It Is the Law | |
---|---|
![]() Kartu-kartu lobi | |
Sutradara | |
Skenario | Curtis Benton |
Berdasarkan | It Is the Law oleh Elmer Rice dan Hayden Talbot |
Pemeran |
|
Sinematografer | George W. Lane |
Perusahaan produksi | |
Distributor | Fox Film |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 7 rol |
Negara | Amerika Serikat |
It Is the Law adalah film bisu misteri Amerika Serikat tahun 1924 yang disutradarai oleh J. Gordon Edwards dan dibintangi oleh Arthur Hohl, Herbert Heyes, dan Mona Palma. Film tersebut adalah sebuah adaptasi film dari sandiwara Broadway tahun 1922 bernama sama karya Elmer Rice, yang karya itu sendiri berdasarkan pada sebuah novel karya Hayden Talbot. Film tersebut mengisahkan cerita Ruth Allen (Palma), yang menikahi Justin Victor (Heyes) usai bersaing dengan Albert Woodruff (Hohl). Berniat membalas dendam, Woodruff memalsukan kematiannya sendiri dengan membunuh seorang gelandangan yang mirip dengannya, dan menyalahkan Victor atas pembunuhan tersebut. Woodruff berniat untuk kembali berhubungan dengan Allen dengan memakai identitas samaran, namun Allen membongkar penyamarannya. Ketika Victor bebas dari penjara, ia membunuh Woodruff dan dibebaskan atas kesimpulan melakukan bahaya ganda.
Karya tersebut merupakan film terakhir dari sutradara Edwards, yang meninggal setahun kemudian, dan menjadi salah satu film terakhir yang diproduksi di studio New York milik Fox Film. Ulasan-ulasan kontemporer umumnya positif. Seperti kebanyakan karya awal Fox, film tersebut nampaknya hilang dalam kebakaran gudang Fox 1937.
Albert Woodruff dan Justin Victor adalah sahabat yang sama-sama mencintai wanita yang sama, Ruth Allen. Allen memilih untuk menikah dengan Victor, dan Woodruff mengamuk karena cemburu. Woodruff menemukan orang yang mirip dengannya, "Sniffer" Evans, seorang gelandangan dan pecandu narkoba. Pada malam setelah pernikahan Allen dan Victor, Woodruff menelepon Allen dan mengancam akan memerasnya. Ia pun meyakinkan Evans untuk datang ke apartemennya.
Victor juga pergi ke apartemen Woodruff, berniat untuk mengonfrontasi mantan temannya tentang panggilan telepon yang mengancam. Ketika Woodruff melihat Victor di luar gedung apartemen, dia berpura-pura berteriak minta tolong dan menembak mati Evans. Victor disalahkan atas pembunuhan pria yang dianggap Woodruff dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Lima tahun kemudian, Woodruff menyamar dengan janggut dan kacamata berlensa satu dan mengambil identitas baru dalam upaya merayu Allen. Dia bisa mengenalinya sebagai Woodruff karena ketakutannya pada penjepit api. Karena berteman dengan gubernur, dia bisa mengatur pembebasan suaminya dari penjara. Victor menemukan Woodruff di kasino dan membunuhnya. Di persidangan, dia menyatakan bahwa larangan terhadap bahaya ganda mencegah penuntutannya atas pembunuhan tersebut; dia dibebaskan untuk hidup bahagia bersama istrinya.[1][2][3]
Arthur Hohl memerankan kembali peran Woodruff dari produksi sebelumnya dari cerita tersebut dalam bentuk sandiwara Broadway;[6][7] selain Woodruff dan Evans, ia memainkan peran ketiga sebagai pemilik kasino.[2] Para pemerannya juga meliputi Dorothy Kingdon, Helena D'Algy, Patricia O'Connor, dan Nancy Newman sebagai para pelanggan kasino.[5] Karya tersebut merupakan film bisu terakhir Herbert Heyes. Ia kembali berakting pada 1940-an.[8]
Pada 1922, agen teatrikal Walter Jordan mendorong pengarang sandiwara terkenal Elmer Rice untuk mendramatisasi It Is the Law, sebuah novel yang tak diterbitkan yang ditulis oleh Hayden Talbot.[9][10] Pada masa itu, Rice dikenal karena sandiwara Broadway tahun 1914 buatannya, On Trial, yang menampilkan pemakaian kilas balik pertama, sebuah teknik naratif yang diadaptasi olehnya dari film,[11] dalam produksi Broadway.[10] Adaptasi panggung Rice dari karya Talbot, yang juga berjudul It Is the Law, kembali menampilkan sebuah cerita yang mengandung kilas balik.[10] Sandiwara tersebut dipentaskan dalam 125 pertunjukan di Ritz Theatre,[6] dan meraih kesuksesan.[1][10]
Fox Film mengumumkan produksi adaptasi film It Is the Law pada awal 1924, dengan J. Gordon Edwards dipilih untuk menyutradarainya.[12] Ini merupakan satu-satunya film yang disutradarai olehnya pada tahun tersebut, karena ia utamanya bekerja sebagai direktur-jenderal Fox Film pada masa yang sama.[13] Curtis Benton menulis skenario untuk Fox.[4] Tak seperti versi teatrikalnya, karya Benton mempersembahkan cerita yang sepenuhnya dalam tatanan kronologi.[2] Para pemeran utama ditentukan pada Februari,[14] dan syuting dilakukan di studio New York milik Fox. Kebanyakan produksi film Fox pada waktu itu kemudian dipindahkan ke Hollywood: It Is the Law adalah salah satu dari hanya empat film yang dibuat oleh Fox di fasilitas East Coast-nya pada 1924.[a][16] Selain empat film Allan Dwan pada 1926, film tersebut adalah film Fox terakhir yang diproduksi di New York.[17] Tempat syuting yang dibangun di tengah-tengah ruang pengadilan merupaakn duplikat dari sebuah ruangan di The Tombs.[18]
Pendaftaran hak cipta untuk It Is the Law menyatakan bahwa jangka waktunya sejumlah delapan rol,[19] namun versi yang dirilis berjumlah lebih rendah, film tujuh rol.[4] Ketika Twentieth Century-Fox Film memegang hak ciptanya pada 1951, mereka kembali memajukan jangka waktu yang lebih panjang. Judulnya juga dirombak dengan tambahan penekanan, dengan judul It Is the Law![20] Periklanan Fox untuk film tersebut meliputi sebuah trailer,[7] serta pernak-pernik yang diberikan oleh penyelenggara pameran, seperti kunci kecil yang disebut sebagai "kunci misteri" dari film tersebut.[21]
Karya tersebut merupakan karya terakhir Edwards. Ia pensiun dari Fox setelah perampungan film tersebut.[22] Meskipun ia menyatakan keinginannya untuk kembali berperan, ia meninggal akibat pneumonia pada tahun berikutnya.[23]
It Is the Law umumnya meraih ulasan positif. George T. Pardy, yang menulis untuk Exhibitors Trade Review, menyatakan bahwa para penonton menyadari unsur misteri ketika para karakter tidak menyadarinya, sebuah kemunculan penyambutan dari pengisahan kebanyakan melodrama.[1] Motion Picture Magazine menyebut film tersebut "menekan, tangguh ... dan baru dalam gagasannya."[24] Pengulas The Film Daily meyakini bahwa film tersebut akan membuat para penggemarnya tertarik dengan genre tersebut disamping "beberapa hokum dan pelintiran tak masuk akal".[7] Penyutradaraan Edwards dipuji,[1][25] termasuk pengemasan ceritanya,[7] meskipun pengulas untuk Variety merasa bahwa film tersebut tak perlu berjangka panjang.[2] Dalam pementasan peran gandanya, Hohl dianggap sebagai pemeran terkuat di antara para pemeran,[1][2] disamping beberapa ekspresi yang ditampilkan.[7] Screen Opinions yang berbasis di Chicago memiliki opini yang lebih bercampur, memberikan skor 65% kepada film tersebut. Meskipun memuji penyutradaraan dan para pemerannya, pengulasnya merasa bahwa film tersebut "terlalu tak bahagia untuk dijadikan populer".[26]
It Is the Law dianggap telah hilang. Kebakaran gudang Fox 1937 menghancurkan kebanyakan film bisu Fox,[27] dan Perpustakaan Kongres tak memiliki salinannya.[28] Karena sedikit karya Edwards yang masih ada, sedikit film buatannya yang menerima perhatian dari para pengarang modern,[29][30] namun sejarawan film Larry Langman menyebut It Is the Law sebagai contoh bagaimana film-film yang rata-rata berpasangan berubah pada 1920an untuk "memajukan kekuatan dalam wanita mereka".[31]