] Pada tanggal 15 Oktober 2014, KLM mengumumkan bahwa Eurlings telah mengundurkan diri dari jabatannya, sehingga ia pun digantikan oleh Pieter Elbers.[3]

KLM menerima penghargaan Best Airline Staff Service untuk wilayah Eropa, pada ajang World Airline Awards tahun 2013.[39] Ini adalah kali kedua berturut-turut KLM memenangkan kategori ini, setelah sebelumnya pada tahun 2012.[40]

Pada tanggal 19 Juni 2012, KLM menjadi maskapai pertama yang melayani rute transatlantik dengan menggunakan bahan bakar hayati, yakni ke Rio de Janeiro. Ini adalah penerbangan terjauh dengan bahan bakar hayati hingga saat ini.[41]

KLM Boeing 737-700 dengan livery "100 Years".

Pada tahun 2019, KLM merayakan seratus tahun pendiriannya, karena didirikan pada tahun 1919. Karena merupakan maskapai tertua yang masih beroperasi dengan nama aslinya, KLM adalah maskapai pertama yang mencapai prestasi ini.[42]

2020-an

Karena sangat terpengaruh oleh pandemi COVID-19, KLM memangkas total setidaknya 6.000 pekerjaan. Dikatakan juga bahwa keputusan pemerintah untuk menguji semua penumpang dan awak COVID-19 sebelum terbang akan berdampak pada penerbangannya.[43] Pada 16 Desember 2021, Air France-KLM mengumumkan pesanan 100 Airbus A320neo untuk dibagi antara Transavia dan KLM.[44]

Armada

Pada September 2023, KLM mengoperasikan pesawat berikut:[45][46]

PesawatBeroperasiDipesanPenumpang[47]Catatan
JWY+YTotal
Airbus A320neo100TBA180Pengiriman mulai Juli 2024 untuk menggantikan Boeing 737-700, Boeing 737-800, dan Boeing 737-900.[48]

Pesanan akan dibagi antara KLM dan anak perusahaannya, Transavia dan Transavia France.Pesanan dengan 60 opsi.[49]

Airbus A321neo232232
Airbus A330-200[50]61836210264Akan dipensiunkan dan digantikan oleh Airbus A350.
Airbus A330-30053040222292
Airbus A350-90050[51]342633238331[52]Pesanan dengan 40 opsi.[51]

Akan dibagi antara Air France dan KLM, dan akan dikirim mulai tahun 2026 hingga 2030.[51][53]Menggantikan semua Airbus A330 dan Boeing 777-200ER yang tersisa.[51]

Airbus A350-1000342832297391[52]
Boeing 737-7006206106132Akan dipensiunkan dan digantikan oleh Airbus A320neo.[49]
Boeing 737-80031206150176
Boeing 737-900[54]52030132182
Boeing 777-200ER[55]153440246320Diperbarui menjadi konfigurasi 288 kursi pada Juli 2024.[56]

Akan dipensiunkan dan digantikan oleh Airbus A350.

352454175288
Boeing 777-300ER163440334408Diperbarui menjadi konfigurasi 381 kursi pada Juli 2024.[56]
352456266381
Boeing 787-913302148176275
Boeing 787-10105382839213318Pengiriman hingga 2024.[57]
KLM Cargo
Airbus A350F4KargoUntuk menggantikan Boeing 747-400BCF dan Boeing 747-400ERF.[58]

Akan dioperasikan oleh Martinair.

Boeing 747-400BCF1KargoAkan digantikan oleh Airbus A350F.[58]

Dioperasikan oleh Martinair.

Boeing 747-400ERF3Kargo
Total111159

Destinasi

KLM dan mitranya melayani 163 destinasi di 70 negara di lima benua dari hub mereka di Bandara Schiphol Amsterdam.[59] Perjanjian codeshare menjadikan jumlah total destinasi KLM menjadi 826.[60]

Perjanjian codeshare

KLM mempunyai perjanjian codeshare dengan beberapa maskapai berikut:[61]

Evolusi logo KLM

Galeri

Referensi

Pranala luar