Intelektualisme

intelektualisme adalah ketaatan atau kesetiaan terhadap latihan daya pikir dan pencarian sesuatu berdasarkan ilmu.[1] Intelektualisme berasal dari kata Intelek yang merupakan kosakata Latin: intellectus yang berarti pemahaman, pengertian, kecerdasan[2] Dalam pengertian sehari-hari kemudian berarti kecerdasan, kepandaian, atau akal.[2] Pengertian intelek ini berbeda dengan pengertian taraf kecerdasan atau intelegensi.[2] Intelek lebih menunjukkan pada apa yang dapat dilakukan manusia dengan intelegensinya atau hal yang tergantung pada latihan dan pengalaman.[2] Dari pengertian istilah, intelektualisme adalah sebuah doktrin filsafat yang menitikberatkan pengenalan (kognisi) melalui akal serta secara metafisik memisahkannya dari pengetahuan indra serapan.[2] Intelektualisme dekat dengan rasionalisme. Dalam filsafat Yunani Purba, penganut intelektualisme menyangkal kebenaran pengetahuan indra serta menganggap pengetahuan intelektual sebagai kebenaran yang sungguh-sungguh.[2] Intelektualisme mengharuskan adanya akal atau kecerdasan otak untuk berpikir secara rasional.[3][4]

Plato adalah salah satu tokoh Intelektualis

Tokoh Intelektualis

Plato dan Aristoteles merupakan tokoh intelektualis yang mendasari paham intelektualisme. Pada masa modern, Robert Maynard Hutchins dan Mortimer Adler.[3] Selan itu, beberapa tokoh muslim menjadi intelektualis seperti Fethullah Gülen, Muslim Syaikh Yusuf al-Qaradawi, Orhan Pamuk, Muhammad Yunus, Amr Khalid.[5]

Referensi