Hubungan India dengan Jepang

Hubungan India–Jepang (日印関係, Nichiinkankei) secara tradisional kuat. Selama berabad-abad, orang-orang India dan Jepang telah mengadakan pertukaran budaya, utamanya sebagai hasil dari Buddhisme yang menyebar secara tak langsung dari India ke Jepang, melalui China dan Korea. India adalah penerima terbesar dari asistensi pengembangan resmi (ODA) Jepang.[1]

Hubungan India–Jepang
Peta memperlihatkan lokasiIndia and Japan

India

Jepang
Perdana Menteri Narendra Modi dari India dan Perdana Menteri Shinzo Abe dari Jepang, pada saat kunjungan bilateral di Jepang, 2014.

Hubungan politik antara dua negara masih hangat sejak kemerdekaan India. Perusahaan Jepang, seperti Sony, Toyota, dan Honda, menyediakan fasilitas di India, dan dengan pertumbuhan ekonomi India, India menjadi pasar besar untuk firma-firma Jepang. Pada faktanya, firma-firma Japang adalah salah satu dari firma pertama yang melakukan investasi di India. Perusahaan Jepang paling berpengaruh yang melakukan investasi di India adalah perusahaan multinasional automobil Suzuki, yang berada dalam kemitraan dengan perusahaan automobil India Maruti Suzuki, perusahaan mobil terbesar di pasar India, dan sebuah subsidiari dari perusahaan Jepang.

Pada Desember 2006, Perdana Menteri India Manmohan Singh mengunjungi Jepang dalam rangka menandatangani "Perjanjian Bersama Atas Kemitraan Global dan Strategis Jepang-India". Jepang membantu keuangan beberapa proyek infrastruktur di India, yang paling terkenal adalah sistem Delhi Metro.

Menurut Jajak Pendapat Pelayanan Dunia BBC 2013, 42% orang Jepang memikirkan dampak internasional India sebagai hal positif, dengan 4% menganggapnya negatif.[2]

Hubungan sejarah

Buddha Besar (Vairocana) kuil Tōdai-ji, Jepang
Benzaiten, salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan di Jepang, Benzaiten berasal dari deitas India, Saraswati.

Pertukaran budaya antara India dan Jepang dimulai pada awal abad ke-6 dengan pengenalan Buddhisme di Jepang dari India. Biksu India Bodhisena datang ke Jepang pada 736 untuk menyebarkan Buddhisme dan menampilkan mata terbuka dari Buddha Besar yang dibuat di Tōdai-ji,[1] dan menetap di Jepang sampai kematiannya pada 760. Buddhisme dan hal-hal yang secara intrinsik berhubungan dengan budaya India memiliki dampak yang besar pada budaya Jepang.[3]

Hubungan saat ini

Ekonomi

Tahun20012002200320042005200620072010-112011-122012-13[4]
Ekspor dari India ke Jepang2.22.12.22.63.24.14.15.096.336.10
Ekspor dari Jepang ke India1.91.92.43.03.54.56.18.6311.9612.41

(Miliar USD)

Budaya

PM India Narendra Modi di sebuah kelas musik di Sekolah Dasar Taimei, Tokyo

Japan dan India memiliki ikatan budaya yang kuat, yang utamanya berdasarkan pada Buddhisme Jepang, yang masuk melakukan praktik di Jepang saat ini. Kedua negara mengumumkan pada 2007, tahun ke-50 Perjanjian Budaya Indo-Jepang, sebagai Tahun Promosi Pariwisata dan Persahabatan Indo-Jepang, dengan mengadakan acara-acara budaya di kedua negara tersebut.[5][6]

Osamu Tezuka, kamisama manga menulis manga biografi Buddha dari 1972 sampai 1983. Saat ini, Jepang juga mendukung pembangunan kembali Universitas Nalanda, sebuah pusat pengajaran Buddhis kuno.[7]

Bollywood telah menjadi lebih populer di kalangan orang Jepang pada dekade saat ini,[8][9] dan yogi dan pasifis India Dhalsim adalah salah satu karakter populer dalam serial permainan video Jepang Street Fighter.

Mulai dari 3 Juli 2014 Jepang mengeluarkan visa intri ganda untuk penyinggahan warga negara India jangka pendek.[10]

Lihat pula

Referensi

Bacaan tambahan

  • Green, Michael. Japan, India, and the Strategic Triangle with China Strategic Asia 2011–12: Asia Responds to Its Rising Powers – China and India (2011)
  • Joshi, Sanjana. "The Geopolitical Context of Changing Japan-India Relations." UNISCI Discussion Papers 32 (2014): 117-136. online
  • Naidu, G. V. C. "India and East Asia: The Look East Policy." Perceptions (2013)18#1 pp: 53-74. online Diarsipkan 2020-02-26 di Wayback Machine.
  • Nakanishi, Hiroaki. "Japan-India civil nuclear energy cooperation: prospects and concerns." Journal of Risk Research (2014): 1-16. online

Pranala luar

  • Research, Reference and Training Division (2008). India 2008 (PDF). New Delhi: Ministry of Information and Broadcasting, Government of India. ISBN 81-230-1488-0. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-09-03. Diakses tanggal 2015-04-24. 

Pranala luar