Dajjal

mesias palsu dalam eskatologi Islam
(Dialihkan dari Dajal)

Dajjal (bahasa Arab: ٱلْمَسِيحُ ٱلدَّجَّالُ, translit. (al-Masīḥ ad-Dajjāl), har. 'Mesias Palsu') adalah seorang tokoh dalam eskatologi Islam dan Eskatoligi Kristen ortodoks yang akan muncul menjelang kiamat. Dajal dikatakan kafir dan jahat, pembawa fitnah (ujian) terbesar dan tidak ada ujian yang terbesar selain itu.[4][5]

Mesias Palsu
Dajjāl
دَجَّالٌ
Anti-Kristus
MenghilangPulau tidak dikenal[1]
Dikenal atasMenjadi mesias palsu[2]
Lawan politik[2][3]

Kemudian para nabi sebelum Muhammad telah pula menjelaskan tentang Dajal kepada umatnya, hanya tidak sedetail penjelasan Muhammad, seperti Dajal adalah seorang yang buta di salah satu matanya.[6][7]

Etimologi

Lafazh ad-Dajjal diambil dari perkataan orang Arab (دَجَلَ الْبَعِيْرَ dajala al-ba‘īr), maknanya adalah dicat dengan tertutupi dan menutupi dengannya.[8] Makna asal dari kata (الدَّجَلُ) ad-Dajalu adalah mencampuradukkan, dikatakan “دَجَلَ إِذَا لَبِسَ وَمَوَّهَ” maknanya adalah merancukan dan mengaduk-aduk.

Jadi, Dajjal adalah orang yang merancukan, pendusta dan yang diberikan sesuatu yang luar biasa. Kata tersebut termasuk bentuk mubaalaghah (melebihkan) dengan wazan (فَعَّالٌ), jadi maknanya adalah banyaknya kebohongan juga kerancuan darinya.[9] Bentuk jamaknya (دَجَّالُوْنَ), sementara Imam Malik menjamakkannya dengan kata (دَجَاجَلَةُ), dan termasuk jama’ taksir.[10]

Kemudian kata Dajjal menjadi kosakata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosakata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan. Penjelasan ini telah disampaikan oleh Muhammad tentang akan adanya kedatangan Dajal dan para nabi sebelum Muhammad telah mengingatkan kepada kaumnya akan kedatangannya.[11][12]

Genealogi

Dajal menurut keyakinan para Salafus shalih adalah seorang anak Adam, ia bukan dari golongan jin. Dua ulama kontemporer berkata bahwa Dajal adalah bani Adam, dia butuh makan, minum dan lainnya, oleh karena itu ia akan dan bisa dibunuh oleh Nabi Isa.[13][14] Keluarga Dajjal, ayah, ibu, kakek dan nenek moyangnya adalah penyembah berhala. Mereka keturunan Yahudza, yang telah menikah selama 30 tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak.[15] Dajal dikisahkan tidak memiliki keturunan atau mandul.[16]

Ia dilahirkan di negeri Samirah, sebuah negeri kecil di Palestina, yang kemudian hari menjadi kota besar pada masa Nabi Daud dan setelahnya.

Kelahiran

Perkiraan pada zaman Nabi Musa AS. (1500 SM - Akhir Zaman) lahir di Negeri Samirah kota kecil di Palestina, terlahir dari keluarga penyembah patung sapi. Yang dalam Qur’an disebut Ijlu (anak sapi).

Dajjal terlahir dari perkawinan sedarah atau Hubungan sedarah dampak dari perkawinan ini menjadi manusia cacat dengan mata buta sebelah. Ayah Ibu dajal itu melewati perkawinannya selama 30 tahun tanpa melahirkan satu anak pun.Sejak kelahirannya ia tak mau menyusui dan senantiasa tertidur. Hingga mengakibatkan payudara ibunya mengalami pembengkakan hebat dan menimbulkan panas yang luar biasa. Dua bulan kemudian ibunya meninggal.

Pada saat itulah di negeri Samirah gempa di dasar laut yang menimbulkan tsunami yang sangat hebat, lalu negeri itu hancur dilibas banjir nyaris penduduk pulau itu tak ada yang tersisa.

Atas bencana ini, Allah mengutus Jibril untuk menyelamatkan bayi Samiri, biang Dajjal itu. Ia pun diselamatkan Jibril ketika terapung di atas laut dan diselamatkan ke dalam sebuah gua ditengah pulau terpencil itulah, Samiri di piara oleh Malaikat Jibril.

Menurut riwayat, Samiri diberi air susu dari surga yang keluar dari jempol Malaikat Jbril.

Begitulah hari-hari Samiri dibesarkan dalam asuhan raja malaikat: JIbril as.

Ia seorang dari golongan manusia paling berbahaya dan paling sedikit manfaatnya, kedua matanya tidur, tetapi hatinya tetap terjaga.

Seperti di tulis pada manuskrip di atas bebatuan di kota Irbid di kerajaan Yordania.

Masa kecil Dajal semenjak umur 4 tahun di rasuki jin setan (jinni mutasyathan) penjelmaan patung sapi betina. Disebutkan sebagai A'jubah as-Samirah (keajaiban Samirah). Menurut Hakim penguasa negeri kala itu, anak laki-laki aneh itu dirasuki setan. Berita disebarkan luaskan ke berbagai penjuru dunia. Sang hakim meminta bantuan tukang sihir dan para dukun seluruh dunia untuk mengeluarkan setan dari tubuhnya, yang menurutnya setan akan menggoncangkan singgasana atau 'Arsy Tuhan.

Tinggalah anak ajaib itu dalam pengawasan dan pemeliharaan hakim di istananya. Selama satu tahun di istana terjadilah peringatan Tuhan kepada mereka, karena mereka melakukan zina dan liwath (homoseksualitas) maka seperti orang orang Sadum dan Amurah (Sodom dan Gomora).Allah memerintahkan Jibril untuk memendam mereka ke dalam bumi seperti dilakukan atas penduduk Sadum dan Amurah (Sodom dan Gomora), yang tersisa hanya seorang anak kecil yang berada di istana hakim. Setelah itu Jibril ditugaskan untuk membawa anak itu ke suatu pulau yang terletak di lautan luas, disebut laut Yaman. Ia bertugas menjenguknya setiap saat sesuai dengan perintah Allah untuk menjaga dan memelihara, serta menyayanginya dengan memberi makan dan minum sampai waktu yang ditentukan.

Allah menyayangi anak itu, seraya berfirman kepada Jibril, "Hai Jibril, anak itu adalah HambaKu. Tetapi di akhir zaman ia mengaku sebagai Tuhan yang disembah di muka bumi. Aku akan mengutus orang yang akan membunuhnya pada suatu saat tertentu yang tidak akan diingkari oleh hambaKu. Orang tersebut adalah seorang nabi yang diutus pada suatu masa dan ia menjadi wali, tanpa wahyu, pada menjelang akhir zaman."-->

Ciri fisik

Menurut hadits Dajal memiliki ciri fisik seperti cacat pada mata kirinya, memiliki rambut keriting dan lebat.[17][18] Sedangkan pendapat lain mengatakan mata kanannya yang buta.[19] Ia memiliki perawakan besar[20] dan pendek, berkaki bengkok, rambutnya keriting, matanya buta sebelah, dan matanya kabur, serta tidak menonjol dan tidak juga cekung.[21][22] Jalannya tidak normal,[23] bertubuh gempal, kulitnya merah,[24] berkening lebar, serta dadanya bidang,[25]

Huruf kaf-fa-ra yang menjadi tanda Dajal.

Tertulis di antara dua mata Dajal ك ف ر (Kaf-Fa-Ra artinya kafir) yang bisa dibaca oleh orang buta aksara.[26][27] Periwayat hadist lain mengatakan, ia terlihat masih muda, berbadan besar, agak kemerah-merahan. Ia seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), wajah Dajal serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup pada zaman Jahiliyah).[28][29]

Biografi

Dajjal (Antikristus) tidak disebut dalam Al Quran dan Injil Barnabas, tetapi terdapat dalam hadits yang menguraikan sifat-sifat Dajal, tanda akan kedatangannya dan lain-lain. Kemudian ada pula hadits yang menjelaskan sebelum kedatangan Dajal asli, akan datang Dajal-Dajal kecil sejumlah tiga puluh orang, yang kesemuanya mengaku sebagai utusan Allah, memiliki "mukjizat", dan sebagainya.[30]

Banyak pengetahuan yang didapat Samiri dari Jibril, meski bukan dalam kata-kata.

Di antara pengetahuannya adalah: setiap benda yang disentuh oleh Jibril bisa hidup. Seolah-olah ada ruhnya. Karenanya Jibril diberi gelar Ruhul Qudus atau Ruhul Amin.

Konon ketika Nabi Isa menghidupkan orang-orang mati di hadapan Bani Israil, Jibrillah yang membantunya, dengan cara menempelkan sayapnya di atas kuburan-kuburan.

Pengetahuan inilah yang kelak menyesatkan Bani Israil, menjadi penyembah patung anak sapi dari emas, ketika Nabi Musa meditasi di Gunung Thursina selama 40 hari. Kisah ini dengan sangat panjang lebar dimuat dalam Qur’an Surat Thaha.

Pada usia remaja, keluarlah Samiri dari persembuyiannya. Ia punya cita-cita aneh ingin menjadi tuhan dan agar manusia menyembahnya. Ini disebabkan Ia punya keistimewaan berkat pergaulannya dengan Malaikat Jibril, disamping itu, ia punya kelebihan dari Allah berupa kecakapan luar biasa dan kesehatan.

Diriwayatkan Ia tidak pernah tua dan pikun setiap mencapai usia 100 tahun akan menjadi muda kembali. Itulah kelebihan yang Allah berikan kepadanya. Maka di perjalanan pertamanya ia berinisiatif untuk mendatangi guru-guru sihir ternama dan berguru kepadanya.

Diantara guru ternama itu seorang penyihir dari Yaman. Tentu saja setelah mengunjungi dan menjajal master-master sihir di Mesir, yang memang pada waktu itu profesi sihir banyak dimanfaatkan oleh para Fir’aun. Akhirnya Samiri ia mengalahkan guru-urunya dalam ilmu sihir. Dengan dasar inilah, hingga kini ia sebagai master sihir tiada duanya di seluruh dunia di samping penguasaannya pada teknologi.

Dalam perjalanannya, Dajjal selalu datang pada setiap masa kenabian untuk menyesatkan umat manusia.

Pertama kali ia pernah menyesatkan Bani Israil dari penyembahan kepada Allah kepada patung sapi dari emas.

Sungguh suatu prestasi yang mengagumkan karena pada waktu itu ada Nabi Harun sebagai pembimbing ruhani di tengah-tengah mereka juga Nabi Musa masih hidup, hanya saja sedang bermeditasi di Bukit Tursina.

Pada zaman Nabi Isa AS. ia pun datang, namun diusir olehnya dan berhasil menyesatkan umat setelah kematian Nabi Isa pada usia 33 tahun.

Lokasi

Menurut kisah dari Tamim ad-Dari seorang pendeta Nasrani yang sudah memeluk Islam dan menjadi sahabat nabi. Ia bercerita tentang pengalamannya tentang pelayarannya bersama tiga puluh orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam, kemudian mereka terdampar di sebuah pulau. Di pulau tersebut mereka bertemu dengan makhluk berambut lebat yang bisa berbicara, makhluk tersebut mengaku bernama al-Jassasah. Kemudian al-Jassasah memerintahkan Tamim beserta rombongan untuk memasuki sebuah biara yang di dalamnya ada seseorang bertubuh sangat tegap dan besar, kedua tanganya dibelenggu ke tengkuknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi.

Pulau tersebut dikatakan dia berada di laut Syam (laut Arab), kemudian Muhammad menjelaskan kepada para sahabatnya lebih detail lagi bahwa Dajal akan muncul dari sebelah timur.[31][32]

Kemunculan

Keluarnya Dajjal merupakan tanda kiamat besar akan segara tiba, yang dimulai pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut. Sebelum Dajal keluar, manusia diuji dahulu dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan musnahnya pepohonan selama tiga tahun berturut-turut, hewan ternak pun menjadi mati.[33]

Menurut penjelasan hadits bahwa Dajal akan muncul dari arah timur dari negeri Persia, disebut Khurasan.[34] Ibnu Katsir berkata bahwa munculnya Dajal adalah dari Ashbahan (Isfahan) dari daerah yang disebut Yahudiyah.[35] Kemunculan Dajal baru terlihat jelas ketika ia sampai di suatu tempat antara Irak dan Syam.[36]

Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah, disebutkan juga bahwa Dajal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.[37]

Persinggahan

Dikatakan di dalam hadits bahwa Dajal akan memasuki semua negeri dengan membawa kerusakan, kecuali Makkah dan Madinah.[38][39] Dikisahkan pula ia tidak bisa masuk kedalam empat masjid, yaitu Masjid al-Haram, Masjid Nabawy, Masjid al-Aqsha dan Masjid ath-Thur.[40] Kemudian Dajal akan mendatangi daerah dataran bergaram yang bernama Marriqanah.[41]

Dakwah

Menurut seorang ulama, awal kedatangan Dajal ia menyeru kepada umat Islam mengaku sebagai Muslim, kemudian mengaku sebagai nabi dan pada akhirnya mengaku sebagai Tuhan.[42]

Pengikut

Dajjal datang ke singgasana Iblis & anehnya iblis sujud tunduk kepadanya seraya berkata.Kemudian para pengikutnya adalah setan dan jin, umat Yahudi,[43][44] orang Arab lemah iman[45], para wanita akhir zaman,[41] orang fasik,[46] kafir dan munafik,[38] pelaku seks menyimpang,[47] berbagai suku bangsa,[48] para pria yang seperti wanita dan para wanita yang seperti pria.[49]

Ada kaum yang bersahabat dengan Dajal, dan mereka mengetahui bahwa Dajal adalah kafir, mereka hanya berharap agar mereka mendapatkan makanan dari Dajal.[50]

Kemampuan

Dajal diterangkan dalam hadits memiliki kelebihan-kelebihan seperti halnya mukjizat para nabi, kelebihan ini disebut dengan istidraj, yaitu sesuatu kemampuan atau kenikmatan yang diberikan oleh Allah tetapi digunakan untuk kemaksiatan. Dajal sanggup menghidupkan orang mati yang ia bunuh,[51][52] menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati, memunculkan kesuburan, membawa sungai, surga dan neraka, memerintahkan langit untuk hujan maka turunlah hujan,[53] memerintahkan bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah tanaman-tanaman. Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan dan dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.

Menurut hadits riwayat Imam Ahmad, ia dikatakan memiliki keledai yang bisa terbang, lebar kedua telinga keledai itu 40 hasta.[54] Keledai putih itu memiliki kekuatan satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan. Kecepatannya seperti awan ditiup oleh angin dan bumi berputar terasa lebih cepat ketika ia berada diangkasa.[55]

Dajal bersama dengan para setan dari golongan jin kafir (Qarin) yang wajahnya sama persis dengan orang-orang yang telah lama meninggal seperti orang tua, saudara, atau kerabat, kemudian jin-jin itu akan menampakkan diri mereka kepada orang yang masih hidup. Kemudian para setan tersebut akan mengatakan bahwa Dajal adalah Tuhan.[45][56][57][58]

Dengan kemampuan yang dimilikinya itu maka ia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi.

Berdasarkan sumber lain tentang akhirat yang ditulis Anwar al-Awlaki, seorang lelaki beriman akan datang dari Madinah, ia akan menemui Dajal, kemudian ia berdiri pada atas Gunung Uhud, dan dengan beraninya mengatakan bahwa Dajal adalah Dajal. Kemudian ia akan bertanya, "Apakah kamu percaya bahwa aku adalah Tuhan jika aku membunuhmu dan kemudian menghidupkan kamu?" Lalu Dajal membunuh lelaki beriman tersebut, setelah itu menghidupkannya kembali, namun lelaki itu akan berkata bahwa dia semakin tidak percaya bahwa Dajal adalah Tuhan.

Ia datang membawa beberapa unsur alam seperti air dan api,[59] (penjelasan lain ia membawa surga dan neraka)[60] sungai, dan gunung roti.[61] Kemudian ia sanggup mengeluarkan harta yang terpendam dari reruntuhan, sehingga harta tersebut mengikuti Dajal seperti sekelompok lebah.[62]

Bedasarkan sebuah hadis yang menceritakan tentang Dajal. Hadis tersebut menceritakan suatu hari pada musim kemarau, Dajal akan bertanya, "Apakah kamu menginginkan api atau air?" Jika menjawab air, itu bermakna api yang diberikannya, Jika jawabannya api, ia akan memberi air. Kamu akan diberikan air jika kamu mengakui Dajal adalah Tuhan dan bila kamu murtad dari agama Allah. Apabila kamu lebih memilih api tetapi tetap berada di jalan Allah, maka kamu akan dibunuhnya.

Kematian

Menurut hadits riwayat dari Imam Muslim, Dajal akan dibunuh oleh Isa di kota Lud (اللد al-Ludd) di pintu gerbang kota tersebut, Palestina.[63][64] Menurut Dr. Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith al-Nabawi, Lud adalah kota yang terletak di dekat Baitul Maqdis atau Elia di Palestina dekat Ramalah.

Lud merupakan salah satu kota yang berkembang di dataran Sharon, yaitu 15 km di tenggara Tel Aviv, Israel, konon kota Lud dahulu menjadi tempat tinggal Suku Benyamin. Kota seluas 12.226 km per segi itu sudah muncul sejak Periode Kanaan. Temuan tembikar di daerah tersebut menunjukkan Kota Lud telah eksis sejak 5600 hingga 5250 sebelum Masehi.

Perlindungan dari Dajal

Sewaktu Nabi Muhammad masih hidup, ia pernah mengatakan kepada para sahabatnya, bahwa jika Dajal muncul, maka ia yang akan menghadapinya untuk melindungi para sahabat.[65] Berikut adalah beberapa poin-poin penting dalam menjaga diri dan keluarga berdasarkan dalil dari hadits.

Pergi ke dua tanah suci

Sebagai perlindungan dari Dajal, Umat Islam bisa berlindung di kota Mekkah dan Madinah, karena Dajal tidak akan pernah mampu masuk kedalam dua kota tersebut, dikarenakan kedua kota tersebut dijaga oleh para malaikat.[66]

Menjauh dari keberadaannya

Saat Dajal sudah keluar, umat Muslim dilarang mendekatinya, sebisa mungkin untuk menjauhinya, hingga ke daerah pegunungan.[67] Meskipun ilmu dan iman sudah dirasa sangat kuat, karena dikhawatirkan akan terkena syubhat yang dimunculkan oleh Dajal.[68][69]

Menghafal 10 ayat pertama/terakhir Surah Al-Kahfi

Muhammad mengingatkan para umatnya untuk menghafal sepuluh ayat pertama dari Surat Al-Kahfi.[70][71][72][73]

Dikatakan bahwa awal surah Al-Kahfi terdapat ayat-ayat yang menakjubkan, dan barangsiapa yang mau merenungi ayat tersebut niscaya orang yang membaca akan dilindungi dari fitnah Dajal.[74]

Dalam riwayat lain disebutkan akhir Surah Al-Kahfi,[75]

Dalam hadits di atas, Nabi ﷺ mengabarkan bahwa siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama atau terakhir dari surat Al-Kahfi, maka ia terlindungi dari Dajjal.

Imam Nawawi berkata, “Ada ulama yang mengatakan bahwa sebab mendapatkan keutamaan seperti itu adalah karena di awal surat Al-Kahfi terdapat hal-hal menakjubkan dan tanda kuasa Allah. Tentu saja siapa yang merenungkannya dengan benar, maka ia tidak akan terpengaruh dengan fitnah Dajjal. Begitu pula akhir surat Al-Kahfi, mulai dari ayat,

Di antara waktu yang terbaik untuk membaca surat Al Kahfi adalah di malam dan hari Jum’at, karena pembacanya akan disinari cahaya antara pembaca dan Ka'bah.[76][77][78]

Rutinkan membaca doa perlindungan di tasyahud akhir sebelum salam

Muhammad juga mengingatkan para umatnya untuk berdoa kepada Allah untuk meminta perlindungan dari Dajal, ketika tasyahud akhir sebelum salam.[79]

Doanya berbunyi, "Allahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam, wamin adzaabil qobri, wamin fitnatil mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal." Artinya "Ya, Allah aku berlindung kepadamu dari azab Jahannam, dan azab kubur, dari fitnah hidup dan setelah mati dan dari kejelekan fitnah Masih ad-Dajjal."[80]

Kisah Ibnu Shayyad

Pada saat itu pula, di antara Muhammad dan para sahabatnya, ada seseorang yang bernama Ibnu Shayyad, ia memiliki semua ciri khas Dajjal. Umar bin Khattab pun bersumpah disamping Muhammad bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, tetapi Muhammad tidak menjawab apapun dikarenakan ia tidak mendapatkan wahyu mengenai hal tersebut. Karena itu, Muhammad tidak menyatakan secara pasti bahwa dia adalah Dajjal atau yang lainnya, dan karena itu pula ia berkata kepada ‘Umar, bahwa jika Ibnu Shayyad benar Dajjal, maka 'Umar tidak akan pernah bisa membunuhnya.[81]

Sebagian sahabat sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh ‘Umar, dan bersumpah bahwasanya Ibnu Shayyad adalah Dajal, sebagaimana diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah,[82] Ibnu ‘Umar, dan Abu Dzarr.

Kemudian Ibnu Shayyad mendengar apa yang telah dibicarakan orang-orang mengenainya, lalu dia merasa sangat terluka karenanya. Kemudian ia membela diri bahwa dia bukanlah Dajal, dan berhujjah bahwa yang dikabarkan oleh nabi tentang sifat-sifat Dajal tidak sesuai dengan keadaannya. Ibnu Shayyad mengaku bahwa ia seorang Muslim sedangkan Dajal adalah kafir, ia memiliki keturunan, sedangkan Dajal mandul, ia bisa memasuki kota Makkah dan Madinah, sedangkan Dajal tidak bisa.[83]

Lihat pula

Catatan kaki

Referensi

  • al-Qiyamah as-Shugra, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Dar an-Nafais, Hal. 232 – 233

Pranala luar