Aaliyah (album)

album studio 2001 karya Aaliyah

Aaliyah adalah album studio ketiga dan terakhir karya penyanyi R&B Amerika Serikat, Aaliyah. Album ini dirilis pada 7 Juli 2001 oleh Blackground dan Virgin Records. Sebab desain pengemasannya, album ini dikenal sebagai "Album Merah".

Aaliyah
Potret Aaliyah di depan latar belakang merah mengenakan atasan krem, memejamkan mata, dan meletakkan tangan di pinggang.
Album studio karya Aaliyah
Dirilis7 Juli 2001 (2001-07-07)
Direkam1998 – Maret 2001
Studio
  • Magic Mix (Los Angeles)
  • Music Grinder (Los Angeles)
  • Westlake (Los Angeles)
  • Manhattan Center (New York)
  • Soundtracks (New York)
  • Sony (New York)
  • Sing Sing (Melbourne)
Genre
Durasi57:37
Label
  • Blackground
  • Virgin
Produser
Kronologi Aaliyah
One in a Million
(1996)
Aaliyah
(2001)
I Care 4 U
(2002)
Singel dalam album Aaliyah
  1. "We Need a Resolution"
    Dirilis: 13 April 2001
  2. "More Than a Woman"
    Dirilis: 4 September 2001
  3. "Rock the Boat"
    Dirilis: 21 Agustus 2001

Aaliyah mulai mengerjakan album ini pada tahun 1998, sebelum menjadwal ulang perekamannya untuk menggarap karier filmnya. Ia melanjutkan perekamannya pada tahun 2000 di Studio Sing Sing di Australia, tempat ia merekam perannya dalam film 2002 Queen of the Damned pada siang hari dan merekam lagu pada malamnya. Perekaman tambahan berlangsung di Manhattan Center di New York dan Studio Rekaman Westlake di Los Angeles, di antara lokasi lainnya. Melalui kontrak rekamannya dengan Blackground, sang penyanyi bekerja sama dengan kru penulis dan produser dari label tersebut, termasuk Bud'da, J. Dub, Rapture, dan Eric Seats, serta kolaborator lama, Timbaland.

Komentar kritis menggambarkan Aaliyah sebagai sebuah album R&B, neo soul, dan pop dansa, yang menarik serangkaian genre lainnya seperti funk, hip hop, rok alternatif, elektronika, dan musik Latin. Para produser album ini mengikutsertakan melodi penyintesis, ketukan terpotong, gitar terdistorsi, dan vokal serta struktur lagu yang termanipulasi, sementara sebagian besar liriknya ditulis oleh penyanyi-penulis lagu Static Major, seorang teman dekat Aaliyah. Lagu-lagu hasilnya mendiskusikan kompleksitas percintaan dan sejumlah tahap dalam hubungan, seperti ketertarikan, erotisisme, konflik, ketidaksetiaan, dan patah hati. Aaliyah memandang albumnya sebagai cerminan dirinya selaku seorang dewasa muda dan vokalis yang matang.

Setelah dirilis, Aaliyah menerima ulasan-ulasan positif dan menempati nomor dua Billboard 200 AS, meski penjualannya menurun setelahnya. Ketika Blackground dan Virgin menginginkan suatu singel hit untuk membantu meningkatkan penjualan albumnya, Aaliyah merekam sebuah video musik untuk "Rock the Boat" di Bahama, tetapi wafat dalam kecelakaan pesawat selama penerbangan kembali ke AS pada 25 Agustus. Setelah kematiannya, penjualan album ini melonjak, membuat Aaliyah melesat menuju puncak Billboard 200, sebelum akhirnya menjual lebih dari 13 juta kopi di seluruh dunia. Dirilis selama periode puncak aktivitas R&B, album ini telah dikutip oleh para kritikus sebagai salah satu album terbaik dan paling berpengaruh dari genrenya pada era tersebut. Setelah konflik panjang antara Blackground, pihak sang penyanyi, dan para pembuat album ini, Aaliyah dirilis menuju layanan streaming untuk yang pertama kali pada tahun 2021.

Latar belakang

Aaliyah pada tahun 2000.

Aaliyah merekam album keduanya, One in a Million, bersama produser-penulis lagu Timbaland dan Missy Elliott,[1] merilisnya pada tahun 1996 menuju kesuksesan komersial, dan lulus dari sekolah menengah atasnya setahun setelahnya.[2] Ia kemudian meraih kesuksesan lebih lanjut dengan singel hit dari lagu tema untuk sejumlah film, termasuk singel 1998-nya, "Are You That Somebody?" dari Dr. Dolittle.[3][4] Kembali merekam bersama Timbaland untuk lagu tersebut, Aaliyah mencoba bunyi yang lebih avant-garde untuk musik R&B dan popnya, sementara bernyanyi dengan pembawaan rendah dan gaya minimalis, bertentangan dengan para penyanyi virtuoso wanita sejawatnya.[1] Setelah lagu tersebut menjadi singel terbesarnya pada saat itu, Aaliyah menginginkan untuk menjaga profil yang lebih merendah dan menghindari eksposur berlebih.[4]

Album ketiganya direncanakan untuk dirilis pada Februari 1999,[5] tetapi Aaliyah menunda perekamannya untuk mengembangkan karier aktingnya, termasuk menggarap sebuah peran dalam film 2000 Romeo Must Die.[2] Film tersebut secara signifikan meningkatkan popularitasnya,[6] sementara singel dari lagu temanya, "Try Again", menjadi lagu nomor satu pertama sang penyanyi di tangga lagu pop AS.[2] Label rekaman sang penyanyi, Blackground Records, menggunakan film tersebut serta lagu temanya untuk mempersiapkan sebuah persetujuan distribusi dengan Virgin Records America, yang akan mendistribusikan perilisan Blackground selanjutnya secara global.[7]

Perekaman dan produksi

Aaliyah memulai perekaman album ini pada tahun 1998.[4] Ia merekam beberapa lagu, termasuk dua dengan Timbaland,[8] sebelum menggarap Romeo Must Die.[9] Pada tahun 1999, selagi mengerjakan rekaman ini di Kota New York, Aaliyah memanggil dan meminta Trent Reznor, salah satu idola musiknya, untuk memproduksi sebuah lagu,[10] tetapi mereka gagal mengoordinasikan jadwal mereka.[11] Ia bermaksud untuk menyelesaikan albumnya pada penghujung tahun 2000 dan melanjutkan perekamannya selama syuting Queen of the Damned (2002) di Australia, dengan merekam bagiannya untuk film tersebut pada siang hari dan merekam lagu pada malamnya.[4][9] Ia mengatakan dalam sebuah wawancara bersama Billboard, "ada malam saat saya tidak ingin pergi ke studio—saya terlalu lelah. Pada akhir pekan, saya pasti melakukannya."[12] Jomo Hankerson, presiden Blackground dan sepupu Aaliyah, mengatakan bahwa ia perlu "membujuk" para produser, yang tidak ingin "bepergian ke belahan dunia yang lain". Ia menambahkan bahwa mereka akhirnya menghabiskan "waktu yang indah ... membuat musik panas".[13]

Kebanyakan lagu-lagu dari albumnya direkam di Studio Sony Music di Kota New York atau Studio Sing Sing di Melbourne, termasuk "Loose Rap", yang direkam di kedua stduio. Aaliyah merekam "More Than a Woman" di Studio Manhattan Center, "U Got Nerve" di Studio Soundtracks di Kota New York, "We Need a Resolution" di Studio Rekaman Westlake, serta "I Care 4 U" di Studio Magic Mix dan Studio Music Grinder di Los Angeles.[14] Ia pertama kali merekam "I Care 4 U", yang ditulis oleh Elliott, pada tahun 1996 untuk One in a Million, tetapi menangguhkannya setelah penyelesaian album tersebut.[6] Aaliyah bekerja sama dengan kru musisi, penulis lagu, dan produser Blackground Records, termasuk para produser pemula Bud'da, J. Dub, Rapture, dan Eric Seats.[8] Manajer musik Jimmy Henchman, seorang teman dari manajer Aaliyah, Barry Hankerson, membantu mengoordinasikan produksi rekaman ini dan mengatur jadwal kerja sama antara para produser dan penulis dengan sang penyanyi.[15]

Manhattan Center (gambar tahun 2008), tempat sebagian dari album ini direkam.

Sebagian besar lirik album ini ditulis oleh Static dari grup musik R&B Playa.[16] Sementara grupnya mulai merenggang, ia diundang oleh Blackground untuk menjadi penulis utama untuk album ini setelah menulis "Are You That Somebody?" dan "Try Again". Static merupakan bagian dari kelompok teman dekat Aaliyah—yang berisi Elliott dan Timbaland—dan memiliki ketertarikan dengannya. Ia mendapati Aaliyah sebagai ideal untuk gaya penulisan lagunya,[17] sementara sang penyanyi meyakini bahwa Static dapat menggambarkan perasannya dengan akurat.[18] Seorang lirikus yang seksual, ia menulis "Rock the Boat" untuk sang penyanyi pada tahun 1999, tetapi Blackground merasa bahwa Aaliyah belum siap untuk lagu tersebut. Barry Hankerson mengatakan mengenai penulisan lagunya, "Kami telah lama protektif tentang setiap lirik ... Namun, ia melakukan hal yang kau tak pernah tersinggung olehnya. Kau hanya merasa seperti kau menguping seseorang berpikir ... ia cerdik ... Aaliyah bergantung kepadanya [dan] ia bergantung kepada [Aaliyah]." Elliott mengatakan bahwa Static merupakan "bagian dari jembatan Aaliyah untuk tumbuh secara lirik".[17] Sementara ia mendiskusikan liriknya bersama Static, sang penyanyi berkonsultasi dengan Bud'da mengenai bunyi dan arah musik dari albumnya.[19] Saat itu, Aaliyah tertarik untuk mempelajari panggung musik UK garage.[20]

Pada Maret 2001, Aaliyah menyelesaikan perekaman album ini setelah merekam bagiannya untuk Queen of the Damned selama empat bulan, yang pada akhirnya menunda perilisan albumnya.[4][6][21] Gideon Yago dari MTV News melaporkan bahwa sang penyanyi menyelesaikan lagu terakhir album tersebut pada 9 Maret,[21] dan proses mastering-nya ditangani secara penuh oleh Bernie Grundman di studionya di Los Angeles.[14]

Selama di Australia, Aaliyah juga melaksanakan sebuah pemotretan bersama fotografer Jeff Dunas, Jonathan Mannion, David LaChapelle, dan Albert Watson.[14][22] Sang penyanyi memegang lima sanca di pemotretan tersebut dan mengembangkan sebuah afinitas dengan ular, merasa mereka "berbahaya, tetapi lumayan indah" dan mewakili dirinya dalam album ini. Ia kembali menggunakan tema ular dalam video musiknya untuk "We Need a Resolution" pada April 2001, dan mengatakan kepada MTV, "Mereka tinggal sendiri, [dan] ada masanya dalam hidup saya [ketika] saya hanya ingin sendiri. Ada masanya saya bahkan tak bisa mengerti diri saya sendiri. Saya merasa bahwa mereka adalah makhluk yang sangat kompleks, [tetapi] juga seksi. Itulah mengapa mereka mewakili Aaliyah dengan cukup baik."[22] Pada akhirnya, foto Watson yang menangkap Aaliyah berpose secara langsung di depan kamera dipilih oleh pendesain sampul Warren Fu untuk menjadi sampul depannya, dengan Watson kemudian menjelaskan bahwa foto tersebut menunjukkan suatu "komposisi simetris ... dengan rupa kepercayaan diri dan kedewasaan".[note 1] Mengenai album tersebut, Aaliyah menyebutnya sebagai "cerminan yang baik dari [dirinya] dan orang seperti apa ia hari ini", berkata dalam sebuah wawancara bersama majalah Jet, "Saya sekarang adalah seorang dewasa muda, dan saya pikir album ini menunjukkan pertumbuhan saya secara vokal."[24]

Musik dan lirik

Lagu-lagu pop adalah perjuangan, sadar atau tidak, antara gairah sang artis untuk melakukan hal mereka dan keinginan audiens untuk kepuasaan yang familier. Berapa getaran bergaya sebelum korus besar? Berapa individual versus berapa daya tarik massa? Menarik ketika kau bisa mendengar perjuangannya—drama dari seduksi, dari apakah kau akan memberikan dirimu kepada para pendengar, dan apa yang terjadi selanjutnya. Itulah drama yang terus Aaliyah mainkan dalam album ketiganya.

— Joshua Clover, Spin, 2001[25]

Sebuah album R&B dan neo soul,[26] Aaliyah menampilkan lagu-lagu funk bertempo sedang,[27] trek bertempo cepat dengan tekstur hip hop,[28] dan slow jam dengan pengaruh soul yang lebih kuno.[29] Selain bunyi urban kontemporer, musiknya berisi pengaruh musik Timur Tengah,[30] rok alternatif yang senyap,[31] dan—terutama untuk lagu-lagu Timbaland dalam album ini—timbre Latin.[32] "Never No More" memadukan baik bunyi soul kuno maupun hip hop modern dengan aransemen senar oleh Bud'da,[19][33] sementara "Read Between the Lines" adalah sebuah samba ritmis digital dengan perkusi Latin.[19][34] Produksi Aaliyah menampilkan melodi penyintesis,[35] Syndrum antik, gitar terdistorsi,[20] aransemen stakato, dan vokal termanipulasi yang berlapis.[29] John Mulvey dari NME merasa bunyinya subtil tanpa "bombas dan histrionik",[36] sementara Alex Needham dari majalah yang sama menyamakan produksi frekuensi tinggi di dalamnya dengan dub reggae dan musik dansa yang gelap nan luas karya Dr. Dre serta Massive Attack.[20] Menurut opini Stephen Thomas Erlewine dari AllMusic, album ini berbeda dengan kecondongan soul kuno dari Macy Gray dan Jill Scott, karena musiknya terdengar inkonvensional sekaligus modern, "menghasilkan serangkaian bunyi, gaya, dan emosi pan-kultural".[37]

Ketukan Aaliyah diproduksi dengan cara yang membuatnya terdengar terpotong,[38] menunjukkan tekstur tekno dan elektro.[29] Lagu-lagu seperti "Loose Rap", "Extra Smooth", dan "What If" menampilkan struktur lagu inkonvensional, bereksperimen dengan resolusi.[25] "I Can Be" dan "What If" berisi elemen 2-step dan rok,[34] dengan "What If" menarik pengaruh tekno Detroit dan industrial rock.[29] Dalam "More Than a Woman" yang berisi pengaruh musik klub,[39] harmoni vokal Aaliyah timbal balik dengan kunci minor senar dan bunyi gitar,[1] sementara "Loose Rap" menampilkan suara bawah air, elektronika sederhana bergaya the Neptunes, dan vokal lembut nan harmonis menegaskan "ini bukan hanya rhythm and blues".[33] Ernest Hardy dari Rolling Stone membandingkan eksperimen album ini dengan bunyi dari Stankonia (2000) karya Outkast, Lover's Rock (2000) karya Sade, dan Miss E... So Addictive (2001) karya Elliott.[29] Menurut Sal Cinquemani dari Slant Magazine, "seperti So Addictive karya Elliott yang membengkokkan genre, Aaliyah menghubungkan hip-hop dengan elektronika".[33]

Lirik dalam Aaliyah menjelajahi kerumitan percintaan dan tahapan dalam hubungan, seperti ketertarikan yang remeh, isu menjelang akhir suatu hubungan, dan patah hati.[35] Humor rendah hati nan subtil serta efek suara yang jenaka, seperti manipulasi vokal komikal, menyelingi tema patah hati dan erotisisme.[29] Menurut Justin Hartung dari Citysearch, rekaman ini "mengubah kebingungan awal kedewasaan menjadi kebebasan yang menggembirakan".[40] Bob Waliszewski dari Plugged In mengobservasi lagu-lagu bertema pemberdayaan perempuan yang menunjukkan "hormat diri yang sehat" oleh Aaliyah, yang "tidak tahan dengan para brengsek tak setia ('U Got Nerve'), permainan pikiran ('I Refuse'), para pria narsistik ('Extra Smooth'), gosip dan kecemburuan ('Loose Rap'), atau kekerasan fisik ('Never No More')".[41] "Extra Smooth", yang berisi perubahan kunci dan pengaruh drum and bass,[29][33] membicarakan percintaan antusias dan terinspirasi oleh sebuah percakapan antara Aaliyah dan Static tentang bagaimana pria mencoba untuk berlaku licin,[19][33] sementara "Loose Rap" dinamai menurut frasa slang dengan nama yang sama dan menolak pengagum romantis yang menggunakan gombalan-gombalan basi.[19][42] "Those Were the Days" dengan tenang menyingkirkan seorang kekasih pria,[43] sementara "What If" dengan amarah mengancam seorang pasangan tak setia dan para pria yang berlaku serupa.[41] Dalam "I Care 4 U", sang narator mencoba untuk menghibur seorang teman yang patah hati, tetapi mendapati dirinya sendiri gelisah sebab perasaan tak berbalas yang ia simpan untuk sang teman.[44]

Sepanjang album ini, vokal Aaliyah dinyanyikan dengan gaya sopran yang tertahan.[45][46] Hyun Kim dari Vibe berargumen bahwa lagu-lagu di dalamnya menarik fokus untuk penampilannya lebih dari rekaman-rekaman sang penyanyi sebelumnya, "mengedepankan pembawaannya alih-alih memendamnya di balik produksi berlapis".[4] "Rock the Boat" dinyanyikan dengan terengah-engah oleh Aaliyah,[29] yang menginstruksikan sang kekasih untuk memuaskannya secara seksual dan menyamakan mabuk erotisnya dengan mabuk narkoba.[41] Balada-balada seperti "I Care 4 U", "Never No More", dan "I Refuse" dibawakan dengan lebih emotif, mengekspresikan kualitas melankolis dan rasa sakit.[29] Dalam "I Can Be", Aaliyah bernyanyi dari sudut pandang wanita simpanan yang ingin menjadi kekasih utama seorang pria berzina.[18] Alex Macpherson dari The Guardian menulis bahwa penampilan Aaliyah yang "kosong nan lasa" dalam lagu tersebut "membuat menjadi sang wanita lain terlihat seperti bentuk penyembuhan diri yang masokis secara emosional".[44] Penulis biografi Christopher John Farley mengatakan bahwa sang penyanyi "memerinci sebuah lagu dengan emosional" tak seperti album-albumnya dahulu dan bahwa "suara lembutnya kini tampak seperti sesuatu yang alami, bagai angin ramah bertiup melewati ranting pohon besar".[47] Menurut Joshua Clover dari Spin, Aaliyah mendorong not musik "menjadi arsitektur goyah dari sudut-sudut sinkopasi" dalam lagu-lagu yang lebih "menentang bentuk". Secara keseluruhan, ia "membuat soniknya bercerita, menciptakan makna di luar liriknya, [dan] kenikmatan melebihi hook-nya".[25]

Pemasaran dan penjualan

Logo merah dari kampanye pemasaran 2001 untuk Aaliyah.

Aaliyah awalnya dirilis oleh Blackground dan Virgin di Jepang pada 7 Juli 2001 sebelum perilisannya di Britania Raya pada 16 Juli dan Amerika Serikat pada 17 Juli.[48] Di AS, album ini debut di nomor dua Billboard 200 dengan 187.000 kopi terjual, di bawah Songs in A Minor milik Alicia Keys. Walaupun ini merupakan minggu penjualan terbaik dalam karier Aaliyah,[3] penjualan albumnya menurun sepanjang dua bulan selanjutnya.[49] Sang penyanyi berencana untuk mengadakan tur konser terbesar dalam kariernya untuk mendukung album tersebut,[50] sementara Blackground dan Virgin menginginkan sebuah singel dengan penempatan tinggi di tangga lagu untuk meningkatkan penjualannya.[51] "We Need a Resolution" telah dirilis sebagai singel utama albumnya pada 13 April,[52] tetapi gagal menerima putaran radio yang signifikan dan hanya mencapai nomor 59 di Billboard Hot 100.[51]

Pada Agustus 2001, Aaliyah merekam sebuah video musik untuk "More Than a Woman" di Los Angeles dan kemudian bepergian menuju Bahama untuk perekaman video "Rock the Boat".[53] Namun, setelah rampung, ia dan sejumlah anggota kru yang tengah berada dalam perjalanan kembali ke AS wafat dalam sebuah kecelakaan pesawat pada 25 Agustus.[2] Para eksekutif Blackground meragu mengenai apakah mereka akan merilis singel dan video selanjutnya untuk album ini.[54] Aaliyah telah menjual lebih dari 447.000 salinan pada saat itu.[55]

Penjualan album ini meningkat drastis pasca kematian Aaliyah.[49] Berita mengenai wafatnya dilaporkan pada hari terakhir minggu pelacakan penjualan Nielsen SoundScan, ketika Aaliyah menjual 62.000 salinan, naik 41,5 persen dari minggu sebelumnya.[56] Pada pekan selanjutnya, album ini menjual 305.000 kopi dan melonjak dari nomor 19 menuju posisi pertama Billboard 200 dengan minggu penjualan tertinggi untuk rekaman tersebut. Ini merupakan album satu-satunya Aaliyah untuk memuncaki sebuah tangga album Billboard, dan menandai kali pertama seorang artis rekaman menanjak menuju nomor satu secara anumerta sejak John Lennon pada tahun 1980 dengan albumnya, Double Fantasy.[57] Sejak 19 September, Aaliyah telah menjual lebih dari satu juta salinan.[58] Pada bulan November, "Rock the Boat" mencapai nomor dua di tangga lagu R&B/hip-hop AS setelah dirilis sebagai sebuah singel pada 21 Agustus.[59][60] Aaliyah telah menjual 2.6 juta kopi sejak Desember 2009.[61]

Blackground, yang telah memutus kemitraannya dengan Virgin pada November 2001, bermaksud untuk mengirimkan video "More Than a Woman" (dirilis pada 4 September) menuju toko-toko lokal, tetapi ini mengharuskan kedua label untuk bekerja sama. Blackground selanjutnya berpindah menuju Universal Records, dan videonya tayang perdana di Eropa.[62] Di Inggris, "More Than a Woman" dirilis sebagai sebuah singel pada 7 Januari 2002,[63] dan debut di puncak tangga singel negara tersebut.[64] Dua minggu setelah lagu tersebut mencapai nomor satu, album induknya melonjak 17 posisi menuju nomor lima tangga album Inggris pada 27 Januari.[65] Menurut Official Charts Company, album ini telah menjual 303.000 eksemplar di negara tersebut sejak tahun 2020.[66] Aaliyah juga meraih sepuluh besar di tangga album Belanda,[67] Jerman,[68] dan Prancis,[69] memuncak di nomor sembilan. Menurut Federasi Industri Fonografi Internasional (IFPI), rekaman ini adalah album terlaris ke-34 di seluruh dunia pada tahun 2001.[70] Pada Agustus 2012, NME melaporkan bahwa album tersebut telah menjual 13 juta salinan di seluruh dunia.[71]

Penerimaan kritis

Penilaian profesional kontemporer
Nilai agregat
SumberPenilaian
Metacritic76/100[72]
Skor ulasan
SumberNilai
AllMusic [note 2]
Entertainment WeeklyB+[28]
The Guardian [73]
Los Angeles Times [74]
The New Zealand Herald [75]
NME7/10[36]
Q [76]
Rolling Stone [29]
Slant Magazine [33]
Spin8/10[25]

Aaliyah disambut dengan ulasan-ulasan positif dari kebanyakan kritikus.[2] Di Metacritic, yang menetapkan rata-rata tertimbang dari 100 berdasarkan ulasan para publikasi profesional, album ini menerima skor sebesar 76 berdasarkan 14 ulasan.[72] Menurut Rawiya Kameir dari Pitchfork, para pengulas memuji sang penyanyi untuk menyimpang dari kualitas pop kontemporer "berlumur permen" dan memilih pendekatan yang menyeimbangkan pop, R&B, dan hip hop dengan sempurna.[77] Rashaun Hall dari Billboard merasa bahwa Aaliyah mengambil pendekatan berbeda dibandingkan dengan para penyanyi pop/R&B sejawatnya, yang mengeluarkan "album-album lalai dari tahun ke tahun". Ia menganggap album ini sebagai sebuah "set keberagaman sonik yang setiap lagunya memiliki emosinya tersendiri".[78]

Mengulas untuk The Guardian pada Juli 2001, Michael Odell menyebut Aaliyah sebagai perpaduan sempurna antara pop dan R&B, menjadi "brosur untuk keadaan fasilitas produksi R&B terkini" sekaligus memamerkan vokal sang penyanyi. Ia merasa tekstur musiknya "gemerlap", dan meyakini bahwa karakteristik istimewanya ialah "perombakan kanon [R&B] yang ceria nan percaya diri".[73] Untuk Chicago Tribune, Brad Cawn menulis bahwa Aaliyah menunjukkan keanggunan Sade dan keberanian Elliott dengan neo soul mutakhir yang "membagi rata sikap, harmoni, dan seluruh kesempurnaan musik urban",[79] sementara Russell Baillie dari The New Zealand Herald menganggap musiknya sebagai pop dansa inovatif dalam rekaman yang ia sebut sebagai "kohesif, rinci, dan begitu menarik".[75] Simon Prince, menulis untuk The Independent, mengutip albumnya sebagai "bukti lebih lanjut bahwa pop kulit hitam adalah avant-garde".[80] Dalam sebuah ulasan The A.V. Club, Nathan Rabin berargumen bahwa album ini mendirikan Aaliyah sebagai seorang artis signifikan yang tak tersamarkan oleh kolaboratornya,[35] sementara Hardy dari Rolling Stone menyebutnya sebuah "deklarasi ketangguhan dan kemandirian yang hampir sempurna" yang berisi Aaliyah menjelajahi "fantasi dan kekuatannya". Menulis untuk Spin, Clover memandang rekaman ini sebagai rekaman sang penyanyi yang terintens, mengatakan bahwa ia membuat "seni" dari "kemahiran formal" Timbaland dan Static dengan "memberikan kegentingan dan kerumitan emosional pada skema bunyinya".[25]

Sejumlah pengulas lebih terbatas dalam pujian mereka. Mulvey menganggap Aaliyah "anggun" dan "memuaskan walau tak luar biasa" dalam ulasannya untuk NME. Meski ia mengatakan bahwa album ini ditebus oleh penulisan lagu Static yang konsisten.[36] Layaknya Mulvey, Q berkomentar bahwa musiknya layak, namun tak begitu inovatif, dengan beberapa lagu filler.[76] Untuk Entertainment Weekly, Craig Seymour menulis bahwa terdapat sejumlah lagu yang menjauh dari kekuatan musikal sang penyanyi, tetapi dalam lagu-lagu lainnya, ia "dengan mahir melukiskan cinta sebagai separuh sensasi mabuk dan separuh teror berdebar".[28] Robert Christgau dalam The Village Voice menamai "We Need a Resolution" dan "U Got Nerve" sebagai sorotan dari albumnya, dan menyebut Aaliyah seorang "budak untuk ketukannya, budak yang bangga".[81] E! Online merasa bahwa walaupun album ini tak "sesegera sejumlah karya arus utamanya dahulu", sang penyanyi "mendorong batasan suara dan usianya". Publikasi tersebut menyimpulkan bahwa Aaliyah "secara perlahan membangun jalurnya melalui R&B, hip-hop, dan bahkan sedikit ketukan tekno".[82] Meskipun Luke McManus dari RTÉ merasa albumnya terlalu panjang, ia memujinya sebagai "album R'n'B terhalus dan paling menggoda tahun [itu], dengan lirik yang tegas nan terus terang".[83] Connie Johnson dari Los Angeles Times lebih kritis, mendapati produksinya datar dan liriknya dangkal tanpa "ilham personal yang memberikan musik sejumlah kesegeraan" akibat kurangnya keterlibatan Aaliyah dalam penulisannya.[74]

Aaliyah dinamai sebagai album terbaik tahun 2001 oleh Slant Magazine dan salah satu dari sepuluh rekaman terbaik tahun itu oleh The Atlanta Journal-Constitution dan Time.[31][84][85] NME menempatkannya di nomor 39 dalam daftar akhir tahun mereka.[86] Album tersebut finis di posisi ke-73 Pazz & Jop tahun itu, sebuah jajak pendapat kritikus Amerika yang diterbitkan oleh The Village Voice. Christgau, pembuat dan penyelia Pazz & Jop, mengatakan dalam esai pengiringnya bahwa Aaliyah telah "mengembangkan bahan yang tak terbantahkan" dalam "album yang baik".[87] Rekaman ini juga menduduki posisi ke-37 pada jajak pendapat tahunan majalah musik Jerman Spex.[88] Untuk album ini, Aaliyah secara anumerta dianugerahkan sebuah Penghargaan Gambar NAACP untuk Artis Wanita Menakjubkan.[89] Di Penghargaan Musik Amerika 2002, album ini memenangkan Album Soul/R&B Favorit.[90] Pada tahun 2002, Aaliyah menerima nominasi untuk Album R&B Terbaik di Penghargaan Grammy ke-44, dan "Rock the Boat" dinominasikan untuk Penampilan Vokal R&B Wanita Terbaik;[91][92] "More Than a Woman" turut menerima nominasi untuk kategori yang sama pada tahun 2003.[93]

Dampak dan peninggalan

Penilaian profesional retrospeksi
Skor ulasan
SumberNilai
AllMusic [note 2]
The Encyclopedia of Popular Music [94]
The Great Rock Discography7/10[95]
The New Rolling Stone Album Guide [96]
Pitchfork9,3/10[77]

Selain karier film Aaliyah yang berkembang pesat, album ini turut berandil dalam kesuksesan arus utama 2001 sang penyanyi.[97] Dalam sebuah biografi untuk AllMusic, Steve Huey menyebutnya sebagai rekaman Aaliyah yang paling cakap, mengatakan bahwa album tersebut "menyelesaikan perombakan citra sang penyanyi menjadi dewasa yang sensual nan sensitif".[2] Daryl Easlea dari BBC Music merasa bahwa album ini menjadikan kedua album Aaliyah sebelumnya tampak seperti "latihan juvenil".[30] Menurut jurnalis PopMatters Quentin B. Huff, sang penyanyi belum pernah menggunakan vokalnya untuk melengkapi produksi inovatif musiknya dengan seberagam, sepercaya diri, dan seberhasil dalam Aaliyah, yang sang jurnalis katakan dikenal sebagai "Album Merah" karena sampulnya. Huff meyakini bahwa rekaman ini menunjukkan hubungan yang berkembang antara sang penyanyi dengan para kolaboratornya, selagi menolak keraguan mengenai bagaimana ia akan terus merekam musik sementara memperluas profilnya.[98] Dalam The New Rolling Stone Album Guide (2004), Keith Harris menulis bahwa Aaliyah "telah tumbuh dari boneka studio menjadi seorang arketipe R&B yang tangguh—seorang Ronnie Spector yang lebih sadar diri pada masa yang membutuhkan lebih banyak kesadaran diri dari para dewasa muda".[32]

Kemunculan kembali Aaliyah dengan album ini pada pertengahan tahun 2001 bertepatan dengan periode puncak aktivitas R&B kontemporer dan kepopuleran neo soul.[99][30] Menurut Erlewine, Aaliyah adalah "salah satu rekaman urban soul yang terkuat pada masanya",[37] sementara The Guardian menyebutnya sebagai puncak era keemasan R&B pada pergantian abad.[38] Alexis Petridis, kritikus utama surat kabar tersebut, meyakini bahwa Aaliyah merekam albumnya yang paling menarik pada tahun ketika R&B dan hip hop menampilkan kreativitas terbesar dalam musik populer.[100] Pada tahun 2005, Aaliyah didaftar di nomor 66 dalam 100 album "terkeren" di dunia versi majalah GQ,[101] sementara Stylus Magazine menempatkannya di posisi ke-47 dalam daftar mereka untuk album terbaik tahun 2000 hingga 2005.[102] Setahun setelahnya, album ini dinamai sebagai salah satu dari 150 album esensial dari "era Vibe" oleh majalah dengan nama yang sama,[46] dan pada akhir dekade tersebut, menempati nomor 72 dalam daftar Slant Magazine untuk album terbaik masa 2000-an.[103] Menulis untuk daftar Vibe, Jon Caramanica meyakini bahwa Aaliyah "mungkin adalah album soul terbaik dari milenium muda" yang "mendefinisikan ulang kategorinya" dengan musik yang "tegas konstruksinya, [dan] indah pengonsepannya".[46] Album tersebut diposisikan di nomor 77 dalam daftar NPR untuk 150 album wanita terbaik, dengan penulis Stacia Irons mengatakan, "Aaliyah menjadi katalis dan jembatan yang menciptakan transisi mulus dari gaya R&B 90-an menuju PBR&B modern".[104]

Aaliyah membantu mendirikan bunyi R&B berbasis "ketukan" sepanjang 2000-an selagi memengaruhi suatu gelombang baru musisi kulit hitam progresif.[1][105] Seperti yang ditulis oleh Micha Frazer-Carroll dari The Independent, artis seperti Destiny's Child, Ashanti, Amerie, dan Cassie memanfaatkan kesuksesan "bunyi istimewa" dari album ini, sementara "penyusunan vokal terpotong" Aaliyah mendirikan sebuah arketipe untuk sang "penyanyi R&B lebih tenang" yang akan memengaruhi vokalis seperti Ciara dan Rihanna.[1] Kesuksesan Timbaland dengan penyanyi terpengaruh R&B seperti Justin Timberlake dan Nelly Furtado selama dekade tersebut kemudian dikaitkan oleh Rebecca Nicholson dari The Guardian dengan pengalamannya memproduksi Aaliyah, menulis bahwa sang produser "belum kunjung menciptakan karya yang secara sonik seindah album tersebut".[106] Jurnalis Q Eve Barlow pada tahun 2011 mengatakan bahwa album ini telah "membuat cetak biru yang bisa terdengar dalam musik pop hari ini" dengan penyanyi R&B seperti Beyoncé dan The Weeknd, serta grup musik pop indi The xx.[107] Menurut Kameir, karakteristik harmoni beberapa bagian dalam album ini memengaruhi musik Solange Knowles.[77]

Timbaland (kanan), salah satu produser album ini, pada tahun 2012.

Sesi perekaman Aaliyah menghasilkan berbagai lagu tak terpakai yang secara anumerta diarsipkan oleh Blackground dan kebanyakan dibiarkan tak dirilis akibat konflik internal antara labelnya, keluarga Aaliyah, dan para produser. Enam dari rekaman ini dirilis pada tahun 2002 dalam album kompilasi I Care 4 U.[97] Kemerosotan Blackground dan pengelolaan katalog sang penyanyi yang buruk menyebabkan ketidaktersediaan album ini di layanan streaming sepanjang dekade selanjutnya, dengan Kameir mengatakan pada tahun 2019, "bertentangan dengan signifikansinya, warisan Aaliyah kini terkikis".[77] Pada tahun yang sama, The Guardian mendaftarnya di nomor 28 dalam daftar 100 album terbaik dari abad ke-21, menjadi satu-satunya album dalam daftar tersebut yang tak tersedia di layanan streaming. Editor musik surat kabar tersebut, Ben Beaumont-Thomas, menulis dalam sebuah komentar pengiring: "Album ini dipuji untuk tiga mahakarya yang Aaliyah ciptakan bersama Timbaland—'Try Again', 'More Than a Woman', dan 'We Need a Resolution'—yang menunjukkan kedengkian berbelit dalam suaranya, tetapi juga terdapat lagu-lagu kuno yang kuat dan balada yang senyap. Para bintang kecil R&B menyelaraskan suara mereka dengan ketukannya—kegeniusan Aaliyah, secara tragis terpotong saat ia tewas pada sebuah kecelakaan pesawat, menyelinap melaluinya dengan nalar ritme yang hampir Latin."[108]

Pada Agustus 2021, dilaporkan bahwa album ini serta karya Aaliyah lainnya untuk Blackground (sejak saat itu dirombak menjadi Blackground Records 2.0) akan dirilis ulang dalam format fisik, digital, dan streaming dalam sebuah persetujuan antara label rekaman tersebut dan Empire Distribution.[109] Namun, pihak Aaliyah menerbitkan sebuah pernyataan merespons pengumuman Blackground 2.0, mencela "usaha amoral untuk merilis musik Aaliyah tanpa transparansi maupun akuntansi penuh untuk pihak" sang penyanyi.[110] Pada 10 September, Aaliyah hadir di layanan streaming dan unduhan musik untuk yang pertama kali melalui Blackground dan Empire.[111]

Daftar lagu

Aaliyah edisi standar
No.JudulLirikMusikProduserDurasi
1."We Need a Resolution" (menampilkan Timbaland)Stephen GarrettTimothy MosleyTimbaland4:02
2."Loose Rap" (menampilkan Static)Garrett
  • Eric Seats
  • Rapture Stewart
  • Seats
  • Rapture
3:50
3."Rock the Boat"Garrett
  • Seats
  • Stewart
  • Seats
  • Rapture
4:34
4."More Than a Woman"GarrettMosleyTimbaland3:49
5."Never No More"GarrettStephen AndersonBud'da3:56
6."I Care 4 U"Melissa Elliott
  • Mosley
  • Carl Hampton
  • Homer Banks
Timbaland4:33
7."Extra Smooth"Garrett
  • Seats
  • Stewart
  • Seats
  • Rapture
3:55
8."Read Between the Lines"GarrettAndersonBud'da4:20
9."U Got Nerve"Benjamin Bush
  • Seats
  • Stewart
  • Seats
  • Rapture
3:43
10."I Refuse"GarrettJeffrey WalkerJ. Dub5:57
11."It's Whatever"Garrett
  • Seats
  • Stewart
  • Seats
  • Rapture
4:08
12."I Can Be"Durrell BabbsAndersonBud'da2:59
13."Those Were the Days"Garrett
  • Seats
  • Stewart
  • Seats
  • Rapture
3:24
14."What If"BabbsWalkerJ. Dub4:24
Durasi total:57:37
Lagu tersembunyi edisi AS dan Kanada
No.JudulLirikMusikProduserDurasi
15."Messed Up"Bush
  • Seats
  • Stewart
  • Seats
  • Rapture
3:34
Durasi total:61:10
Lagu bonus edisi Eropa, Jepang, dan digital 2021
No.JudulLirikMusikProduserDurasi
15."Try Again"GarrettMosleyTimbaland4:43
Durasi total:62:19
Lagu bonus edisi digital internasional
No.JudulLirikMusikProduserDurasi
15."Try Again"GarrettMosleyTimbaland4:45
16."Miss You"Johntá AustinTeddy BishopBishop4:06
17."Don't Know What to Tell Ya"GarrettMosleyTimbaland5:02
18."Erica Kane"Garrett
  • Seats
  • Stewart
  • Seats
  • Rapture
4:36
Durasi total:76:05

Personel

  • Aaliyah – vokal, produser eksekutif
  • Timbaland – produksi (1, 4, 6), vokal (1), pencampuran (1, 4)
  • Static – penulisan lagu (1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13), vokal (2)
  • Rapture – produksi, instrumentasi (2, 3, 7, 9, 11, 13)
  • Eric Beats – produksi, instrumentasi (2, 3, 7, 9, 11, 13)
  • Bud'da – produksi, pencampuran (5, 8, 12)
  • J. Dub – produksi, instrumentasi, pemrograman (10, 14)
  • Tank – penulisan lagu (12, 14)
  • Missy "Misdemeanor" Elliott – penulisan lagu (6)
  • Digital Black – penulisan lagu (9)
  • Renzo Pryor – kibor (5)
  • The Black Orchestra – senar (5)
  • Ron Blake – tanduk (8)
  • Sean Cruse – gitar (12)
  • Jimmy Douglas – perekaman, pencampuran (1, 4, 6)
  • Acar Keys – perekaman (2, 3, 7, 11, 13)
  • Michael Conrader – perekaman (5, 8, 9)
  • Scott Wolfe – perekaman, pencampuran (10, 14)
  • Ben Garrison – pencampuran (2, 3, 7, 8, 9, 11)
  • Richard "Segal" Huredia – pencampuran (5, 12)
  • Dino "The Cut" Johnson – pencampuran (13)
  • Chandler Bridges – asistensi perekayasaan (2, 3, 9)
  • Roberto "Gary" Walker – asistensi perekayasaan (2)
  • Steve Penny – asistensi perekayasaan (4)
  • Michael Zainer – asistensi perekayasaan (4)
  • Michelle Lynn-Forbes – asistensi perekayasaan (5, 12)
  • Jonathan Adler – asistensi perekayasaan (7, 8)
  • Pat Sajack – asistensi perekayasaan (10, 14)
  • Timmy Olmstead – asistensi perekayasaan (11)
  • Bernie Grundman – mastering
  • Barry Hankerson – produser eksekutif
  • Jomo Hankerson – produser eksekutif
  • Heather Wesley – supervisor proyek
  • Warren Fu – pengarahan seni
  • David LaChapelle – fotografi
  • Albert Watson – fotografi
  • Jonathan Mannion – fotografi
  • Jeff Dunas – fotografi

Tangga album

Tangga album akhir tahun

Performa tangga album akhir tahun 2001 untuk Aaliyah
Tangga album (2001)Posisi
puncak
Tangga Album AS (Billboard)[130]51
Tangga Album Belanda (Dutch Charts)[131]94
Tangga Album Belgia (Ultratop Wallonia)[132]100
Tangga Album Jerman (GfK Entertainment)[133]77
Tangga Album Kanada (Jam!)[134]77
Tangga Album Prancis (SNEP)[135]76
Tangga Album Swiss (GfK Entertainment)[136]86
Performa tangga album akhir tahun 2002 untuk Aaliyah
Tangga album (2002)Posisi
puncak
Tangga Album AS (Billboard)[137]69
Tangga Album R&B Kanada (Jam!)[138]44
Tangga Album Britania Raya (OCC)[139]98

Tangga album akhir dekade

Performa tangga album akhir dekade 2000-an untuk Aaliyah
Tangga album (2000–2009)Posisi
puncak
Tangga Album AS (Billboard)[140]181

Sertifikasi

Sertifikasi untuk Aaliyah
WilayahSertifikasiUnit tersertifikasi/penjualan
Amerika Serikat (RIAA)[141]2× Platina2.000.000^
Australia (ARIA)[142]Emas35.000^
Belanda (NVPI)[143]Emas40.000^
Britania Raya (BPI)[144]Platina300.000^
Jepang (RIAJ)[145]Emas100.000^
Jerman (BVMI)[146]Emas150.000^
Kanada (Music Canada)[147]Platina100.000^
Prancis (SNEP)[148]Emas100.000*
Swiss (IFPI Swiss)[149]Emas20.000^
* Jumlah penjualan berdasarkan sertifikasinya.
^ Jumlah pengiriman berdasarkan sertifikasinya.

Riwayat perilisan

Tangga perilisan untuk Aaliyah
WilayahTanggalLabelRef.
Jepang7 Juli 2001
  • Blackground
  • Virgin
[48]
Britania Raya16 Juli 2001
Amerika Serikat17 Juli 2001

Catatan kaki

Referensi

Daftar pustaka

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar