Adachi Kenzō
Adachi Kenzō (安達 謙蔵 , 20 Desember 1864 – 2 Agustus 1948) adalah seorang negarawan, politikus dan menteri kabinet pada zaman Taishō dan awal zaman Shōwa di Jepang.
Adachi Kenzō | |
---|---|
![]() | |
Lahir | Kumamoto, Jepang | 20 Desember 1864
Meninggal | 2 Agustus 1948 | (umur 83)
Kebangsaan | Jepang |
Pekerjaan | Politikus, Menteri Kabinet |
Biografi
Adachi adalah putra dari seorang samurai yang bertugas dalam klan Hosokawa dari Domain Kumamoto. Setelah restorasi Meiji, ia menuntut ilmu di sebuah akademi yang didirikan oleh Sasaki Tokifusa di Kumamoto. Pada 1894, saat Perang Tiongkok-Jepang Kedua, ia pergi ke Korea
Referensi
- Barshay, Andrew. State & Intellectual in Imperial Japan: The Public Man in Crisis. Uiversity of California Press (1992). ISBN 0-520-06017-2
- Frederick, Louse. Japan Encyclopedia. Belknap Press (2002). ISBN 0-674-00770-0
- Hunter, Janet. A Concise Dictionary of Modern Japanese History . University of California Press (1994). ISBN 0-520-04557-2
- Metzler, Mark. Lever of Empire: The International Gold Standard and the Crisis of Liberalism in Prewar Japan. University of California Press (2006) ISBN 0-520-24420-6
- Young, Louse. Japan's Total Empire: Manchuria and the Culture of Wartime Imperialism. University of California Press (1999). ISBN 0-520-21934-1
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Commons-logo.svg/30px-Commons-logo.svg.png)
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Kenzō Adachi.
🔥 Top keywords: Halaman UtamaIstimewa:PencarianDuckDuckGoKleopatraVoice of AmericaDonald TrumpKejuaraan Eropa UEFA 2024KecubungKejuaraan Eropa UEFALamine YamalYazid bin Abdul Qadir JawasDaftar final Kejuaraan Eropa UEFADaftar presiden Amerika SerikatJepangMukesh AmbaniPartai KasihIndonesiaMikel OyarzabalIsraelTim nasional sepak bola SpanyolThe Da Vinci Code (film)Pembunuhan Muhamad Rizky Rudiana dan Vina Dewi ArsitaCopa AméricaSekawan LimoKejuaraan Eropa UEFA 2020YandexJusuf HamkaJoe BidenSembilan NagaDani OlmoKereta BerdarahShannen DohertyCopa América 2024PemerintahCarlos AlcarazPancasilaRodri HernándezDaftar final Piala Dunia FIFAÁlvaro Morata