Habib bin Abi Ubaidah al-Fihri

Habib bin Abi Ubaidah bin Uqbah bin Nafi' al-Fihri (bahasa Arab: حبيب بن أبي عبيدة بن عقبة بن نافع الفهري)[1] adalah seorang jenderal Arab pada masa Kekhalifahan Umayyah.

Habib bin Abi Ubaidah al-Fihri
Informasi pribadi
LahirMesir
Meninggal741
Bagdoura
Hubungan
AnakAbdurrahman
Ilyas
Abdul Warits
Orang tuaAbu Ubaidah bin Uqbah
Karier militer
Pertempuran/perang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Silsilah

Habib berasal dari kabilah Bani Al-Harits bin Fihr.[2] Silsilahnya adalah Habib bin Abi Ubaidah bin Uqbah bin Nafi' bin Abdu Qais bin Laqith bin Amir bin Umayyah bin Azh-Zharib bin Umayyah bin Al-Harits bin Fihr.[3][4][5]

Asal-usul

Habib merupakan cucu dari Uqbah bin Nafi', seorang penakluk, pendiri kota Kairouan, dan gubernur Ifriqiyah pada masa kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan.[6] Ayahnya sendiri, Abu Ubaidah bin Uqbah, yang memiliki nama asli Murrah,[7] adalah seorang tabi'in yang meriwayatkan hadis dari Ibnu Umar.[8] Habib mempunyai saudara yang bernama Nafi'.[4] Ia lahir dan dibesarkan di Mesir.[7]

Biografi

Habib ikut serta dalam penyerbuan yang dipimpin oleh gubernur Ifriqiyah, Musa bin Nushair, pada tahun 712 untuk menaklukkan Spanyol. Pada tahun 714, Habib diangkat bersama putra Musa sendiri, Abdul Aziz bin Musa, sebagai wakil gubernur di Spanyol. Ibnu Khaldun menganggap Habib yang menerima perintah dan melakukan pembunuhan terhadap Abdul Aziz pada tahun 716. Ia kemudian membawa kepalanya secara pribadi ke Damaskus, dan menyerahkannya kepada Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.[9]

Ia kemudian kembali ke Ifriqiyah.[7] Ketika Ubaidillah bin Al-Habhab menjabat sebagai gubernur Ifriqiyah pada tahun 734, ia memerintahkan Habib untuk memimpin pasukan dengan tugas menaklukkan Sous yang terletak di Maroko dan wilayah Sudan.[10] Pada tahun 735, ia memimpin angkatan laut untuk menaklukkan Pulau Sardinia (Cerdanya).[11] Empat tahun kemudian, tepatnya di tahun 739,[11] Habib melancarkan serangan ke Pulau Sisilia serta mengepung kota Syracuse yang terletak di timur pulau tersebut. Ia berhasil pulang ke Ifriqiyah dengan membawa rampasan perang.[12]

Pada tahun yang sama, Pemberontakan Berber meletus di Tangier yang dipimpin oleh Maisarah al-Matghari.[13] Maisarah kemudian membunuh wakil Ubaidillah atas Tangier, Umar bin Abdullah al-Muradi, dan wakil Ubaidillah yang merupakan anaknya sendiri atas Sous, Ismail bin Ubaidillah bin Al-Habhab.[14] Ubaidillah segera mengirim pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Abi Habib al-Fihri untuk menekan mereka[15] sambil memerintahkan Habib bin Abi Ubaidah untuk kembali dari Sisilia.[16] Ketika pasukan Berber dan pasukan Khalid bertempur, Maisarah memerintahkan agar Berber mundur yang menyebabkan ia dibunuh oleh Berber karena perilaku buruknya. Khalid bin Hamid az-Zanati (atau Khalid bin Habib az-Zanati) kemudian mengambil alih kepemimpinan dan memerintahkan serangan yang mengakibatkan terbunuhnya Khalid al-Fihri dan pasukannya di Pertempuran Para Bangsawan.[17] Khalifah saat itu, Hisyam bin Abdul Malik, segera memecat Ubaidillah karena kegagalannya menekan pemberontakan.[18]

Hisyam selanjutnya mengirim pasukan dari Suriah yang dipimpin oleh Kultsum bin Iyadh sekaligus gubernur pengganti Ubaidillah untuk menekan pasukan Berber.[19][20] Habib bergabung dalam pasukan Kultsum dan menjadi pemimpin pasukan Ifriqiyah.[21] Ia terbunuh bersama Kultsum[22] dalam Pertempuran Bagdoura melawan pemberontak Berber pada tahun 741.[23][13]

Keturunan

Putra Habib, Abdurrahman, adalah gubernur Ifriqiyah di kemudian hari.[4][24] Ibunya adalah seorang perempuan dari Berber.[25] Habib mempunyai putra lain yang bernama Ilyas dan Abdul Warits. Mereka memiliki banyak keturunan di Ifriqiyah.[4] Cucu Habib, Yusuf bin Abdurrahman, adalah gubernur Al-Andalus.[26]

Referensi

Sumber

  • Ibnu Khaldun, Histoire des Berbères et des dynasties musulmanes de l'Afrique, 1852 trans., Algiers.
  • Ibnu Idzari, Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad (1980). Al-Bayan al-Maghrib fi Ikhtashar Akhbar Muluk al-Andalus wal Maghrib (dalam bahasa Arab). Dar ats-Tsiqafah, Beirut.