Jalur kereta api Lubuk Alung–Naras–Sungai Limau

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Lubuk Alung–Naras–Sungai Limau adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Lubuk Alung dan Stasiun Naras; termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat. Secara administratif, jalur ini berada di wilayah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Jalur kereta api Lubuk Alung–Naras–Sungai Limau
Stasiun Pariaman di jalur ini
Ikhtisar
JenisJalur lintas percabangan
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
LokasiKabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Sumatera Barat
TerminusLubuk Alung
Naras
Stasiun5
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust
Dibuka1908–1911
Ditutup1916, segmen NarasSungai Limau
1998, segmen PariamanNaras
Dibuka kembali2019, segmen Pariaman-Naras
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
OperatorPT Kereta Api Indonesia Divisi Regional II Sumatera Barat
Data teknis
Panjang lintas27,8 km (lintas utama)
Jenis relR33, segmen Lubuk Alung-Pariaman
R54, segmen Pariaman-Naras
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi20 s.d. 60 km/jam
Titik tertinggi+25 m Lubuk Alung
Peta rute

ke Parit Malintang
Lubuk Alung, ke arah Pasar Usang
PLA–PP
Palembayan
Sintuk
Toboh Gadang
Pauh Kambar
Sungai Laban
Kurai Taji
Cimparuh
Pariaman/Pantai Gandoriah
Apar
Naras
Sungai Limau

Jalur ini merupakan salah satu jalur kereta api yang masih aktif sampai saat ini, kecuali untuk segmen Naras–Sungai Limau.

Sejarah

Jalur ini merupakan paket kedua pembangunan jalur kereta api milik Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust. Dengan suksesnya jalur Padang–Sawahlunto dan Padangpanjang–Payakumbuh, maka SSS mulai mencoba merambah daerah lainnya di Sumatera Barat. Untuk menghubungkan Kota Padang dengan Kota Pariaman, dibuatlah sebuah jalur kereta api. Jalurnya dimulai dari Lubuk Alung dan berakhir di Pariaman. Jalurnya selesai pada tanggal 9 Desember 1908 dan dilanjutkan menuju Naras dan Sungai Limau pada tanggal 1 Januari 1911.[1] Segmen Naras-Sungai Limau ditutup saat zaman penjajahan Belanda dikarenakan ambruknya jembatan di lintas tersebut dan jalur tersebut sudah dibongkar. Meskipun sudah dibongkar, stasiun kereta apinya sebagian masih utuh dan lahannya masih dikuasai oleh PT KAI.

Stasiun Naras beserta jalur yang menuju stasiun tersebut sudah selesai reaktivasi beserta stasiunnya, dengan bangunan yang lebih baru dan modern serta menonjolkan ciri khas Minangkabau, yaitu rumah gadang. Awalnya direncanakan hanya untuk angkutan CPO[2] namun kereta api Sibinuang bakal diperpanjang menuju stasiun tersebut.[3] Sejak tanggal 22 Maret 2019, stasiun tersebut, bersama jalur segmen Pariaman–Naras resmi dibuka kembali.[4][5]

Jalur terhubung

Lintas aktif

Lintas nonaktif

  • Kelanjutan menuju Sungai Limau (tidak ikut direaktivasi)

Layanan kereta api

Penumpang

Daftar stasiun

NomorNama stasiunSingkatanAlamatLetakKetinggianStatusFoto
Lintas SSS 2 Lubuk Alung–Pariaman–Naras
Segmen Lubuk AlungPariaman
Panjang segmen 21 km
Diresmikan pada tanggal 9 Desember 1908
oleh Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust
Termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat
7033 Lubuk Alung LALubuk Alung Lubuk Alung, Padang Pariamankm 39+699 lintas Teluk BayurPadangLubuk AlungNaras+25 mBeroperasi
- Palembayan PBYkm 42+300Tidak beroperasi
- Sintuk STKkm 43+689Tidak beroperasi
7108 Toboh Gadang TOGkm 46+118Tidak beroperasi
7107Pauh KambarPAKPauh Kambar, Nan Sabaris, Padang Pariamankm 48+129+22 mBeroperasi
7106 Sungai Laban SGNkm 51+786Tidak beroperasi
7105Kurai TajiKIBalai Kurai Taji, Pariaman Selatan, Pariamankm 54+164+15 mBeroperasi
7104CimparuhCIPCimparuh, Pariaman Tengah, Pariamankm 57+514Beroperasi
7103 Pariaman PMNJalan Pangeran Diponegoro, Kampung Pondok I, Pariaman Tengah, Pariamankm 60+592+2 mBeroperasi
Segmen Pariaman-Sungai Limau
Panjang segmen 14 km
Diresmikan pada tanggal 1 Januari 1911
Dibuka kembali pada 22 Maret 2019 Pariaman-Naras
7102 Apar APkm 64+353Tidak beroperasi
7101NarasNRSJalan Prof. Dr. Hamka, Padang Birik-birik, Pariaman Utara, Pariamankm 67+543Beroperasi
- Sungai Limau -Kranji Hilir, Sungai Limau, Padang Pariamankm 74+???Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis tebal miring merupakan stasiun kelas besar atau kelas I yang nonaktif.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi: [6][1][7][8][9]


Referensi

Pranala luar

KML is not from Wikidata