Google Foto

Layanan penyimpanan foto berbasis awan

Google Foto (bahasa Inggris: Google Photos) adalah sebuah layanan penyimpanan dan berbagi foto daring yang dikembangkan Google. Layanan ini diluncurkan pada 28 Mei 2015 dan merupakan sempalan dari Google+, jejaring sosial dari perusahaan tersebut.

Google Foto
Tipepenyimpanan awan Edit nilai pada Wikidata
Versi pertama28 Mei 2015; 9 tahun lalu (2015-05-28)
GenrePenyimpanan dan berbagi foto
Karakteristik teknis
Sistem operasiAndroid, iOS, web
Formatunduhan digital Edit nilai pada Wikidata
Informasi pengembang
PembuatLarry Page Edit nilai pada Wikidata
PengembangGoogle
Informasi tambahan
Situs webphotos.google.com
BlogBlog oficial Edit nilai pada Wikidata
Subredditgooglephotos Edit nilai pada Wikidata
Twitter: googlephotos Edit nilai pada Wikidata
Sunting di Wikidata Sunting di Wikidata • Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Mulai 1 Juni 2021, dalam tingkat gratisnya, setiap foto dan video yang diunggah akan diperhitungkan dalam kuota penyimpanan gratis Google yang digunakan bersama dengan semua layanan Google, sebesar 15 GB.[1]

Google Foto menerima tanggapan yang positif setelah pemisahannya dari Google+ pada 2015. Para pengulas memuji layanan Foto yang sudah diperbarui atas teknologi pengenalan, pencarian, aplikasi, dan waktu muat. Bagaimanapun, ada juga kekhawatiran tentang privasi, termasuk motivasi Google untuk membuat layanan ini, dan juga hubungan perusahaan tersebut dengan berbagai pemerintah dan peraturan-peraturan yang mengharuskan Google memberikan seluruh riwayat foto pengguna. Google Foto telah banyak diadopsi pengguna. Layanan tersebut mencapai 100 juta pengguna 5 bulan setelah peluncuran, 200 juta setelah setahun, 500 juta setelah dua tahun, dan 1 miliar pada 2019, 4 tahun setelah peluncuran. Per 2020, Google melaporkan bahwa ada 28 miliar foto dan video yang diunggah ke Google Foto setiap minggu, dan ada lebih dari 4 triliun foto yang disimpan di layanan tersebut.[1]

Sejarah

Google Foto adalah penerus dari fitur foto yang sebelumnya ada di Google+, jaringan sosial media Google.[2] Google meluncurkan jaringan sosial media tersebut untuk bersaing dengan Facebook, namun layanan tersebut tidak pernah sepopuler Facebook untuk jaringan sosial dan pembagian foto. Google+ menawarkan penyimpanan foto dan alat-alat organisasi yang melebihi Facebook, tapi Google+ tidak punya basis pengguna yang cukup untuk menggunakannya.[3] Dengan meninggalkan afiliasi dengan jaringan sosial, layanan Google Foto mengganti asosiasinya dari sebuah platform pembagian menjadi platform pustaka pribadi.[4]

Pada Desember 2015, Google menambahkan album bersama kepada Google Foto. Pengguna mengumpulkan foto dan video dalam sebuah album, dan kemudian membagikannya dengan pengguna Google Foto lainnya. Penerima "dapat ikut menambahkan foto dan video mereka sendiri, dan juga mendapat notifikasi ketika gambar baru ditambahkan". Pengguna juga dapat menyimpan media dari album bersama untuk ditambahkan ke album koleksi pribadi mereka sendiri.[5][6][7] Tidak seperti layanan bawaan Foto service di iOS, Google Foto memungkinkan pembagian resolusi penuh di antara platform Android dan iOS.

Pada 12 Februari, 2016, Google mengumumkan Picasa desktop application akan dihentikan pada 15 Maret, 2016, setelah penutupan layanan Picasa Web Albums pada 1 Mei, 2016. Google menyatakan bahwa alasan utama untuk menghentikan Picasa adalah bahwa perusahaan tersebut mau fokus "seluruhnya dalam satu layanan foto"; yaitu Google Foto.[8]

Pada Juni 2016, Google memperbarui Foto untuk memasukkan album yang dibuat secara otomatis. Setelah sebuah acara atau perjalanan, Foto akan mengelompokkan beberapa foto dan mengusulkan membuat sebuah album dengan foto-foto tersebut, bersama dengan peta untuk menunjukkan perjalanan dan pin lokasi untuk tempat spesifik. Pengguna juga dapat menambahkan teks keterangan untuk menggambarkan foto.[9][10] Pada October, Google mengumumkan beberapa pembaruan signifikan; Google Foto sekarang akan membuat memori lama dengan orang-orang yang diidentifikasi dari foto-foto baru penggnuna; layanan tesebut juga akan menyorot sekumpulan fiti ketika pengguna baru saja mengambil gambar dari sebuah subjek tertentu; layanan tesebut juga membuat animasi dari video dan juga foto (animasi foto sudah ada sejak awal), menampilkan foto-foto spesifik yang dicampur dengan video; dan layanan tesebut juga mendeteksi foto terbalik dan miring untuk memberitahu pengguna untuk mengubah orientasi foto. Semua fitur ini dikerjakan Pemelajaran mesin, tanpa interaksi pengguna yang diperlukan.[11]

Pada November, Google merilis sebuah aplikasi terpisah - PhotoScan - yang dapat digunakan untuk memindai foto yang dicetak ke dalam Google Foto. Aplikasi tersebut, dirilis untuk iOS dan Android, menggunakan prosesi pemindaian dimana pengguna harus mengarahkan kamera mereka ke atas empat titik di atas gambar, supaya perangkat lunak tersebut bisa mengkombinasikan foto menjadi gambar digital resolusi tinggi dengan kecacatan seminimal mungkin.[12][13] Pada bulan yang sama, Google menambahkan sebuah fitur penggeser "Deep blue" yang memungkikan pengguna mengubah warna dan saturasi langit, tanpa menurunkan kualitas gambar atau mengubah warna objek lain dalam foto.[14]

Pada Februari 2017, Google memperbarui tab "Albums" di aplikasi Android untuk memasukkan tiga bagian terpisah; satu untuk kamera ponsel, dengan beberapa opsi tampilan (misalnya orang atau lokasi); satu untuk foto yang diambil di aplikasi lain; dan yang ketiga untuk album foto itu sendiri.[15][16] Pada Maret, Google menambahkan fitur white balance otomatis ke dalam Google Foto. Aplikasi Android dan situs layanan tersebut menerima pembaruan tersebut terlebih dahulu, dengan aplikasi iOS kemudian.[17][18] Kemudian pada Maret, ditambahkan pembaruan yang memungkinkan pengguna mengunggah foto dengan kualitas "pratinjau ringan" untuk ditampilkan dalam koneksi seluler lambat sebelum pengunggahan dengan kualitas yang lebih tinggi dengan Wi-Fi. Fitur tersebut juga bekerja dengan foto yang dibagikan, dimana gambar berkualitas rendah akan dikirim sebelum diperbarui dengan versi yang berkualitas tinggi.[19][20] Pada April, Google menambahkan stabilisasi gambar. Fitur tersebut membuat video duplikat agar tidak menimpa video yang asli.[21][22]

Pada Mei 2017, Google mengumumkan beberapa pembaruan untuk Google Foto. "Suggested Sharing" mengingatkan pengguna untuk membagikan foto, dan mengelompokkan beberapa foto berdasakan wajah serta menyarankan penerima foto berdasarkan pengenalan wajah. "Shared Libraries" memungkinkan dua pengguna membagikan sebuah kumpulan semua foto atau kategori gambar yang spesifik. "Photo Books" adalah koleksi fisik dari sekumpulan foto, dalam bentuk album softcover atau hardcover, dengan Foto menyarankan koleksi secara otomatis berdasarkan wajah, lokasi, perjalanan, atau yang lainnya.[23][24][25] Di akhir bulan Mei, Google mengumumkan sebuah fitur "Arsip" yang menyembunyikan foto dari tampilan linimasa utama tanpa menghapusnya. Konten yang diarsipkan masih dapat muncul dalam album dan pencarian.[26][27] Pada Juni, fitur-fitur pembagian yang diumumkan pada Mei mulai diterapkan kepada para pengguna.[28][29]

Pada Desember 2018, Google melipatgandakan jumlah foto dan video yang dapat disimpan dalam sebuah Album Google Foto Langsung pribadi, dari 10,000 menjadi 20,000 foto, yang sama dengan kapasitas album bersama.[30]

Pada September 2019, Google Foto mengumumkan sebuah fitur yang mirip media sosial bernama "Memories". Fitur ini mirip dengan fitur Stories di Instagram dan Facebook yang menyorot foto-foto di masa lalu.[31]

Pada 25 Juni, 2020, Google Foto mengumumkan perubahan desain besar-besaran di aplikasi web dan ponselnya, dengan logo baru yang disederhanakan.[32]

Fitur

Layanan ini memiliki aplikasi untuk sistem operasi Android dan iOS, dan sebuah situs web.[2] Pengguna mencadangkan foto mereka ke layanan awan ini, yang dapat diakses dari semua perangkat mereka.[33]

Layanan Google Foto menganalisa dan mengelompokkan gambar dan bisa mengidentifikasi pantai, kaki pantai, atau "badai salju di Toronto."[2] Dari jendela pencarian aplikasi, pengguna disuguhkan pencarian-pencarian potensial untuk kelompok foto dalam tiga kategori besar: Orang, Tempat, dan Benda.[33] Layanan tersebut menganalisa foto, mencari wajah yang mirip dan kemudian mengelompokkannya dalam kategori Orang; dan melacak wajah yang menua.[2] Kategori Tempat menggunakan data penandaan geografis, tetapi juga dapat menentukan lokasi di gambar lama dengan menganalisis bangunan terkenal (misalnya, foto yang memuat Menara Eiffel).[33] Kategori Benda memproses foto untuk subjeknya: ulang tahun, bangunan, kucing, konser, makanan, kelulusan, poster, tangkapan layar, dan lain-lain. Pengguna dapat menghapus kesalahan kategorisasi secara manual.[33] Google Lens juga terintegrasi ke dalam layanan ini.

Penerima gambar yang dibagikan dapat melihat galeri web tanpa perlu mengunduh aplikasi.[2] Pengguna dapat menggesekkan jari mereka di layar untuk menyesuaikan pengaturan pengeditan foto layanan, bukan menggunakan penggeser.[3] Gambar dapat dengan mudah dibagikan dengan jejaring sosial (Google+, Facebook, Twitter) dan layanan lainnya. Aplikasi ini menghasilkan tautan web yang dapat diakses pengguna Google Foto dan non-pengguna.[33]

Fitur baru yang menunjukkan peta panas lokasi foto telah ditambahkan pada tahun 2020.[34]

Penyimpanan

Google Foto memiliki tiga pengaturan penyimpanan: "High quality" (sekarang Storage Saver), "Original quality" dan "Express quality" (tidak tersedia pada lokasi tertentu). High quality sudah termasuk penyimpanan foto dan video, foto sampai 16 megapixel dan video sampai resolusi 1080p.[4] Original quality mempertahankan kualitas dan resolusi asli dari foto dan video. Express quality termasuk penyimpanan foto dan video sampai 3 megapixel dan video sampai resolusi 480p.

Untuk tiga generasi pertama ponsel Google Pixel, Google Foto menawarkan penyimpanan tak terbatas dengan pengaturan "Original quality" secara gratis.[35] Penawaran tersebut tidak terbatas untuk pengguna Pixel generasi pertama, namun pengguna Pixel 2 dan 3 hanya bisa menggunakan pengaturan "Original quality" untuk foto dan video yang diambil masing-masing sebelum 16 Januari 2021 dan 31 Januari 2022; foto dan video yang diambil setelah tanggal tersebut akan diunggah dengan pengaturan "High quality". Pixel 3a dan generasi selanjutnya tidak menawarkan penyimpanan "Original quality" yang tak terbatas; namun para pengguna baru yang menggunakan ponsel Pixel 4, Pixel 4a, Pixel 4a (5G), dan Pixel 5 ditawarkan percobaan 3 bulan untuk paket 100 GB Google One.[36][37]

Pada November 2020, Google Foto mengumumkan akan menghentikan penawaran penyimpanan foto yang diunggah dengan pengaturan "high quality" atau "express quality" mulai 1 Juni 2021, karena permintaan yang terus naik.[38] Pada 1 Juni juga Google Foto mengganti nama pengaturan "high quality" menjadi "storage saver". Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan Google terhadap penghasilan dari iklan.[39] Foto yang sudah ada tidak akan terpengaruh, dan foto-foto baru yang diunggah akan termasuk kuota penyimpanan yang digunakan bersama Google Drive, Gmail, dan Google Foto. Pengguna lima generasi pertama ponsel Google Pixel tidak dimasukkan dalam perubahan ini.[40]

Pertumbuhan

Pada Oktober 2015, lima bulan setelah peluncuran layanan ini, Google mengumumkan bahwa Google Foto memiliki 100 juta pengguna, yang sudah mengunggah gambar dan video berjumlah 3.72 petabyte.[41][42]

Pada Mei 2016, satu tahun setelah peluncuran Google Foto, Google mengumumkan bahwa layanan tersebut sudah memiliki 200 juta pengguna aktif bulanan. 13.7 petabyte gambar dan video sudah diunggah, 2 triliun label sudah digunakan (24 miliar diantaranya merupakan swafoto), dan 1.6 miliar animasi, serta kolase dan efek yang dibuat berdasarkan konten pengguna.[43]

Pada Mei 2017, Google mengumumkan bahwa Google Foto sudah memiliki 500 juta pengguna,[44] yang menunggah 1.2 miliar foto setiap harinya.[45]

Pada November 2020, Google mengumumkan bahwa 4 trilliun foto disimpan di Google Foto, dan setiap minggu 28 miliar foto dan video baru diunggah.[1][46][47]

Tanggapan

Pada perilisan Google Foto pada Mei 2015, para pengulas menulis bahwa layanan tersebut adalah salah satu yang terbaik dari jenisnya.[4][48] Walt Mossberg dari Recode menyebut layanan tersebut adalah yang terbaik dalam penyimpanan foto berbasis awan, melawan kompetisinya dengan Amazon (Amazon Drive), Apple (iCloud), Dropbox, dan Microsoft (OneDrive).[4] Jacob Kastrenakes dari The Verge menulis bahwaa perilisan layanan ini membuat Google sebuah kompetitor yang besar dalam pasar penyimpanan foto,[2] dan bahwa struktur harganya lebih baik daripada membayar untuk penyimpanan foto.[3] Sarah Mitroff dan Lynn La dari CNET menulis bahw aplikasi ponsel dan tablet Google Foto adalah sangat baik, dan bahwa Google Foto memiliki rancangan yang lebih efisien daripada Flickr milik Yahoo dan lebih banyak fitur pengelompokkan daripada iCloud.[48]

Kastrenakes menggambarkan peluncuran layanan Google Foto pada Mei 2015 sebagai bukti bahwa Google mengeluarkan fitur-fitur terbaik dari jaringan sosialnya, Google+. Ia menyatakan bahwa Google Foto "selalu bagus", dan ia menyukai fakta bahwa para pengguna dapat menggunakan layanan tersebut "tanpa harus mendaftar untuk sebuah jaringan sosial yang baru".[2] Mossberg menggambarkan peluncuran tersebut sebagai "hari pembebasan" untuk fitur-fitur foto yang "tersembunyi" dalam "jaringan sosial media yang diabaikan".[4] Strategi layanan ini, menurut Josh Lowensohn dari The Verge, adalah untuk menaruh semua data dalam server Google supaya dapat diakses secara universal.[3]

Mossberg menyukai fungsi pencarian di layanan ini, dengan menulis bahwa pencarian dengan kata kunci "Massachussets" "langsung memunculkan banyak foto yang berkaitan."[4] Lowesohn memperhatikan kecepatan dan kecerdasan layanan ini, khususnya pada kemampuannya mengelompokkan foto, dan juga durasi memuatnya foto dan pencarian yang cepat, dan juga alat manipulasi foto yang sederhana.[3]

John C. Dvorak dari PC Magazine khawatir terhadap privasi layanan ini. Ia khususnya khawatir tentang motivasi Google di belakang Google Foto, hubungan perusahaan tersebut dengan pemerintah, dan aturan yang mengharuskan Google untuk menyediakan seluruh riwayat dari foto-foto penggunanya jika diminta. Dvorak membandingkan skenario tersebut dengan memperbolehkan orang lain "melihat-lihat ke dalam laci pakaian dalam anda". Ia mengkritik fungsi sinkronisasi layanan tersebutm dan lebih menyukai folder berisi gambar daripada sebuah "database rata" yang tidak tersortir. Dvorak juga menyoroti pilihan foto yang buruk untuk dibuat animasi dan kurangnya jaminan jangka panjang, mengingat Google Reader yang dibatalkan tiba-tiba. Ia akhirnya menyarankan para pengguna untuk menggunakan sebuah hard disk portabel, yang ia anggap lebih murah dan aman.[49]

Lihat pula

Referensi

Pranala luar