Harry Truman Simanjuntak

Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak (lahir 2 Agustus 1951) merupakan seorang arkeolog pada bidang prasejarah. Dia terkenal karena telah mengabdi dalam beragam penelitian arkeologi yang salah satunya merupakan penemuan lukisan cadas di Situs Arkeologi Gua Harimau.[1] Dia telah mendapatkan penghargaan Sarwono Award pada tahun 2015 dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan penghargaan sebagai pegiat pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2016. Saat ini, Harry bekerja sebagai Profesor Riset di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Direktur Pusat Studi Prasejarah dan Austronesia sejak tahun 2006.

Kehidupan Pribadi dan Pendidikan

Harry Truman Simanjuntak yang lahir pada tanggal 2 Agustus 1951 di Matio yang merupakan sebuah kampung di kota Pematang Siantar merupakan anak ke-7 dari 11 bersaudara dari pasangan Josia Simanjuntak dan Samaria Siahaan.[2] Ketertarikannya pada ilmu arkeologi bermula ketika dia masih kelas V di Sekolah Rakyat ketika gurunya menceritakan tentang Candi Prambanan dan Candi Borobudur dan menyarankan agar mereka rajin belajar sehingga bisa kesana untuk menjelaskan tentang candi-candi tersebut. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Kristen Pematang Siantar,[3] Harry masuk ke Jurusan Hukum di Universitas Sumatera Utara pada tahun 1970. Akan tetapi, dia pindah pada tahun pertamanya ke Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengejar impiannya belajar arkeologis. Selama disana, Harry mengambil kuliah di jurusan berbeda, yaitu Hukum di Universitas Atma jaya Yogyakarta dan Arkeologi di Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada pada tahun 1973.[4] Dia lulus pada tahun 1979 dari Jurusan Arkeologi setelah lulus sebagai sarjana muda.[5] Simanjuntak melanjutkan kuliah di pada tahun 1987 dengan tesis berjudul contribution a etude des materieles lithiques du site de varrieres i essone france dan disertasi Contribution a l'etude des Civilisations Prehistoriques et Protohistoriques de la Lozere et des Regions Limithropes di Institut de paléontologie humaine di Paris.[6]

Dia menikah dengan Yohana Yuliati dan memiliki anak bernama Ruth Simanjuntak dan Levi Simanjuntak .[7][8]

Karier

Dia bekerja di Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1977 sampai tahun 1986 atas tawaran Prof Dr Raden Panji Supono.[4] Setelah lulus dari Institut de paléontologie humaine, dia kembali ke Indonesia pada tahun 1991[9] dan bekerja sebagai peneliti dan kepala divisi prasejarah di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dari tahun 1992- 2000.[10] Dia juga sempat menjadi ketua dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia pada periode 2002 sampai 2005.[11][12] Pada tahun 2006, Truman Simanjuntak diangkat sebagai Profesor riset di Pusat Penelitian Arkeologi dengan orasinya yang berjudul "Pluralisme dan Multikulturalisme dalam Prasejarah Indonesia".[13][14] Saat itu, Dia juga menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Prasejarah dan Austronesia.[7]

Penghargaan

Pada tahun 2015, Harry Truman Simanjuntak mendapatkan penghargaan Sarwono Award dari LIPI karena pengabdiannya di bidang arkeologi selama 38 tahun.[15][16] Tahun depan, dia mendapatkan penghargaan dari Kemendikbud sebagai salah satu dati 40 pegiat pendidikan.[17][18]

Daftar pustaka