Dawud bin Ali
Abu Sulaiman Dawud bin Ali bin Abdullah bin Abbas (bahasa Arab: أبو سليمان داود بن علي بن عبد الله بن عباس) adalah seorang pemimpin dari keturunan Bani Hasyim.[1]
Dawud bin Ali | |
---|---|
Gubernur Kufah | |
Masa jabatan 750–750 | |
Penguasa monarki | As-Saffah |
Gubernur Makkah, Madinah, Yamamah, Yaman, dan Thaif | |
Masa jabatan 750–750 | |
Penguasa monarki | As-Saffah |
Informasi pribadi | |
Lahir | 700 Asy-Syarah, Yordania |
Meninggal | 750 Madinah |
Makam | Jannatul Baqi |
Suami/istri |
|
Anak | Musa Kultsam Dawud Fatimah (putri) |
Orang tua | Ali bin Abdullah bin Abbas |
Julukan | Abu Sulaiman |
Karier militer | |
Pertempuran/perang | Revolusi Abbasiyah |
![]() ![]() |
Asal-usul
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ce/Regions_of_Bilad_al-Sham_by_al-Muqaddasi.png/300px-Regions_of_Bilad_al-Sham_by_al-Muqaddasi.png)
Dawud lahir pada tahun 81 H (700 M)[1] di daerah Asy-Syarah, Yordania.[2] Ia merupakan putra dari Ali bin Abdullah bin Abbas, salah satu ulama dari kalangan tabi'in dan ibunya adalah budak-selir (ummu walad).[3] Ia juga merupakan paman dari Khalifah As-Saffah.[4]
Biografi
Dawud adalah salah satu pemimpin revolusi melawan Bani Umayyah.[5] As-Saffah mengangkatnya menjadi gubernur Kufah pada tahun 132 H (750 M). Kemudian dia memberhentikannya[5] dan mengangkatnya menjadi gubernur Makkah, Madinah, Yamamah, Yaman, dan Thaif.[1] Selama menjadi gubernur, ia menjadi orang pertama dari keturunan Abbas bin Abdul Muthalib yang memimpin haji bersama orang-orang di tahun yang sama.[6] Kemudian, Dawud pergi ke Madinah dan tinggal di sana selama berbulan-bulan[6] sampai ia meninggal pada tahun 133 H (750 M).[1] Ia kemudian dimakamkan di Jannatul Baqi.[7] Putranya, Musa, menggantikannya sebagai gubernur Hijaz selama tiga bulan lalu As-Saffah segera menggantinya dengan paman dari pihak ibunya yang bernama Ziyad bin Ubaidillah al-Haritsi.[8]
Kepribadian
Dawud merupakan seorang orator yang fasih.[1] Ia terkenal dengan khotbahnya di Makkah ketika menjadi gubernur[a] dan khotbahnya di Kufah ketika As-Saffah menjadi khalifah.[b] Di sisi lain, ia juga dikenal memiliki sifat kejam. Ketika berada di Makkah dan Madinah, Dawud memerintahkan untuk membunuh orang-orang. Sejumlah orang dari keturunan Bani Hasyim dan Bani Umayyah di Makkah dibunuh atas perintahnya.[10] Malik bin Anas, salah satu ulama dari empat madzhab yang juga semasa dengan Dawud, termasuk di antara orang-orang yang menyaksikan peristiwa-peristiwa tersebut.[11] Setelah menyelesaikan semua masalah tersebut, Dawud segera menghadapi perlawanan dari Al-Mutsanna bin Yazid, putra dari Yazid bin Umar bin Hubairah di Yamamah.[12] Al-Mutsanna sendiri adalah gubernur Yamamah.[13] Ia kemudian berhasil membunuh dan mengalahkan Al-Mutsanna beserta pendukungnya.[12]
Pasangan dan anak
Dawud menikah dengan Ummul Hasan, putri dari Ali bin Husain dan memiliki anak-anak yang bernama Musa dan Kultsam. Saudara perempuan Ummul Hasan, Fatimah, menikah dengan Dawud setelah ia meninggal dan melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Fatimah binti Dawud.[14][15] Dawud bin Ali juga mempunyai anak lain yang bernama Dawud dan darinya ia memiliki cucu yang merupakan imam hadis yang bernama Sulaiman bin Dawud al-Hasyimi.[16][17]
Catatan
Referensi
Sumber
- "داود بن علي بن عبد الله بن عباس الهاشمي - تراجم عبر التاريخ" [Dawud bin Ali bin Abdullah bin Abbas al-Hasyimi - Tarajm Abr at-Tarikh]. tarajm.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-17. Diakses tanggal 2022-06-16.
- Crone, Patricia (1980). Slaves on Horses: The Evolution of the Islamic Polity. Cambridge and New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-52940-9.
- Syaikh Muhammad Al-Khudari. Bangkit Dan Runtuhnya Khilafah Bani Abbasiyah (Bukel). Pustaka Al-Kautsar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-17. Diakses tanggal 2023-07-17.