Batu yaman
Kalsedon atau kalsedoni adalah bentuk kriptokristalin dari silika, terdiri dari mineral kuarsa dan moganit yang saling bertumpuk.[2] Kuarsa dan moganit merupakan mineral silika, tetapi kuarsa memiliki struktur trigonal sedangkan moganit bersifat monoklinik. Struktur kimia dari kalsedon adalah SiO2. Di Indonesia batu ini lebih dikenal dengan nama batu Yaman.[3]
Kalsedon | |
---|---|
Batu kalsedon | |
Umum | |
Kategori | Mineral oksida |
Rumus (unit berulang) | Silika (silikon dioksida, SiO2) |
Identifikasi | |
Massa molekul | 60 g / mol |
Warna | bervariasi |
Kekerasan dalam skala Mohs | 6 - 7 |
Berat jenis | 2.59 - 2.61 |
Referensi | [1] |
Nama kalsedon berasal dari bahasa Latin chalcedonius (atau calchedonius). Istilah ini pertama kali ada pada karya Pliny the Elder, Naturalis Historia untuk menyebut batuan Jaspis yang transparan.[4] Istilah ini kemungkinan terinspirasi dari nama kota Chalcedon di Asia Kecil.[5] Namun istilah khalkedon (χαλκηδών) juga muncul dalam Book of Revelation.[6]
Geokimia
Struktur
Batu yaman pernah disangka sebagai kriptokristalin kuarsa yang berserat[7] namun kini diketahui batu yaman juga bersifat polimorf karena keberadaan moganit di dalamnya.[2][8][9] Kadar moganit dalam satu sampel batu yaman cukup bervariasi, umumnya antara 5 hingga 20 persen.[10]
Kelarutan
Meski memiliki senyawa kimia yang identik dengan kuarsa, batu yaman bersifat lebih larut dibandingkan kuarsa pada temperatur yang rendah. Kemugnkinan hal ini disebabkan oleh kristal batu yaman yang lebih halus sehingga memiliki rasio luas permukaan dan volume yang lebih tinggi. Kelarutan yang lebih tinggi ini juga diperkirakan karena keberadaan moganit.[10]
Referensi
Pranala luar
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Wikisource-logo.svg/38px-Wikisource-logo.svg.png)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Commons-logo.svg/30px-Commons-logo.svg.png)