Gangguan kepribadian skizotipal

gangguan kepribadian yang ditandai dengan isolasi sosial, kecemasan dalam situasi sosial, perilaku dan pemikiran aneh, dan seringkali keyakinan yang tidak biasa

Gangguan kepribadian skizotipal (StPD atau SPD), juga dikenal sebagai gangguan skizotipal, adalah gangguan kepribadian cluster A.[1][2] Klasifikasi Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) menggambarkan gangguan ini secara spesifik sebagai gangguan kepribadian yang ditandai dengan gangguan berpikir, paranoid, suatu bentuk karakteristik kecemasan sosial, derealisasi, psikosis sementara, dan keyakinan yang tidak biasa. Orang dengan gangguan ini merasa sangat tidak nyaman dalam membentuk dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain, terutama karena keyakinan bahwa orang lain menyimpan pikiran dan pandangan negatif tentang mereka. Tingkah laku bicara yang aneh dan cara berpakaian yang tidak terduga secara sosial juga merupakan ciri khasnya. Orang dengan skizotipal mungkin bereaksi aneh dalam percakapan, tidak merespons, atau berbicara sendiri.[3] Mereka sering menafsirkan situasi sebagai hal yang aneh atau memiliki arti yang tidak biasa bagi mereka; kepercayaan paranormal dan takhayul adalah hal biasa. Orang dengan skizotip biasanya tidak setuju dengan anggapan bahwa pikiran dan perilaku mereka adalah 'gangguan' dan malah mencari pertolongan medis untuk mengatasi depresi atau kecemasan.[4]

Sejarah

StPD diperkenalkan pada tahun 1980 di DSM-III.[5] Pencantumannya memberikan klasifikasi baru untuk gangguan spektrum skizofrenia dan gangguan kepribadian yang sebelumnya tidak ditentukan. Diagnosisnya dikembangkan melalui pembedaan klasifikasi gangguan kepribadian ambang, di mana beberapa populasi yang didiagnosis menunjukkan ciri-ciri spektrum skizofrenia.[6][5] Ketika pemisahan gangguan kepribadian ambang dan StPD awalnya disarankan oleh Spitzer dan Endicott, namun ditentang oleh Siever dan Gunderson.[7][6] Penentangan Siever dan Gunderson terhadap Spitzer dan Endicott adalah bahwa StPD terkait dengan skizofrenia.[8] Spitzer dan Endicott menyatakan "Kami percaya, seperti halnya penulis, bahwa bukti hubungan genetik antara ciri-ciri Schizotypal dan Skizofrenia Kronis lebih bersifat sugestif daripada terbukti".[6] StPD dimasukkan dalam DSM-IV dan DSM-V dan terdapat sedikit perubahan dalam diagnosisnya.[5]

Referensi