Abdul Aziz bin Musa bin Nushair

Abdul Aziz bin Musa bin Nushair (bahasa Arab: عبد العزيز بن موسى بن نصير) adalah gubernur kedua Kekhalifahan Umayyah di Al-Andalus, menggantikan ayahnya Musa bin Nushair yang merupakan gubernur pertama. Abdul Aziz termasuk salah satu pemimpin yang berpartisipasi dalam Penaklukan Islam di Al-Andalus.

Abdul Aziz bin Musa bin Nushair
Wali Al-Andalus
Masa jabatan
714–716
Sebelum
Pendahulu
Musa bin Nushair
Sebelum
Informasi pribadi
Meninggal716
Sevilla
Orang tuaMusa bin Nushair
Karier militer
Pertempuran/perang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pada masa pemerintahan ayahnya

Selama pemerintahan ayahnya atas Al-Andalus, penduduk Sevilla memberontak melawan garnisun Muslim dan membunuh mereka. Musa bin Nushair kemudian mengirim Abdul Aziz ke Sevilla, lalu merebutnya kembali, dan dari sana dia membebaskan Niebla.[1] Abdul Aziz juga membebaskan benteng-benteng di wilayah pesisir antara Malaga dan Valencia.[2] Di antara wilayah yang dibebaskan Abdul Aziz bin Musa selama periode itu adalah Korat Tudmir, yang penduduknya memilih berdamai dan sebuah perjanjian dibuat dengan penguasa Visigoth-nya, Theodemir, yang dikenal sebagai Perjanjian Orihuela. Perjanjian tersebut memberikan kebebasan kepada penduduk Visigoth Kristen untuk menjalankan agama mereka selama mereka menepati perjanjian dengan kaum muslimin dan membayar jizyah.[3]

Sebagai gubernur Al-Andalus

Pada tahun 95 H (714 M), Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memanggil Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad ke Damaskus. Musa mengangkat putranya Abdul Aziz sebagai gubernur penggantinya di Al-Andalus, dan Abdul Aziz menjadikan Sevilla sebagai ibu kotanya.[4] Abdul Aziz menyelesaikan penaklukan wilayah yang tersisa di Al-Andalus,[5] dan mengendalikan urusannya secara administratif, serta membuat benteng untuk mempertahankan perbatasan.[6]

Abdul Aziz menikah dengan seorang wanita Kristen dari bangsawan Visigoth. Ibnu Abdul Hakam dan Al-Waqidi menganggap bahwa dia adalah putri Raja Roderikus.[7][8] Sementara penulis Akhbar Majmu'ah fi Fath Al-Andalus dan Ibnu Idzari menganggap bahwa dia adalah istri Roderikus, dan julukannya adalah Ummu Ashim.[4][8] Sejarawan menyebutkan bahwa istrinya memaksanya untuk melawan kaum muslimin yang membuat mereka marah. Ada juga desas-desus bahwa dia masuk Kristen, sehingga sekelompok orang, seperti Ziyad bin an-Nabighah at-Tamimi, Habib bin Abi Ubaidah al-Fihri, dan Ziyad bin Udzrah al-Balawi, setuju untuk membunuhnya.[9] Ziyad at-Tamimi berhasil membunuhnya.[10] Pendapat lain mengatakan Ziyad al-Balawi[8] sementara Ibnu Khaldun dan Ibnu Hazm mengatakan bahwa yang membunuh Abdul Aziz adalah Habib bin Abi Ubaidah.[11][12] Ia dibunuh ketika sedang salat di masjid,[10] yang disebut Masjid Rabina di Sevilla.[13] Ibnu Idzari berkata bahwa mereka tidak membunuhnya kecuali atas perintah Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik setelah Musa bin Nushair menderita karena dihukum.[8]

Kepalanya kemudian dibawa kepada Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, dan dia menunjukkannya kepada Musa bin Nushair sambil berkata: Apakah kamu mengenalnya? Dia berkata: Ya, aku mengenalnya sebagai orang yang suka berpuasa dan mendirikan salat, jadi semoga Allah mengutuknya jika yang membunuh lebih baik darinya.[10]" Abdul Aziz meninggal pada bulan Rajab 97 H (716 M)[8][14] dan dikatakan pada tahun 98 H (717 M).[9] Jabatannya sebagai gubernur Al-Andalus digantikan oleh sepupunya Ayyub bin Habib al-Lakhmi.

Az-Zarkali mengatakan tentang Abdul Aziz dalam karyanya Al-A'lam bahwa: "Ia adalah seorang yang memiliki sifat pemberani dan tegas, berbudi luhur dalam moral dan hidupnya.[15] Al-Maqqari menggambarkannya sebagai orang yang baik hati dan berbudi luhur.[16]

Referensi

Sumber

  • Ibnu Abdul Hakam, Abu al-Qasim Abdurrahman bin Abdullah (1999). Futuh Mishr wa al-Maghrib, jilid 1. Al-Hi'ah Al-Amah liqashur Ats-Tsiqafah, Mesir. 
  • Penulis tidak dikenal, Tahqiq: Ibrahim Al-Ibyari (1989). Akhbar Majmu'ah fi Fath Al-Andalus (dalam bahasa Arab). Dar al-Kitab al-Mishri, Kairo - Dar al-Kitab al-Libnani, Beirut. ISBN 977-1876-09-0. 
  • Ibnu al-Quthiyyah, Abu Bakar Muhammad bin Umar (1989). Tarikh Iftitah Al-Andalus (dalam bahasa Arab). Dar al-Kitab al-Mishri, Kairo - Dar al-Kitab al-Libnani, Beirut. ISBN 977-1876-09-0. 
  • Ibnu Idzari, Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad (1980). Al-Bayan al-Maghrib fi Ikhtashar Akhbar Muluk al-Andalus wal Maghrib (dalam bahasa Arab). Dar ats-Tsiqafah, Beirut. 
  • Al-Udzri, Ahmad bin Umar bin Anas (-). Nushus an Al-Andalus min Kitab Tarshi' Al-Akhbar wa Tanwi' Al-Atsar, wa Al-Bustan fi Ghara'ib Al-Buldan wa Al-Masalik ila Jami' Al-Mamalik. Manshurat Ma'had Al Dirasat Al Islamiyyah fi Madrid. 
  • Al-Maqqari, Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Ahmad (1988). Nafh ath-Thib min Ghishn al-Andalus ar-Rathib - jilid 1 (dalam bahasa Arab). Dar Shadir, Beirut. 
  • Enan, Muhammad Abdullah (1997). Daulah al-Islam fi al-Andalus, jilid 1 (dalam bahasa Arab). Maktabah Al Khanji, Kairo. ISBN 977-505-082-4.