Costa Cruises

Costa Crociere S.p.A. (pelafalan dalam bahasa Italia: [ˈkɔsta kroˈtʃɛːre]), beroperasi sebagai Costa Cruises (bahasa Italia: Costa Crociere), adalah sebuah operator kapal pesiar asal Italia yang didirikan pada tahun 1854 dan diorganisasikan sebagai anak usaha dari Carnival Corporation & plc sejak tahun 2000. Berkantor pusat di Genoa, Italia, perusahaan ini terutama melayani masyarakat Italia, tetapi 14 unit kapal milik perusahaan ini, yang semuanya berlayar dengan bendera Italia, tetap menyediakan layanan untuk masyarakat dari semua negara.[2][3]

Costa Crociere S.p.A.
Anak perusahaan
IndustriTransportasi
Didirikan1854
Kantor
pusat
Genoa, Italia
Tokoh
kunci
Mario Zanetti (Presiden, CEO Costa Group)
ProdukKapal pesiar
Pendapatan$2,236 milyar (2018)[1]
IndukCarnival Corporation & plc
Situs webcostacruises.com

Sejarah

Didirikan pada tahun 1854 oleh Giacomo Costa dengan nama Giacomo Costa fu Andrea, perusahaan ini awalnya mengoperasikan kapal kargo untuk mengangkut minyak zaitun dan tekstil.[4] Pada tahun 1924, perusahaan ini diwariskan ke anak Giacomo Costa, yakni Federico, Eugenio, dan Enrico, dan mulai beroperasi secara komersial, dengan membeli kapal Ravenna. Pada tahun 1947, nama perusahaan ini diubah menjadi Linea C.[5]

Aktivitas komersial dilanjutkan hingga tahun 1948, dengan diluncurkannya layanan pengangkutan penumpang,[4] dimulai dengan layanan reguler antara Italia dan Amerika Selatan menggunakan kapal Anna C.[5] Kapal tersebut pun menjadi kapal pertama yang menyediakan layanan reguler antara Italia dan Amerika Selatan, setelah sebelumnya juga menjadi kapal samudra pertama yang menyeberangi Samudera Atlantik bagian selatan pasca Perang Dunia II.[5]

Pada tahun 1959, perusahaan ini mulai bertransisi untuk menawarkan layanan yang lebih berorientasi pada pariwisata, dengan rute menuju ke wilayah Mediterania dan Karibia.[5] Linea C kemudian membeli kapal pesiar pertamanya pada tahun 1964 dan kembali membeli 12 unit kapal pesiar tambahan pada tahun 1980, sehingga perusahaan ini menjadi operator kapal penumpang terbesar di dunia pada saat itu.[5] Pada tahun 1986, Linea C mengubah namanya menjadi Costa Cruises dan menjadi perusahaan yang fokus mengoperasikan kapal pesiar.[5]

Pada bulan Maret 1997, Carnival Corporation dan Airtours PLC membeli Costa Cruises dengan harga $300 juta.[6] Pada saat itu, Costa Cruises telah menjadi operator kapal pesiar terkemuka di Eropa, dengan pangsa pasarnya diperkirakan mencapai 19%.[6] Carnival dan Airtours masing-masing mengakuisisi 50% saham perusahaan ini.[6]

Sebagai anak usaha dari Carnival Corporation & plc

Pada tahun 2000, Carnival Corporation membeli 50% saham Costa Crociere yang sebelumnya dipegang oleh Airtours dengan harga $525 juta.[7] Pada tahun 2002, Carnival Corporation dan P&O Princess Cruises bergabung untuk membentuk Carnival Corporation & plc.[8] Hingga tahun 2018, Costa menyumbang sekitar 12% dari total pendapatan Carnival Corporation & plc.[1]

Pada tahun 2004, Costa Crociere membeli mayoritas saham AIDA Cruises asal Jerman.[9] Pada tahun 2007, Carnival Corporation dan Orizonia Group membentuk Ibero Cruises sebagai sebuah joint venture.[10] Ibero kemudian digabung ke dalam Costa Cruises pada tahun 2014.[11]

Pada tahun 2012, perusahaan ini mendapat perhatian internasional saat Costa Concordia karam dan terbalik di pesisir Italia pada tanggal 13 Januari 2012.[12] Sebanyak 32 orang pun meninggal akibat kejadian tersebut.[12] Enam minggu kemudian, Costa Allegra terbakar sehingga terombang-ombing selama 13 jam di dekat Somalia, sebelum akhirnya diderek.[13]

Pada bulan Februari 2018, Costa mengumumkan kemitraan dengan klub sepak bola, Juventus.[14]

Pada bulan Desember 2019, Costa memperkenalkan kapal Costa Smeralda, sehingga Costa menjadi perusahaan kedua yang mengoperasikan kapal pesiar berbahan bakar LNG penuh, setelah AIDA mengoperasikan  AIDAnova setahun sebelumnya.[15] Costa Smeralda kemudian disusul oleh Costa Toscana pada tahun 2021. Pada tanggal 30 Januari 2020, Costa Smeralda dikarantina bersama sekitar 6.000 orang penumpangnya di Pelabuhan Civitavecchia, setelah ditemukannya dua orang penumpang yang diduga terjangkit COVID-19.[16]

Posisi dan demografi pasar

Hingga tahun 2015, masyarakat Italia menyumbang 25-30% dari total penumpang perusahaan ini, dan lalu diikuti oleh masyarakat Prancis, Jerman, dan Spanyol.[17] Masyarakat Amerika Utara hanya menyumbang sekitar 5-15% dari total penumpang perusahaan ini.[17] Bahasa Inggris juga ditetapkan sebagai bahasa "universal" di semua kapal milik Costa, dan semua awak kapal diwajibkan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris.[17]

Pada sebuah wawancara dengan Travel Pulse pada tahun 2015, Scott Knutson, wakil presiden penjualan dan pemasaran untuk Costa Cruises North America, membagikan opininya mengenai posisi Costa di industri kapal pesiar dan cara Costa untuk menyesuaikan diri dengan penumpangnya yang berasal dari berbagai negara:

Hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa kami adalah sebuah perusahaan internasional. Kami berada pada posisi unik sebagai satu-satunya merek internasional yang belum menyesuaikan produknya dengan selera masyarakat Amerika. Ketidaksesuaian tersebut memungkinkan kami untuk menyasar segmen tertentu dari keseluruhan pasar, yakni wisatawan yang menyukai pengalaman internasional, yang meliputi makanan, anggur, dan layanannya.[17]

Penutupan sementara akibat pandemi COVID-19

Sebagian besar perjalanan kapal pesiar dibatalkan pada bulan Maret 2020 akibat pandemi COVID-19.[18] Hingga bulan September 2020, Centers for Disease Control and Prevention melarang kapal pesiar untuk berlabuh di Amerika Serikat setidaknya hingga tanggal 31 Oktober 2020, tetapi sejumlah negara lain telah memperbolehkan kapal pesiar untuk berlabuh.[19]

Costa mulai berlayar pada tanggal 6 September 2020 di Italia, awalnya dengan dua kapal, yakni Costa Deliziosa dan Costa Diadema. Pada saat itu, pelayaran pertama tersebut mewajibkan semua penumpangnya berasal dari Italia. Namun pada tanggal 27 September 2020, berdasarkan sebuah berita, "Costa Cruises akan menerima semua masyarakat Eropa yang tinggal di negara yang tercantum dalam peraturan terbaru yang diterbitkan oleh Perdana Menteri Italia". Perusahaan ini pun menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk melindungi semua pegawai dan penumpangnya.[20]

Sebuah berita pada tanggal 9 Januari 2021 menyatakan bahwa sejumlah operator kapal pesiar berharap dapat kembali berlayar di Eropa dalam waktu dekat, tetapi "masih harus menunggu, karena sebagian besar negara di Eropa masih menerapkan lockdown".[21] Situs web Costa pada saat itu mengindikasikan bahwa tidak ada pelayaran pada bulan Januari 2021, tetapi pelayaran diharapkan dapat dimulai kembali pada tanggal 28 Februari 2021 dengan Costa Firenze, pada tanggal 2 April 2021 dengan Costa Deliziosa, pada tanggal 3 April dengan Costa Magica, dst. Awalnya kapal-kapal tersebut hanya akan berlabuh di pelabuhan yang ada di Italia dan hanya menerima penunpang yang berasal dari Italia.[22]

Insiden dan kecelakaan

Terbakar dan tenggelamnya MV Bianca C.

Pada tanggal 22 Oktober 1961, Bianca C. baru berangkat dari Grenada saat sebuah ledakan terjadi di kamar mesin. Dua awak kapal pun tewas akibat ledakan tersebut dan kapal kemudian terbakar. Nelayan lokal lalu membantu mengevakuasi penumpang dan awak kapal tersebut, tetapi otoritas lokal tidak memiliki peralatan untuk memadamkan api, sehingga kapal tersebut terus terbakar hingga fregat HMS Londonderry datang dari Puerto Riko. Bianca C. terbakar di mulut pelabuhan, sehingga jika tenggelam di lokasi tersebut, akan menghalangi kapal lain untuk masuk ke pelabuhan, sehingga Londonderry pun menarik kapal tersebut ke lokasi lain, di mana Bianca C. akhirnya tenggelam pada tanggal 24 Oktober 1961.[23]

Terbaliknya Costa Concordia

Costa Concordia terbalik di karang

Pada tanggal 13 Januari 2012, Costa Concordia karam di lepas pantai Isola del Giglio di Tuscany. Kapal tersebut kemudian terbalik dan sedikit tenggelam, sehingga menewaskan 32 orang. Pada tahun 2014, kapal tersebut ditarik dan diapungkan kembali dengan kaison, dan pada bulan Juli 2014, kapal tersebut ditarik ke Pelabuhan Genoa, di mana kapal tersebut akhirnya dibongkar dan dibesituakan.[24] Kerugian akibat kecelakaan tersebut diperkirakan mencapai lebih dari $2 milyar.[25]

Pada tanggal 11 Februari 2015, nakhoda yang bertugas pada saat kecelakaan tersebut, yakni Francesco Schettino, dinyatakan bersalah oleh sebuah pengadilan di Italia atas tuduhan kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, menyebakan kapal karam, dan mengabaikan penumpang.[26] Ia pun divonis penjara selama 16 tahun.[26] Pada tanggal 31 Mei 2016, sebuah pengadilan tinggi di Italia menguatkan hukuman penjara selama 16 tahun tersebut.[27]

Referensi

Catatan

Bibliografi

  • Ceserani, Gian Paolo; Piccione, Paolo (1998). Costa Crociere: cinquant'anni di stile [Costa Cruises: fifty years of style] (dalam bahasa Italia). Cinisello Balsamo, Milano: Silvana Editoriale. ISBN 8882150976. 
  • Dellacasa, Erika (2012). I Costa: storia di una famiglia e di un'impresa [The Costas: the story of a family and a business] (dalam bahasa Italia). Venezia: Marsilio Editori. ISBN 9788831713030. 
  • Peter, Bruce (2012). Costa Cruises. Ramsey, Isle of Man: Ferry Publications. ISBN 9781906608408. 
  • Piccione, Paolo, ed. (2002). Costa crociere: ritratto di una flotta : storia per immagini delle navi Costa [Costa Cruises: portrait of a fleet: picture story of the Costa ships] (dalam bahasa Italia). Cinisello Balsamo, Milano: Silvana Editoriale. ISBN 888215386X. 
  • Piccione, Paolo; Fochessati, Matteo (2003). Crociere nell'Arte: arte a bordo delle navi Italiane [Cruising into art: art on board Italian liners] (dalam bahasa Italia and Inggris). Genova: Tormeno. ISBN 8884800595. 
  • Piccione, Paolo; Ceserani, Gian Paolo; Palazzini, Fiora Steinbach (2008). Sessant'anni di crociere Costa: 1948-2008 [Sixty Years of cruising with Costa: 1948-2008] (dalam bahasa Italia). Cinisello Balsamo, Milano: Silvana Editoriale. OCLC 860565092. 

Pranala luar