Darya-Varia
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk adalah sebuah perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki dua pabrik, yakni di Gunung Putri dan Citeureup.[2][3]
| Perseroan terbatas | |
| Kode emiten | IDX: DVLA |
| Industri | Farmasi |
| Didirikan | 5 Februari 1976 |
| Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Jose Sumpaico Romana[1] (Direktur Utama) Clinton Andrew Campos Hess [1] (Komisaris Utama) |
| Produk | Obat resep dan obat bebas |
| Merek |
|
| Jasa | Manufaktur kontrak |
| Pendapatan | Rp 1,830 triliun (2020)[2] |
| Rp 137,903 milyar (2020)[2] | |
| Total aset | Rp 1,987 triliun (2020)[2] |
| Total ekuitas | Rp 1,326 triliun (2020)[2] |
| Pemilik | Blue Sphere Singapore Pte Ltd (92,13%) |
Karyawan | 1.615 (2020)[2] |
| Induk | Unilab Group (2001-sekarang) |
| Situs web | www |
Sejarah
Perusahaan ini didirikan pada bulan Februari 1976, awalnya berada di penguasaan Wim Kalona.[4] Pada bulan November 1994, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dan pada bulan Januari 1995, perusahaan ini mengakuisisi 60% saham PT Pradja Pharin yang ditingkatkan menjadi 100% setahun kemudian.[2][3] PT Darya-Varia kemudian sempat dimiliki oleh Salim Group (lewat First Pacific, awalnya PT Indocom Mutiara Pertiwi) sejak 10 November 1989;[5][6][7] yang dilepas pada 2001 ke Far East Drug (anak usaha Unilab Filipina) sebesar 89,5%.[4]
Pada bulan Juli 2006, DVL Investment Ltd. dan Far East Drug (BVI) Co. Ltd. mengalihkan 92,66% saham perusahaan ini ke Blue Sphere Singapore Pte Ltd yang masih berafiliasi dengan Unilab. Pada intinya, Unilab tetap memegang saham Darya-Varia hingga saat ini. Pada tahun 2014, PT Pradja Pharin digabung ke dalam perusahaan ini.[2][3]