Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan adalah koridor jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Padalarang dengan Kasugihan serta menjadi jalur utama bagi lintas selatan Pulau Jawa, menghubungkan Bandung dengan Jakarta, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, serta Malang, sedangkan lintas utara Jawa menghubungkan Bandung dengan Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Di jalur ini, terdapat jalur ganda pada lintas Padalarang–Kiaracondong dan Gedebage–Haurpugur. Di Stasiun Andir, terdapat tiga jalur kereta api, yakni jalur ganda langsung ke arah Bandung, yang digunakan untuk KA antarkota, KA pengumpan kereta cepat Whoosh, dan kereta api lokal; sedangkan jalur tunggal yang membelok dahulu ke Stasiun Ciroyom hingga akhirnya menuju Bandung, yang digunakan untuk pemberhentian kereta api lokal.

Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan
Jembatan Ciherang di petak jalan antara Malangbong–Cipeundeuy (sekarang bagian dari Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Ikhtisar
JenisJalur lintas utama
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
LokasiJawa Barat dan Jawa Tengah
TerminusPadalarang
Kasugihan
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen
Dibuka1884-1894
Pemilik
OperatorKereta Api Indonesia
Karakteristik lintasRel lintas ganda datar (Ruas Padalarang-Kiaracondong & Gedebage-Haurpugur)
Rel lintas pegunungan (Ruas Cicalengka-Banjar)
Rel lintas tunggal datar (Ruas Kiaracondong-Gedebage & Haurpugur-Cicalengka dan ruas Banjar-Kroya)
DepoBandung (BD)
Data teknis
Panjang lintas248 km
Jenis relR54, R42
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasi40 s.d. 110 km/jam
Titik tertinggi+848 m (Nagreg)
Peta rute

MRI–PDL
CKP–PDL
PDL
Padalarang Whoosh
Tol Purbaleunyi Jalan Tol Purbaleunyi
Nasional 10 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa
GK
Gadobangkong 2D
CMI
Cimahi
Akses Tol Pasteur
Nasional 10 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa (Jalan Jenderal H. Amir Machmud)
CMD
Cimindi
AND
Andir
CIR
Ciroyom
BDG
Bandung Gudang
BD
Bandung 2D 3D 4D TMB2 TMB5 KBP
Jembatan Viaduct (Cikapundung)
CTH
Cikudapateuh TMB2 TMB5 D11
KAC
Kiaracondong
Nasional 10 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa (Jalan Soekarno–Hatta)
GDB
Gedebage
CMK
Cimekar
Tol Purbaleunyi Jalan Tol Purbaleunyi
RCK
Rancaekek
RCK–TJS
HRP
Haurpugur
CCL
Cicalengka
CRT
Cikurutug
Jalan Raya Cicalengka-Majalaya
NG
Nagreg
Nasional 13 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa (Jalan Lingkar Nagreg)
LBJ
Lebakjero
Jalan Provinsi (Nagreg-Garut)
LL
Leles
KRAI
Karangsari
Jalan Provinsi (Limbangan-Garut)
LO
Leuwigoong
Jembatan Ci Manuk
CB
Cibatu
CB-CKG
WB
Warungbandrek
BMW
Bumiwaluya
Jembatan Ciherang
Jalan Provinsi (Sumedang-Cibeureum)
Nasional 13 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa
CPD
Cipeundeuy
Jalan Provinsi (Sumedang-Cibeureum)
Nasional 13 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa (Jalan Lingkar Gentong)
CAA
Cirahayu
CAW
Ciawi
Nasional 13 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa
Jl. Sukamantri
CH
Cihonje
RJP
Rajapolah
Jalan Provinsi (Rajapolah-Kota Tasikmalaya)
BAR
Bantarkadu
CBS
Cibodas
Jalan Provinsi (Rajapolah-Kota Tasikmalaya)
ke Pirusa
IH
Indihiang
TSM
Tasikmalaya
AW
Awipari
Jalan Provinsi (Kota Tasikmalaya-Manonjaya-Banjar)
MNJ
Manonjaya
Jalan Provinsi (Kota Tasikmalaya-Manonjaya-Banjar)
Jembatan Cirahong
CHO
Cirahong
CI
Ciamis
PMY
Pamalayan
BJG
Bojong
KNP
Karangpucung
BJR–CIJ
Jalan Provinsi (Banjar-Pangandaran)
BJR
Banjar
Daop 2 BD
Daop 5 PWT
RCL
Rancakole
LN
Langen
CKW
Cikawung
Jawa Barat
Jawa Tengah
MLW
Meluwung
CAG
Cilongkrang
CPI
Cipari
SDR
Sidareja
CWT
Ciawitali
GDM
Gandrungmangun
SIL
Sitinggil
KWG
Kawunganten
KBK
Kubangkangkung
JRL
Jeruklegi
LBG
Lebeng
PKW
Pasarkliwon
KYA-CP arah CP
Kasugihan
KYA-CP arah KYA
Percabangan jalur menuju Cilacap, tampak stasiun Kasugihan dari kejauhan

Jalur ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung bersama V Purwokerto dan memiliki banyak titik rawan longsor. Di antara seluruh titik, yang paling rawan longsor adalah segmen Ciawi–Cicalengka karena jalurnya membelah gunung. Segmen Cicalengka–Leles dan Cibatu–Ciawi merupakan petak jalur yang paling terjal, sementara petak Ciawi–Banjar cenderung lebih datar. Untuk petak Padalarang–Cicalengka dan Banjar–Kroya, petak jalur ini termasuk datar dan kereta dapat dipacu dengan kecepatan lebih tinggi pada petak ini.

Sejarah

Pembangunan

Rencana pembangunan jalur kereta api ini disusun oleh Staatsspoorwegen (SS) di bawah kepemimpinan David Maarschalk dan Mijners. Pada saat itu, kebutuhan akan transportasi pedagang sayuran dan militer sangat mendesak sehingga kereta api menjadi andalan mengingat daya angkutnya yang cukup besar.

Terinspirasi dari suksesnya jalur kereta api Batavia–Buitenzorg oleh NIS, jalur kereta api ini dibangun oleh SS dengan melanjutkan jalur kereta api Bogor–Padalarang pada tahun 1884. Jalurnya sendiri selesai pada tanggal 17 Mei 1884, menghubungkan Padalarang dengan Bandung via Cimahi. Segmen pertama dari jalur ini dahulu digunakan untuk transportasi militer Belanda yang akan menjalani pendidikan di Kota Cimahi.[1] Dengan dibukanya Stasiun Cimahi, kawasan militer Cimahi ini pun mulai terwujud sepenuhnya pada tahun 1896.[2]

Dengan suksesnya jalur kereta api Jakarta–Bandung via Bogor–Sukabumi–Cianjur, muncul ide untuk menyambungkan Bandung dengan Yogyakarta menggunakan kereta api. Tiga tahun kemudian (20 Juli 1887), jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta mulai beroperasi. Ambisi untuk menyatukan dua kota tersebut ternyata dihadapkan sebuah tantangan: jaringan pegunungan vulkanik yang terjal, subur, dan rawan longsor. Trase jalur kereta api di Jawa Barat dalam peta saat ini dibuat berkelok-kelok, menyeberangi jurang, serta memiliki jembatan yang panjang-panjang dan berbelok. Pemerintah (melalui SS) memang harus turun tangan untuk membangun jalur kereta api ini lantaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun jalur ini sangat tinggi (termasuk perawatan prasarana dan pembelian lokomotif yang didesain untuk jalur ini). Sama sekali tidak ada segmen dengan rel gerigi di jalur ini; untuk menyiasatinya adalah pembuatan tikungan tapal kuda (misalnya di petak Leles–Lebakjero).[3]

Segmen terakhir di jalur ini adalah Banjar–Maos, yang dibuka 1 November 1894. Seiring berkembangnya Kota Bandung menjadi kota besar, kebutuhan akan penumpang dan barang semakin meningkat. Pada akhirnya Pemerintah Kolonial memutuskan untuk membangun jalur ganda di rute Padalarang–Bandung–Kiaracondong, yang sepenuhnya terwujud.[4]

Pembangunan ini juga mewajibkan adanya beberapa stasiun/perhentian baru dan titik langsir, seperti Gadobangkong, Cimindi, Andir, titik langsir di Ciroyom untuk Stasiun Bandung Gudang, Cikudapateuh, dan Kiaracondong.[5] Meski jalur gandanya sendiri dibuka pada tahun 1921, bersamaan dengan pembukaan segmen Bandung–Ciwidey dan Rancaekek–Tanjungsari, stasiun-stasiun di jalur ini baru dibuka tahun 1923.[6]

Pasca-kemerdekaan dan keadaan saat ini

Banyak sekali peristiwa yang terjadi terutama di jalur maut Cibatu–Tasikmalaya. Dalam buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia terbitan Angkasa, pada Maret 1961 terjadi longsoran besar di petak jalan Ciawi–Trowek, yang akhirnya berhasil dibuka pada tanggal 12 Maret 1961.[4] Keadaan ini juga memaksa nama Stasiun Trowek diganti menjadi Stasiun Cirahayu.

Pada masa lampau, seluruh stasiun di jalur ini menggunakan persinyalan mekanik. Sejak awal tahun 1970-an, persinyalan kereta api di Stasiun Bandung diganti menjadi elektrik produksi Siemens dengan seri DrS60 serta menjadi persinyalan elektrik pertama di Indonesia.[7] Pada tahun 1999, persinyalan di Tasikmalaya–Kasugihan sudah elektrik produksi Westinghouse Rail Systems dengan interlocking Westrace, sedangkan di jalur Padalarang–Gedebage menggunakan persinyalan produksi Alstom.[8]

Jalur maut ini juga semakin melegenda dengan diwajibkannya seluruh kereta api, baik yang reguler, fakultatif, KLB, maupun barang, berhenti di Stasiun Cipeundeuy, dan kebijakan ini sudah ada sejak era kolonial Belanda. Sempat rutinitas ini dihentikan pada awal dekade 90-an akibat pedagang asongan yang membandel, namun setelah KA gabungan Galuh dan Kahuripan mengalami kecelakaan masuk jurang pada tahun 1995 setelah mengalami gangguan rem selepas melintas langsung Stasiun Cipeundeuy, rutinitas ini kembali diberlakukan lagi.[9]

Stasiun kereta api yang terpaksa diganti namanya sebagai doa agar perjalanan kereta api selamat sampai tujuan ada dua, yaitu Bumiwaluya (1980/90-an? dari Malangbong) dan Cirahayu (1960-an? dari Trowek). Untuk Stasiun Gandamirah diganti namanya menjadi Stasiun Karangsari karena pertimbangan wilayah administratif.

Pada tahun 2020, seiring dengan dihentikannya banyak perjalanan kereta api terutama untuk kereta api penumpang akibat penyakit koronavirus 2019, hal ini memberikan waktu untuk petak jalur yang masih menggunakan rel tipe R42 secara bertahap diupgrade menjadi tipe R54.[10]

Pada tanggal 18 Desember 2022, jalur ganda pada segmen Stasiun Gedebage hingga Stasiun Haurpugur resmi dioperasikan.

Jalur terhubung

Lintas aktif

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lintas utara Jawa
Nama kereta apiRelasi perjalanan
Campuran
CiremaiBandungCirebonSemarang Tawang
HarinaBandung–Cirebon–Surabaya Pasarturi
Lintas selatan Jawa
Nama kereta apiRelasi perjalanan
Eksekutif
Argo ParahyanganGambirBandung
Argo WilisBandung–Surabaya Gubeng
Turangga
Campuran
Argo ParahyanganGambirBandung
PapandayanGambir–Bandung–Garut
Baturraden EkspresBandung–KroyaPurwokerto
PangandaranGambir–Bandung–Banjar
LodayaBandung–Solo Balapan
Mutiara SelatanBandung–Surabaya Gubeng
MalabarBandung–Malang
Ekonomi
CikurayPasar SenenKiaracondongGarut
Kutojaya SelatanKiaracondong–Kutoarjo
SerayuPasar Senen–Kiaracondong–Purwokerto
PasundanKiaracondong–Surabaya Gubeng
KahuripanKiaracondong–Blitar

Kereta pengumpan/feeder

Nama kereta apiRelasi perjalanan
KC Feeder KCJBBandungPadalarang
Nama kereta apiRelasi perjalanan
B Commuter Line Bandung RayaPurwakarta
Padalarang (sebagian jadwal)
Cicalengka
C Commuter Line GarutGarut
Cibatu (sebagial jadwal)

Barang

Nama kereta apiRelasi perjalanan
Lintas selatan Jawa
Angkutan peti kemasTanjung PriukGedebage
Angkutan logistik ONS Parcel SelatanBandungSurabaya Kota

Daftar stasiun

NomorNama stasiunSingkatanAlamatLetakKetinggianStatusFoto
Lintas 4 ManggaraiPadalarangBandung
Segmen PadalarangBandung
Diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung
Wilayah Kerja KAI Commuter
1415 Padalarang PDLJalan Cihaliwung, Kertajaya, Padalarang, Bandung Baratkm 174+850 lintas Jakarta Kota-Padalarang
km 140+472 lintas Bogor-Yogyakarta
+695 mBeroperasi
1416GadobangkongGKGadobangkong, Ngamprah, Bandung Baratkm 143+626+695 mBeroperasi
1420 Cimahi CMIJalan Stasiun Cimahi, Baros, Cimahi Tengah, Cimahikm 146+957+723 mBeroperasi
1421CimindiCMDCampaka, Andir, Bandungkm 150+012+736 mBeroperasi
1422AndirANDJalan Ciroyom, Dunguscariang, Andir, Bandungkm 152+405+730 mBeroperasi
1423CiroyomCIRCiroyom, Andir, Bandungkm 153+650+709 mBeroperasi
1424 Bandung Gudang BDGkm 153+971Tidak beroperasi
1430 Bandung BDJalan Kebon Kawung 43, Kebonjeruk, Andir, Bandungkm 155+134 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas BandungCiwidey/Majalaya
+709 mBeroperasi
Lintas 9 BandungMaos
Segmen BandungCicalengka
Diresmikan pada tanggal 10 September 1884
1432CikudapateuhCTHJalan Kembang Sepatu, Samoja, Batununggal, Bandungkm 157+772 lintas Bogor-Yogyakarta
km 2+638 lintas BandungCiwidey/Majalaya
+691 mBeroperasi
1601 Kiaracondong KACJalan Stasiun Kiaracondong, Babakansari, Kiaracondong, Bandungkm 160+124+681 mBeroperasi
1602 Gedebage GDBJalan Gedebage, Cisaranten Kidul, Gedebage, Bandungkm 165+332+672 mBeroperasi
-CimekarCMKCimincrang, Gedebage, Bandungkm 169+050+668 mBeroperasi
1603 Rancaekek RCKRancaekek Wetan, Rancaekek, Bandungkm 172+977 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas RancaekekTanjungsari
+668 mBeroperasi
1604HaurpugurHRPHaurpugur, Rancaekek, Bandungkm 178+150+689 mBeroperasi
1605 Cicalengka CCLJalan Stasiun Cicalengka 1, Cicalengka Kulon, Cicalengka, Bandungkm 182+271+689 mBeroperasi
Segmen CicalengkaCibatu
Diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1889
1606 Cikurutug CRTkm 185+370Tidak beroperasi
1607NagregNGNagreg, Nagreg, Bandungkm 190+756+848 mBeroperasi
1608LebakjeroLBJCiherang, Nagreg, Bandungkm 196+560+818 mBeroperasi
1609LelesLLKadungora, Kadungora, Garutkm 202+960+697 mBeroperasi
1611Karangsari (Garut)KRAIKarangsari, Leuwigoong, Garutkm 207+472+651 mBeroperasi
1612LeuwigoongLOSindangsari, Leuwigoong, Garutkm 210+918+617 mBeroperasi
1613CibatuCBCibatu, Cibatu, Garutkm 213+631 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas CibatuGarutCikajang
+612 mBeroperasi
Wilayah Kerja KAI Commuter
Segmen CibatuTasikmalaya
Diresmikan pada tanggal 16 September 1893
1614WarungbandrekWBSukalilah, Cibatu, Garutkm 219+575+612 mBeroperasi
1615BumiwaluyaBMWJalan Raya Bandung-Tasikmalaya, Citeras, Malangbong, Garutkm 228+350+641 mBeroperasi
1616CipeundeuyCPDJalan Raya Bandung-Tasikmalaya, Cinagara, Malangbong, Garutkm 234+538+772 mBeroperasi
1617CirahayuCAAKadipaten, Kadipaten, Tasikmalayakm 242+785+619 mBeroperasi
1618CiawiCAWJalan Stasiun Ciawi 1, Ciawi, Ciawi, Tasikmalayakm 248+178+510 mBeroperasi
1619 Cihonje CHkm 254+441Tidak beroperasi
1621RajapolahRJPJalan Cihaurbeuti 2, Manggungjaya, Rajapolah, Tasikmalayakm 257+510+459 mBeroperasi
- Bantarkadu BARkm 258+905Tidak beroperasi
1622 Cibodas CBSkm 262+040Tidak beroperasi
1623IndihiangIHJalan Ibrahim Adjie, Indihiang, Indihiang, Tasikmalayakm 265+425 lintas lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas IndihiangPirusa
+384 mBeroperasi
1630 Tasikmalaya TSMJalan Stasiun Tasikmalaya 8, Lengkongsari, Tawang, Tasikmalayakm 270+193 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas TasikmalayaSingaparna
+349 mBeroperasi
Segmen TasikmalayaBanjar
Diresmikan pada tanggal 1 November 1894
1631AwipariAWAwipari, Cibeureum, Tasikmalayakm 276+848+327 mBeroperasi
1632ManonjayaMNJManonjaya, Manonjaya, Tasikmalayakm 279+978+292 mBeroperasi
1633 Cirahong CHOkm 284+166Tidak beroperasi
BH 1290
Jembatan Cirahong (Ci Tanduy)
panjang: 202 m
Dibangun pada tahun 1893
1634CiamisCIJalan Stasiun Ciamis 43, Ciamis, Ciamiskm 288+696+199 mBeroperasi
1635 Pamalayan PMYkm 292+707Tidak beroperasi
1636BojongBJGBojongmengger, Cijeungjing, Ciamiskm 297+329+124 mBeroperasi
1637KarangpucungKNPJalan Pejuang, Banjar, Banjarkm 304+290+45 mBeroperasi
1640 Banjar BJRHegarsari, Pataruman, Banjarkm 310+969 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas Banjar-Pangandaran-Cijulang
+32 mBeroperasi
Segmen BanjarMaos
Diresmikan pada tanggal 1 November 1894
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto
2001 Rancakole RCLkm 316+136Tidak beroperasi
2002LangenLNJalan Garuda, Muktisari, Langensari, Banjarkm 321+726+16 mBeroperasi
2003 Cikawung CKWCintaratu, Lakbok, Ciamiskm 326+621Tidak beroperasi
BH 1452
Jembatan Cikawung (Ci Tanduy)
Perbatasan Provinsi Jawa Barat
Perbatasan Provinsi Jawa Tengah
2004MeluwungMLWTarisi, Wanareja, Cilacapkm 330+484+16 mBeroperasi
2005 Cilongkrang CAGCilongkrang, Wanareja, Cilacapkm 333+391Tidak beroperasi
2006CipariCPIJalan Raya Cipari-Mulyadadi, Cipari, Cipari, Cilacapkm 339+281+11 mBeroperasi
2007SidarejaSDR Jalan Raya Karangpucung-Sidareja, Sidamulya, Sidareja, Cilacapkm 346+645+5 mBeroperasi
2008 Ciawitali CWTkm 349+370Tidak beroperasi
2009GandrungmangunGDM Jalan Raya Gandrungmangu-Sidareja, Gandrungmanis, Gandrungmangu, Cilacapkm 354+041+15 mBeroperasi
2010 Sitinggil SILkm 357+600Tidak beroperasi
2011KawungantenKWGKawunganten Lor, Kawunganten, Cilacapkm 363+663+15 mBeroperasi
2012 Kubangkangkung KBKTidak beroperasi
2013JeruklegiJRLJeruklegi Wetan, Jeruklegi, Cilacapkm 376+471+10 mBeroperasi
2014LebengLBGDondong, Kesugihan, Cilacapkm 383+152+11 mBeroperasi
2015 Pasarkliwon PKWkm 387+862Tidak beroperasi
2313KasugihanKHJalan Kemerdekaan, Kesugihan, Kesugihan, Cilacapkm 388+355 lintas Bogor-Yogyakarta
km 1+966 lintas Maos-Cilacap
+9 mBeroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis tebal miring merupakan stasiun kelas besar atau kelas I yang nonaktif.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi: [11][12][13][14][15]


Percabangan ke arah Gunung Galunggung

Setelah Gunung Galunggung mengalami erupsi pada tanggal 5 April 1982, timbul keinginan PJKA untuk membangun jalur kereta api angkutan pasir Galunggung ke Stasiun Pirusa. Percabangannya dimulai dari jalur simpang Babakanjawa yang berlokasi di KM 263+475 (dekat tugu selamat datang Kabupaten Tasikmalaya) antara stasiun Rajapolah-Indihiang. Namun saat ini jalurnya sudah tak lagi beroperasi karena jumlah pasir yang menipis sehingga hanya diangkut dengan truk pasir.[16]

Daftar stasiun

NomorNama stasiunSingkatanAlamatLetakKetinggianStatusFoto
Segmen RajapolahPirusa
Diresmikan pada tanggal 1 Desember 1983
oleh PJKA
Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung
1621RajapolahRJPJalan Cihaurbeuti 2, Manggungjaya, Rajapolah, Tasikmalayakm 257+510+459 mBeroperasi
Wesel pemisah Babakanjawa BJWkm 263+475
km 0+000
Tidak beroperasi
Pirusa PRSJalan Bantarhuni, Sukaratu, Sukaratu, Tasikmalayakm 4+960Tidak beroperasi

Referensi

Pranala luar

KML is not from Wikidata